6. SkinCare.

10.3K 1.3K 33
                                    

Anjani pikir ia akan mendapat pesan atau semacam nya setelah Jefri meminta nomor telepon nya hari itu, namun sepertinya memang Anjani saja yang terlalu keGRan. Sudah terhitung 4 hari dari waktu Jefri meminta nomor ponsel nya.

Kuliah Anjani tetap berjalan lancar seperti biasa dengan Vania yang kini selalu menjadi teman setia nya kemana saja. Perempuan dengan keanehan yang tidak jauh berbeda dari Anjani.

"Anjani besok lo ada acara ngak?"

Besok adalah hari sabtu, Anjani yang sedang membaca buku menghentikan kegiatan nya sebentar, mengingat apakah ia ada acara atau tidak namun setelah di pikir-pikir ternyata tidak ada.

"Ye pasti ngak ada kan lu kan jomblo" Ledek Vania dengan wajah super nyebelin sebelum Anjani menjawab pertanyaan nya.

"Ya deh yang baru dapat gebetan, gue sumpahi lo ngak bakal jadian"

"Ih kok lo kejam sih"

"Habis nya lo ngeledekin gue mulu, gue dapat pacar awas lu ya"

Ngomong-ngomong Vania memang lagi dekat dengan salah satu senior kedokteran.

"Emang lo mau ngajak gue kemana?"

"Temeni gue ke tempat klinik SkinCare langganan gue yah"

"Idih males banget gue"

Anjani mengernyitkan wajah, menolak ajakan Vania.

"Ayo temenin gue, gue malas antri sendiri biasa nya kalo hari Sabtu itu bakal rame"

Vania memasang wajah sok imut nya sembari bergelantungan manja di lengan kurus Anjani. Berusaha membujuk Anjani. Hingga akhirnya Anjani mengangguk kan kepala nya pasrah.

Untung temen.

***

Sekitar pukul sepuluh pagi Vania sudah tiba di rumah Anjani mereka berangkat ke klinik kecantikan sekitar setengah sebelas, karena saat Vania tiba Anjani masih asik menonton serial kartun ke sukaan nya Upin&Ipin dengan baju tidur yang masih melekat di tubuh.

Jalanan ibukota sudah mulai padat karna maklum saja akhir pekan banyak orang yang berpergian ke puncak atau pun ke tempat wisata lainnya.

"Ah lo sih pakek acara nonton si botak segala, kena macet kan"

"Upin ipin bego namanya" tungkas Anjani tidak terima.

"Yah seterah deh mau apa nama nya" Vania hanya mengedikan bahu nya acuh.

"Lagian lo jemput nya jam sepuluh, pagian dikit napa"

"Gue nya kesiangan, untung nomor antrian gue agak di akhir"

Setelah setengah jam perjalanan mereka sampai, mobil Vania terparkir apik di samping gedung—tempat khusus parkir.

Mereka duduk di kursi panjang yang sengaja di sediakanc setelah di arah kan oleh repsesionis. Anjani mengedar kan pandangan nya klinik ini lumayan besar dan ternama fasilitas nya pun sudah canggih, mulai dari remaja sampai ibuk-ibuk yang lumayan berumur pun juga melakukan perawatan wajah disini.

Ibuk Anjani sudah beberapa kali menawar kan nya untuk melakukan perawatan wajah tapi ditolak karena Anjani tidak merasa butuh, cuci muka saja dia suka malas apalagi melakukan skincare routine yang banyak macam itu.

Sambil menunggu giliran, Vania dan Anjani hanya bermain ponsel di selingi dengan obrolan yang tidak bermanfaat, pintu utama terbuka membuat atensi Anjani teralihkan—ia membulat kan mata.

Kuliah [REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora