SRSS | 89 hari, Roh Seokjin

782 83 16
                                    

Lee Minhyuk mengabaikan pandangan orang-orang yang tertuju padanya. Bahkan saat mahasiswa dan mahasiswi menyanjung penampilan berbedanya hari ini ia tidak peduli. Pasalnya pertanyaan dari Moonbyul masih tersemat di pikirannya. Siapa yang disukainya? Mendengar pertanyaan itu membuat Minhyuk sendiri bertanya-tanya.

"Kak Minhyuk?" Minhyuk tersadar dari lamunannya, di depannya ada Nayeon yang tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya.

Ckitt

Moonbyul cukup terkejut saat rem mobil Minhyuk di injak mendadak oleh si empu. Mereka saling menatap sesaat sebelum deheman Moonbyul membuat Minhyuk kembali menjalankan mobilnya.

"Jadi? Apa jawabanmu?" tanya Moonbyul lagi tanpa menatap Minhyuk yang sedang berpikir itu.

"Apa itu penting sekarang? Aku sibuk dengan skripsianku," ujar Minhyuk membuat Moonbyul berdecih.

"Kalau begitu berhenti bersikap seolah-olah kau adalah kekasih Nayeon, apa kau tidak sadar sikapmu itu berlebihan kalau suka bilang suka jangan hanya memberi harapan palsu, memuakkan," ujar Moonbyul kembali membuat Minhyuk menghentikan mobilnya.

"Byul? Hubunganku dengannya sama dengan hubungan kau denganku. Kita berteman tidak leb-"

"Lalu saat dia masih berwujud arwah kenapa kau bilang tertarik padanya? Kau senang kan dia hadir dihidupmu sebagai manusia? Lalu tunggu apa lagi, kenapa kau tidak segera memacarinya?" tanya Moonbyul dengan volume suara yang agak tinggi.

"Ada hal yang tidak kau ketahui Byul, intinya jangan pikirkan masalahku!" seru Minhyuk membuat Moonbyul menatap yang lebih tua tidak percaya.

"Hahahaha benar juga, kenapa yah aku selalu memikirkan masalahmu kak? Ya karena aku peduli padamu, orang yang sudah aku anggap keluarga digosipkan dan dihina oleh orang-orang, tentu saja aku selalu kepikiran. Apa kakak tidak menganggapku?" Minhyuk terdiam sembari menatap manik Moonbyul yang berkaca-kaca.

"Kak Minhyuk kenapa melamun?" tanya Nayeon membuat Minhyuk mengerjab, ia kembali menatap sekeliling yang masih fokus memandanginya dengan tatapan kagum.

"Ah maaf, aku sibuk jadi aku duluan yah," cuek Minhyuk meninggalkan Nayeon yang menatap kepergiannya dengan wajah murung.

Orang-orang yang melihat mereka juga berbisik-bisik. Ada yang tertawa meledek Nayeon karena dicuekin oleh Minhyuk tetapi Nayeon tidak peduli dan kembali melangkah.

***

Seokjin menatap raganya dari kaca pintu. Ia belum berani masuk hari ini karena Sowon ternyata bermalam di rumah sakit. Memikirkan hal itu lagi-lagi membuat Seokjin merasa bersalah, ia benar-benar tidak ingin menampakkan dirinya di depan Sowon. Sudah 89 hari ia koma dan semenjak hari meninggalnya Myungsoo, raganya kembali melemah. Ia mengusap wajahnya lelah memikirkan hal tersebut.

Cklek

Seokjin terkesiap saat pintu ruang rawatnya terbuka. Ia melangkah mundur ketika tatapan matanya dan Sowon bertubrukan. Manik cantiknya berkaca-kaca memperlihatkan kerinduannya pada sang kekasih.

"Aku ingin memelukmu kalau aku bisa, maafkan aku," gumam Seokjin kembali mendekat ke arah Sowon yang masih menatap lurus ke arahnya.

Saat Seokjin mendekatkan tangannya, Sowon dengan cepat berlari menjauhinya. Tangannya mengepal, ia sadar diri dengan takdir yang sudah Tuhan berikan padanya. Hanya saja ia tidak ingin membuat Sowon takut saat melihatnya.

"Kau kan tampan, mana mungkin dia takut padamu," kata-kata Moonbyul kembali muncul di pikirannya. Walaupun ucapannya 100% benar tetapi Sowon tetap berlari menjauhinya.

Spirit Romance, Sixth Sense I & IIWhere stories live. Discover now