13. Teman kelompok.

8K 1.5K 77
                                    

(Aku rasa kalian tau bagimana menghargai seorang penulis)

Anjani yakin kepada mereka yang dulu berpikir jika kuliah akan lebih menyenang kan dari masa sma, kini mungkin mereka sedang menyesali dan menarik kembali ucapan itu. Tidak ada masa yang lebih indah dari masa-masa di sma. Dan Anjani mengakui hal itu.

Selain karena tugas yang jauh lebih banyak dari masa sma, segi pertemanan juga jauh terasa perbedaan nya. Di masa kuliah kalian memang harus berjuang mati-matikan seorang diri untuk mendapat kan nilai yang bagus. Karena tidak ada istilah berteman dalam mendapat nilai, melainkan menjadi lawan.

Disaat ada kuis dadakan hanya kemampuan otak sendiri yang dapat menolong, bukan karena bantuan teman. Begadang menjadi sahabat setia di kala deadline sudah di depan mata. Jurnal, buku-buku tebal, makalah, dan PPT sebagai pelengkap nya. Terlebih jika ujian praktek sudah tiba. Tiada kata selain stres dan ingin menangis yang di rasakan bagi para mahasiswa.

"Deadline nya minggu depan..dengan nama kelompok yang sudah saya bagikan di grub email, satu kelompok terdiri dari dua orang"

Mendengar itu semua nya mengecek handphone masing-masing.

"Tugas nya di kirim ke email pribadi saya..kalau begitu cukup sampai disini mata kuliah hari ini, sampai jumpa minggu depan"

Setelah dosen keluar, semua nya sibuk mencari teman sekelompok masing-masing.

"Anjani lo kelompok berapa, dapat dengan siapa?"

Anjani yang sedang memasukkan buku kedalam tas menoleh ke arah Maura.

"Bentar gue cek dulu" ucap nya lalu membuka email di handphone nya.

"Gue kelompok 6 dengan Narendra Malik" jawab Anjani.

"Ih enak banget lo"

"Memang lo kelompok berapa?"

"Gue kelompok 1 gila nggak tu, kalo teman sekelompok sih ngak masalah"

Anjani tertawa dan menepuk-nepuk pundak Vania. Seorang laki-laki menghampiri meja Anjani.

"Anjani" ucap seorang laki-laki dengan suara yang ciri khas.

"Eh iya" jawab Anjani dan melihat sumber suara ternyata Narendra teman sekelompok nya.

"Lo sekelompok sama gue kan?" Tanya cowok itu.

"Iya, mau ngerjain sekarang?"

"Habis ini lo ngak ada kelas lagi?" Ucap cowok itu memastikan.

"Ngak ada, lo?"

"Ngak ada juga, ya udah ngerjain di kedai kopi depan kampus aja mau kan?"

Anjani menganggukkan kepala nya dan berdiri. Ia berpamitan dengan Vania yang juga ingin langsung mengerjakan tugas.

Anjani dan Narendra berjalan beriringan menuju lantai dasar. Hening tidak ada percakapan di antara mereka, biar pun sebagai teman sekelas mereka hanya saling kenal nama dan wajah saja.

"Lo bawa kendaraan?" Tanya Narendra saat mereka sudah menuruni tangga.

"Enggak, tapi gue jalan kaki aja kedepan nya"

Kuliah [REVISI]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant