22. Jenguk.

6.5K 853 6
                                    

Ini hari kedua Narendra absen dari kelas, Anjani sudah beberapa kali bertanya dengan sekretaris kelas dan teman-teman yang memegang setiap absen mata kuliah tentang keterangan Narendra tapi satu pun dari mereka tidak ada yang tau.

Sudah berkali-kali juga Anjani menghubungi Narendra tapi nomor nya tidak aktif. Sudah lebih dari sepuluh spam wa yang Anjani kirim tapi pesan nya hanya terkirim centang satu.

Ingin bertanya dengan Ecan, Rendy dan Jeno. Anjani lupa jika ia tidak memiliki satu pun nomor dari mereka.

Setelah selesai praktikum pukul tiga sore Anjani bergegas mengemas barang-barang nya. Kedai kopi menjadi tujuan Anjani karena ia yakin pasti salah satu dari pegawai atau pemilik nya tau alamat kost Narendra.

Anjani tidak paham dengan dirinya mengapa ia sekhawatir ini dengan tidak masuk nya Narendra, namun yang jelas hati kecil nya berkata jika ada sesuatu yang terjadi dengan pemuda itu.

Dewi Fortuna sedang berpihak dengan Anjani hari ini, saat keluar dari fakultas ia berpapasan dengan Rendy, Anjani baru ingat jika Rendy berada di jurusan psikologi yang otomatis berada di satu fakultas dengan nya.

"Eh, Anjani" sapa Rendy lebih dulu.

Anjani tersenyum dan membalas sapaan nya.

"Ren, maren lo bilang kalian berempat satu kostan kan?"

Rendy menukikkan alis nya, lalu sadar jika yang di maksud Anjani 'kalian berempat' itu adalah ia, Narendra, Jeno, dan Ecan.

Rendy mengangguk "Iya, emang kenapa?"

"Kasih tau gue alamat kost kalian dong" pinta Anjani.

"Ooo, pasti lo mau jengukin dilan ya?"

Kening Anjani mengkerut bingung "Jengukin? Dilan?"

Rendy tertawa pelan "maksud gue Nana"

"Dia kenapa?" Tanya Anjani bingung.

"Lo ngga tau? Dia kecelakaan, sore dua hari yang lalu"

Anjani membulat kan mata nya syok, kecelakaan? Dua hari yang lalu, berarti Narendra kecelakaan setelah mengantar nya pulang.

Setelah Rendy memberi tahu alamat kost mereka Anjani langsung pergi kesana, Rendy ingin mengatar tapi ia masih ada kelas dan Anjani juga tidak ingin membebani.

Setelah memesan ojek online dan mampir kesuatu tempat terlebih dahulu, tiba lah Anjani di kost khusus pria berlantai dua. Anjani langsung mencari nomor kamar Narendra yang berada di lantai satu, dan kebetulan pintu kamar nya terbuka.

"Permisi" ucap Anjani sopan.

"Loh Anjani?!" Teriak Narendra, Jeno dan Ecan serentak.

Anjani tersenyum kikuk di ambang pintu. Anjani masuk setelah mengucapkan salam, kost mereka memang mengizinkan tamu perempuan masuk selagi tidak melewati jam malam dan tidak berbuat macam-macam.

Dapat Anjani lihat kondisi tubuh Narendra yang penuh dengan luka, beruntung tidak ada luka serius.

"Lo kok nggak bilang-bilang sih Na kalo lo kecalakaan, mana udah absen kelas dua hari, tu handphone digunain dong buat ngasih kabar" omel Anjani sambil menunjuk Narendra dan handphone yang tergelak di atas meja nakas.

"Mampus di omelin" ucap Ecan kompor.

"Kalian bertiga juga kenapa ngga ngasih tau tentang keadaan Nana" tunjuk Anjani pada Ecan dan Jeno—minus Rendy.

Ecan dan Jeno terlonjak kaget.

"Nih kampret dia bilang udah ngasih tau lo, juga dia udah minta izin—eh tau nya ternyata boong" ujar Jeno.

Kuliah [REVISI]Where stories live. Discover now