SRSS | Myosotis, hari yang baru

913 87 9
                                    

Hujan membasahi tanah, terlihat banyak orang berlalu lalang memakai payung. Pakaian mereka berwarna hitam, siap melayat ke tempat penyimpanan abu. Suara tangis pun sampai terendam hujan. Orang-orang merasa iba melihat figur seorang Ibu yang menangisi abu di pelukannya.

Seseorang terpaku di tempatnya enggan untuk melihat lebih dekat. Ia menunduk sembari memegang erat bunga Myosotis. Tepukan di bahunya membuat ia mendongkak dan menatap sendu orang tersebut.

"Sampai kapan kau akan berdiam diri? Cepatlah ke sana!" pintah orang tersebut alias Ken namun yang di suruh tetap bergeming di tempatnya.

"Hahhh terserah kau, aku pergi du-"

Grep

Orang itu, Moonbyul menahan lengan Ken membuatnya kembali menghela nafas. Ia kemudian menarik tangan Moonbyul mendekati orang tua Myungsoo yang masih menangis dan memeluk abu anaknya.

"A-aku turut berduka cita, maafkan aku," ucap Moonbyul setelah meletakkan bunga Myosotis di makam Myungsoo.

"Terimakasih ...," Ibu Myungsoo menatap bunga itu sesaat lalu mengusap surai gadis itu.

"Maafkan dia yah, dia ingin kau selalu bahagia ke depannya. Itu yang dia katakan minggu lalu," ujar Ibu Myungsoo sembari memeluk Moonbyul erat melihat itu Ken hanya menunduk.

"Lihat dia bu, jika aku sudah pergi katakan padanya aku minta maaf dan selalu berbahagia selama hidupnya, ibu mau kan?"

"Apa maksudmu nak? Kau pasti bisa sembuh, kemarin kan ada kemajuan. Ibu juga akan menemuinya setelah selesai bekerja," ujar Ibunya sendu sembari menatap foto yang di pamerkan anaknya.

"Dia akan membawa bunga Myosotis di hari pemakamanku. Aku hanya firasat saja akan pergi nanti," ujar Myungsoo merasa bersalah setelah melihat Ibunya menangis.

"Jangan menangis bi, saya sudah memaafkannya," tenang Moonbyul setelah pelukan itu terlepas. Kemudian ia pamit pergi bersamaan dengan Ken di sampingnya.

Sementara itu, arwah Seokjin terlihat murung hari ini membuat Minhyuk berdecak kesal. Di lihat jam tangannya yang menunjukkan jam sepuluh siang.

"Sampai kapan kau akan seperti itu? Kau sudah mencoba memasuki tubuhmu?" tanya Minhyuk serius.

"Sudah tetapi tetap tidak bisa, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa kemarin seperti itu?" tanya Seokjin entah pada siapa.

"Sepertinya kau hanya di perbolehkan memasuki satu raga saja dan itu adalah aku, terlebih orang yang rasuki sedang sekarat jadi itulah yang terjadi. Kau jangan menyesali apa yang sudah di takdirkan oleh yang di atas, karena itu bukan kehendakmu," jelas Minhyuk panjang lebar yang diangguki Seokjin.

"Apa Moonbyul akan marah padaku?" tanya Seokjin was-was.

"Entahlah, mengharukan sekali kemarin kau juga lihat kan?" tanya Minhyuk balik sembari melirik raut wajah Seokjin yang suram.

"Iya, kenapa tiba-tiba kau membahas hal itu?"

"Pengen saja. Kalau begitu sekarang mari buat hari yang baru. Jangan bersedih begitu kau akan membuat Moonbyul semakin sedih jika melihatmu. Ayo ke ruanganmu!" seru Minhyuk yang di patuhi Seokjin.

Spirit Romance, Sixth Sense I & IIWhere stories live. Discover now