31. Nasi goreng.

4.7K 662 15
                                    

Liburan yang diberikan selama dua minggu itu terasa sangat cepat. Tau-tau sekarang mereka sudah kembali masuk kuliah. Anak-anak rantau banyak yang mengeluh karena harus kembali berpisah dengan orang rumah.

Liburan Anjani tidak ada yang spesial hanya membantu ibu membuat pesanan catering, menemani bang Guntur dan dan mbak Wini mengurus persiapan nikah yang akan diadakan kurang dari dua minggu lagi.

Vania liburan ke Singapura, ia sempat menawari Anjani untuk ikut tiket pulang pergi dibayari. Tapi dengan halus Anjani menolak.

Jefri juga masih sering main kerumah. Selama liburan sudah tiga kali Anjani diajak main kerumah Jefri oleh bunda nya. Papa Jefri juga sudah tau dengan Anjani. Bahkan mereka sempat pergi makan malam berempat. Anjani disambut baik dengan keluarga Jefri.

Keempat semprul baru datang ke Jakarta subuh tadi. Terdengar nekat memang tapi mereka bilang Jakarta-Bandung mah dekat.

Tidak ada yang berbeda dengan semester dua. Yang berbeda hanya lah jam kuliah nya, kali ini Anjani lebih banyak mendapat jam siang dan sore.

Ipk yang Anjani raih semester lalu juga sangat memuaskan 3.75. Untuk jurusan kedokteran itu nilai yang sangat luar biasa. Tapi nilai hanya lah nilai. Angka-angka itu belum bisa menjamin bagaimana masa depan manusia kelak.

Kalau Anjani sudah menginjaki semester dua, Jefri menginjak semester enam. Tahun depan sudah mulai menyusun skripsi. Huh. Waktu cepat sekali berlalu.

"Woi gue kangen banget sama lo.."

Vania dan Anjani berpapasan di taman kampus. Mereka berpelukan seperti teletabis sebagai ungkapan rindu.

"Sama gue juga"

"Gue bawa oleh-oleh buat lo sama orang rumah, nanti lo pulang sama gue ya"

"Ya Allah makasih banyak van"

Mereka jalan bergandengan menuju kelas pertama di semester ini. Sesekali menyapa atau membalas sapaan orang yang dikenal.

"Jadi gimana di Singapur?" Tanya Anjani memulai obrolan.

"Seru..lo sih ngga mau ikut"

"Kapan-kapan ya, soal nya kemarin sibuk bantuin ngurusin persiapan nikahan bang Guntur"

"Wah iya ya. Bentar lagi bang Guntur udah solt out"

"Anjir bahasa lo..."

"Undang gue besok pas acara H nya"

"Iya, masa gue nggak ngundang lo sih"

"Hehehe..."

Obrolan mereka terus berlanjut hingga memasuki kelas. Belum terlalu ramai, mungkin sebagian mahasiswa masih terlalu malas untuk memulai kuliah dihari pertama masuk.

"Woi Nana.." Anjani dan Vania melambai tangan. Saat melihat Narendra masuk kedalam kelas dengan tas sandang khas milik nya.

"Apa kabar friend? Asli rindu banget gue sama kalian berdua yang suara nya kek toa"

Cerca Narendra sebelum duduk di kursi kosong sebelah Anjani. Kedua perempuan itu hanya memutar bola malas. Padahal suara Narendra juga seperti toa. Tidak sadar diri.

"Ngaca woi ngaca..suara lo juga kaya toa kali"

"Anjir, ni pacar bang Jefri makin sewot aja ama gue"

"Berisik lo." Kesal Anjani memukul pundak Narendra.

Vania hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka berdua ketika bersama.

"Ni juga pacar Jeno, kenapa lo geleng-geleng?"

Dan akhir nya Vania dan Jeno jadian. Jeno yang nembak duluan tidak jadi Vania. Padahal kan lucu kalau Vania yang nembak.

Kuliah [REVISI]Where stories live. Discover now