10. miss you

5.6K 881 95
                                    

Selepas terjadinya adegan menegangkan untuk Haechan di ruang musik tadi, Renjun langsung diboyong Haechan menuju cafetaria sekolahan. Haechan harus menggali dalam-dalam perihal Jeno si "anak beasiswa" yang ternyata adalah adik kandung kekasihnya.

"Ren."

"Hm."

Haechan mendengus. Renjun masih saja asyik dengan salad to much mayonnaise miliknya, menghiraukan Haechan yang saat ini sudah seperti uget-uget di kursinya.

"Njuuuuun."

"Apa?" Nah akhirnya Renjun menatapnya juga.

"Sejak kapan lo tau kalau Jeno adiknya Kak Mark? Kok kayaknya lo lebih tau daripada gue yang notabenenya pacar Kak Mark?" Haechan menatap Renjun penuh selidik. Bukan apa-apa, ia hanya takut Renjun menikungnya.

Renjun menghela nafasnya.

"Tapi janji mulai sekarang lo jangan lagi ngerendahin anak beasiswa?"

Haechan mendengus dan menganggukkan kepalanya dengan kaku.

"Lo inget nggak yang gue kemarin nyuruh Jeno nunggu di parkiran sekolah?"

"Inget."

"Nah pas gue nyamperin si Jeno buat ngasih payung yang dia pinjemin buat gue, Pak Moon nelpon gue katanya guru les privat di Panti kecelakaan."

"Trus?"

"Nah, gue sih sebenernya bisa aja nyari orang buat jadi guru sementara di Panti. Tapi pas udah selesai telponan si Jeno kayaknya tau kalau gue lagi bete. Trus dia nanya ada apa. Ya udah gue kasih tau dia kalau semisal guru les privat anak-anak Panti kecelakaan dan harus bedrest."

"Trus trus?"

"Gue takut kalau misalkan nggak bisa nyari orang dalam waktu dekat ini, karena anak-anak seminggu lagi udah ujian. Eh si Jeno dengan entengnya bilang kalau dia mau jadi guru sementara. Gue tanya apa dia serius dan dia langsung jawab iya tanpa keraguan."

"Trus????"

"Nabrak."

"Asem lo Njun."

"Ya abisnya."

"Lanjut deh."

"Nah, besoknya gue jemput Jeno ke rumahnya. Gue awalnya biasa aja. Eh pas Mamanya si Jeno keluar dari dapur, Mark juga keluar dan bikin gue ngakak tanpa sadar karena mikirin reaksi lo bakal kayak gimana." Renjun sengaja tidak menceritakan tentang Irene yang menguyel-uyel pipi nya kemarin. Dia malu.

"Bisa-bisanya ya gue nggak tau, padahal udah sering main kesana." Haechan menghela nafas.

Renjun melihat raut wajah Haechan yang murung. Ia menepuk pundak Haechan pelan.

"Udah lah, yang penting sekarang lo udah tau kan?"

Haechan mengangguk dengan lemas.

Dia masih tidak menyangka dengan apa yang sudah terjadi hari ini.

Dia masih tidak menyangka dengan apa yang sudah terjadi hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Distance [JenoxRenjun] ✔Where stories live. Discover now