SRSS | Di antara (banyak) hati

787 91 28
                                    

"Labil dalam memahami perasaan itu dapat menyakiti hatimu, ah tidak dapat menyakiti hati semua orang, pikirkan itu baik-baik!"

♤♤♤♤

Minhyuk menyodorkan botol minum ke arah Sowon. Kini mereka berada di taman rumah sakit. Ya, Sowon memutuskan untuk menginap lagi di rumah sakit dan itu membuat Minhyuk agak kesal mendengar pernyataan itu.

"Kau tidak ingin istirahat?" tanya Minhyuk setelah selesai meneguk minumannya. Mendengar hal itu Sowon menatap botol minuman dengan senyuman.

"Aku rasa hari ini aku sudah beristirahat dengan cukup. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan kak, tapi aku sadar Seokjin bertahan sampai kini untukku jadi aku tidak ingin meninggalkannya lebih lama lagi," jelas Sowon membuat Minhyuk tersenyum miris.

"Kapan hari jadian kalian?" tanya Minhyuk tiba-tiba.

"Bulan depan, tanggal 11. Aku harap ada keajaiban di hari itu," ujarnya yang kini beralih menatap boneka jerapah biru itu.

"Kau berharap apa pada hari itu?" tanya Minhyuk penasaran.

"Apa lagi? Tentu saja aku berharap Seokjin siuman dan hari itu akan menjadi hari yang membahagiakan bagi kami, ya itu harapanku," jawabnya dengan senyum manis yang terlukis indah di wajah cantiknya.

"Aku juga berharap hari itu adalah hari yang dapat membahagiakan dirimu, nah sekarang ayo ku antar ke ruangan Jin," ucap Minhyuk bangkit dari duduknya, ia melirik ke arah Sowon yang masih betah duduk di sana.

"Tidak perlu, sudah cukup untuk hari ini kak. Mulai sekarang mari kita menjaga jarak," ucap Sowon sembari tersenyum manis.

Deg

Minhyuk terpatung di tempatnya saat gadis itu meninggalkannya sendirian di taman. Bahkan ia tidak membawa boneka yang di berikan Minhyuk siang tadi. Yang bisa di lakukan Minhyuk hanya memandang kepergian gadis tersebut.

"Ya, benar memang seharusnya begini," monolog Minhyuk sembari menyibak poninya.

Di sisi lain, Moonbyul menatap bangunan di depannya dengan sendu. Ia menoleh ke arah Seokjin yang terlihat gembira. Padahal kalau di lihat pun tempat ini tidak menyebarkan kebahagian untuk siapapun. Ya, itu menurut pengertian Moonbyul.

"Kenapa kita ke sini?" tanya Moonbyul penasaran.

"Setelah di pikir-pikir, saat aku bangun nanti tidak ada jaminan aku bisa ingat untuk ke sini. Dan lagi aku akan jadi orang yang berbeda, maka dari itu aku ingin mendatangi mereka sekarang," jelas Seokjin mulai melangkah memasuki rumah sakit jiwa itu. Moonbyul hanya mengekorinya dari belakang. Ngomong-ngomong tempat ini berbeda dengan rumah sakit tempatnya di rawat dulu.

Di koridor banyak sekali orang-orang yang sedang berbicara sendirian, ada yang berkumpul serta para perawat yang memantau mereka dari dekat. Moonbyul memandang Seokjin dari belakang. Arwah itu terlihat memperhatikan semua di sekelilingnya, iya pria itu benar ia akan menjadi orang yang berbeda jika sadar nanti. First Impression mereka saja sudah begitu, membayangkan seorang Seokjin peduli dengan pasien rumah sakit jiwa entah kenapa terdengar mustahil.

"Aku sangat penasaran apa yang terjadi sehingga mereka seperti itu?" tanyanya spontan menoleh ke arah Moonbyul. Dan tentu saja di matanya gadis itu kikuk dan bingung harus membalas apa dan Seokjin sadar akan hal itu.

"Ckck aku bodoh sekali, maaf atas pertanyaan konyol ku," kata Seokjin sembari terkekeh.

"Setahuku, karena adanya riwayat trauma kepala, peristiwa traumatis, stres berlebihan, gangguan anatomi dan fisiologi saraf. Dan kau jangan begitu, karena faktanya aku mantan pasien seperti mereka jadi jangan merasa bersalah," jelas Moonbyul membuat Seokjin menggangguk paham.

Spirit Romance, Sixth Sense I & IIWhere stories live. Discover now