18. Pasar Malam.

6.9K 1K 21
                                    

Perpaduan wangi kayu manis dengan madu menghampiri indra penciuman Anjani saat masuk kedalam mobil mewah Jefri. Jangan tanya apa yang terjadi sebelum mereka berdua masuk kedalam mobil. Yang pasti bapak dan bang Guntur tidak berhenti-henti menggoda diri nya saat Jefri datang kerumah sesudah magrib. Apa lagi tadi bapak memanggil Jefri dengan embel-embel "calon mantu"

Jefri sempat berbincang sebentar dengan orang rumah Anjani sebelum akhir nya mereka berangkat. Satu lagi bagaimana pusing nya Anjani memilih pakaian untuk di kenakan seketika ia merasa tidak memiliki pakaian, padahal dua lemari baju dikamar nya penuh dengan pakaian. Padahal Jefri hanya mengajak nya nonton bukan untuk kencan.

"Mau langsung ke mall atau mau mampir ke tempat lain dulu?" Tanya Jefri setelah menjalankan kemudi.

Anjani melirik jam tangan nya masih jam tujuh lewat sebelas menit.

"Film nya tayang jam berapa kak?" Bukan nya menjawab Anjani malah balik bertanya.

"Tadi di Dana kakak lihat ada yang jam setengah delapan sama jam setengah sepuluh"

"Yah bentar lagi udah mau setengah delapan, kakak belum mesan tiket nya kan?"

Jefri menggeleng kan kepala. "Belum"

"Pergi ke tempat lain aja ngga apa kan kak? Nggak mungkin kan ambil jam tayang film yang setengah sepuluh" ucap Anjani hati-hati takut menyinggung perasaan Jefri soal nya kan rencana awal nya Jefri ngajak nonton. Lagian jika mereka mengambil jam yang yang setengah delapan juga tidak bakal terkejar.

"Nggak apa kok, lagian kakak nggak berani mulangin anak gadis orang malam-malam" kekeh Jefri ganteng.

"Hehehe..."

"Jadi mau kemana?" Tanya Jefri lembut.

Anjani berpikir sebentar tempat yang bagus untuk di kunjungi, kenapa saat sudah berada di luar jadi bingung mau pergi kemana sih? Padahal saat dirumah ada banyak tempat yang muncul dipikiran.

"Pasar malam kak"

"Pasar malam?" Ulang Jefri.

"Iya, waktu pulang dua hari yang lalu aku lihat ada tempat pasar malam tapi tempat nya agak jauh sih"

Anjani ingat ada pasar malam di pinggir jalan waktu ia dan Narendra pulang dari dunia Neverland, kata Narendra pasar malam itu sudah ada sejak seminggu yang lalu.

"Ya udah kita kesana"

Anjani tersenyum dan menunjukan alamat nya. Rasa nya sudah lama ia tidak pergi kesana terakhir waktu ia kelas satu SMA, terlebih di jaman sekarang pasar malam sudah mulai langka keberadaan nya.

Butuh waktu setengah jam dan mereka sampai di pasar malam, karena sekarang malam minggu jadi ada banyak orang yang berdatangan.

Jefri memarkirkan mobil nya dengan di arah kan petugas parkir yang masih terlihat remaja, kemungkinan mereka ada lah remaja yang tinggal sekitar sini, lumayan uang parkir nya untuk menambah uang jajan.

Jefri dengan balutan celana jeans kaos putih dan jaket sebagai luwaran terlihat sangat sempurna.

Ya Allah ganteng banget—batin Anjani.

Ondong-ondong, kora-kora, bintang Lala, komedi putar, ombak banyu, rumah hantu dan permainan lainnya. Selain itu juga ada yang berjualan pakaian, mainan, makanan.

"Kirain yang beginian udah nggak ada lagi" ucap Jefri melihat kesekeliling dengan senyum bahagia.

"Iya kak, udah jarang banget"

"Dulu sering banget pergi kesini dengan bunda diam-diam" ujar Jefri bercerita.

"Kenapa diam-diam?"

Kuliah [REVISI]Where stories live. Discover now