SRSS | Wawancara

875 92 10
                                    

"Menurutmu apa yang aku pikirkan ketika kamu berbicara dengan penuh kebijakan layaknya tahu segalanya? Muak dan rasanya mau muntah."

***

Seokjin mendatangi Sandeul yang sedang berbicara serius dengan Chanyeol. Dia merasa lega melihat keduanya yang kembali akur, mungkin hal ini bisa menjadi hadiah terindah baginya ketika bangun nanti. Langkahnya terhenti saat mendengar ucapan Chanyeol.

"Yura menghubungiku, dia khawatir setelah mendengar kabar kalau Seokjin di rawat di rumah sakit," kata Chanyeol yang mendapat helaan nafas dari Sandeul.

"Lalu? Kau bilang apa padanya?" tanya Sandeul terlihat tidak antusias sama sekali.

"Aku bilang jangan datang ke Korea, setelah itu aku langsung matikan. Rasanya tidak nyaman mendengar suaranya," jawab Chanyeol sembari menunduk.

"Ayo lanjutkan, aku ingin tahu semuanya," desak Seokjin percuma toh keduanya tidak akan mendengar ucapannya.

"Tidak nyaman? Chanyeol, Chanyeol kau tahu tidak kenapa merasa tidak nyaman?" tanya Sandeul namun Chanyeol hanya diam masih dengan posisi menunduk.

"Seharusnya kau minta maaf, gara-gara hasutan tak berdasarmu itu mereka putus. Kau menyakiti Yura padahal selama ini Yura baik padamu berbeda sekali saat Sowon menjadi pacar Seokjin, kau tidak protes. Ah atau jangan-jangan selama ini kau baik ke Sowon untuk menebus rasa bersalahmu pada Yura? Tetapi Yeol yang kau sakiti itu Yura bukan Sowon, sadarlah!" seru Sandeul panjang lebar, Seokjin hapal sekali Sandeul bukanlah orang pintar memahami situasi atau selama ini Sandeul hanya pura-pura tidak tahu?

"Hei Sandeul, mereka putus bukan karena aku. Seokjin yang menginginkannya kan? Coba kau pikirkan kalau dia sangat mencintai Yura dia tidak akan terhasut begitu mudahnya. Ia justru menanyakan apakah hal itu benar, tetapi kau lihat dia justru langsung meminta putus," kata Chanyeol tidak setuju dengan seruan Sandeul sebelumnya.

"Moonbyul juga mengatakan hal yang sama kemarin, ck mungkin saat itu aku masih bocah jadi bertindak gegabah," monolog Seokjin masih setia berdiri di tengah keduanya.

"Lalu kenapa kau merasa tidak nyaman? Jangan bertele-tele," kesal Sandeul.

"Arghh entahlah. Aku bicara denganmu karena aku pikir kau bisa memahaminya," ucapnya sembari mengusak surainya.

"Jangan bilang kalau kau menyimpan rasa kepadanya?"

==== S ==== R ==== S ==== S

Ken menatap kameranya dengan teliti, di depan sana ada Moonbyul dan Myungsoo yang siap di rekam. Setelah mempersiapkan semuanya akhirnya mereka bisa mewawancarai Myungsoo selaku aktor sekaligus mahasiswa itu. Ngomong-ngomong mereka berada di taman rumah sakit, dan dibutuhkan 2 jam untuk mempersiapkan pencahayaan di sana, bahkan Myungsoo sengaja di dandani agar tidak pucat dan memakai kemeja agar tampil rapi.

"1, 2, 3, action!" Setelah aba-aba itu keduanya mulai serius. Dapat Ken lihat keseriusan di mata mereka masing-masing.

"Selamat siang Kim Myungsoo, saya Moon Byulyi yang akan mewawancarai Anda hari ini. Apakah Anda siap saya wawancara?" tanya Moonbyul dengan sopan, tidak lupa ia tersenyum ramah dengan wajah seriusnya itu.

"Tentu saja," jawab Myungsoo disertai senyuman manisnya.

"Kira-kira sebenarnya sudah berapa tahun Anda berkarir di dunia hiburan?"

Spirit Romance, Sixth Sense I & IIOnde histórias criam vida. Descubra agora