14. Kantong Plastik.

7.6K 1.2K 43
                                    

Canggung dan dingin.

Itu yang Anjani rasakan didalam mobil Jefri. Tidak ada suara lain kecuali selain dari radio dengan volume rendah. Anjani melirik Jefri lewat ekor mata, pria itu hanya diam dengan pandangan fokus menyetir. Kenapa tiba-tiba aura Jefri jadi menakutkan?

"Ekhem.."

Anjani mencoba mencairkan suasana.

"Kenapa?"

Anjani menggaruk telinga nya yang tidak gatal, reaksi Jefri sungguh dingin. Apa Jefri marah? Tapi, marah karena apa?

"Ehehe, ngak ada apa-apa kak"

Elusan di kepala Anjani dapat kan, tangan besar Jefri dengan lembut nya mendarat di puncak kepala nya. Hati Anjani menghangat terlebih saat melihat senyum Jefri.

Ah, kini tidak ada lagi suasana canggung dan dingin lagi. Aura Jefri yang dingin tadi telah hilang, berganti kan dengan aura nya yang hangat, seperti biasa. Bahkan, meskipun hujan diluar sana turun dengan deras hawa dingin nya tidak terasa sama sekali.

"Tadi itu siapa?" Tanya Jefri sambil fokus menyetir.

"Nana teman satu kelas"

"Dikedai kopi tadi kalian ngapain?"

"Ngerjain tugas kak, tugas nya tugas kelompok dan aku satu kelompok dengan Nana"

"Kalo kakak bilang kakak cemburu lihat kamu sama dia, kamu percaya nggak?"

"Heh?"

Jefri memberhentikan mobil nya di tepi trotoar di depan minimarket, Jefri tidak menyuruh Anjani untuk turun kan? Pulang sendiri di tengah-tengah hujan deras begini?

"Tunggu sebentar disini ya" ucap Jefri lalu keluar dari mobil dan berlari masuk kedalam mini market.

Selagi menunggu Jefri keluar dari mini market itu, Anjani kembali memikirkan ucapan Jefri barusan.

Cemburu?

Maksud nya Jefri cemburu melihat Anjani bersama Nana? Hei! Mereka berdua hanya mengerjakan tugas kelompok, kenapa juga Jefri bisa sampai cemburu?

Tidak lama setelah itu Anjani melihat Jefri keluar dari dalam mini market dengan sebuah kantong plastik besar berwarna putih lengkap dengan lebel minimarket tersebut di tangan kanan.

Rambut dan pundak Jefri terlihat basah karena cipratan hujan meskipun tidak parah, tapi tetap saja membuat rambut hitam Jefri terlihat lepek.

"Aduh kak, udah tau hujan gini kok malah mampir ke mini market segala" omel Anjani karena melihat Jefri yang kehujanan.

Dengan cepat ia membuka tas dan mengambil sapu tangan berwarna kuning yang selalu Anjani bawa kemana pun.

Dengan telaten Anjani mengusap bekas air hujan wajah tampan Jefri dengan sapu tangan milik nya, begitu juga kepala dan bahu.

Tiba-tiba kedua tangan Anjani berhenti saat menyadari jika jarak wajah nya dan Jefri sudah terlalu dekat, dengan cepat Anjani memundurkan tubuh.

*play to mulmet

Lagi-lagi Jefri dibuat tersenyum gemas karena tingkah Anjani. Jefri menyerah kan kantong plastik itu keatas pangkuan Anjani.

"Buat kamu" ujar Jefri, lalu mulai menjalankan mobil nya kembali.

Anjani membuka kantong plastik itu melihat apa isi didalam nya, yang membuat Jefri rela menerobos hujan.

Ada lima macam coklat Silverqueen, tiga buah coklat dairy milk, kitket, sari roti, ultra milk, bengbeng max, snickers, nano-namo, ciki-ciki lainnya, dan apaan ini kiranti?

Kuliah [REVISI]Where stories live. Discover now