BERANTAKAN

3.8K 265 71
                                    

*Beberapa pertanyaan untuk pembaca Ruang Semesta*

Jadi sebelumnya aku tanya dulu nih, kalian pernah ngga sih dibuat bingung sama perasaan sendiri?
Bingung sebenarnya hati tuh maunya sama yang mana?
Bingung nentuin siapa yang benar-benar dicinta dan mana yang cuma pilihan kedua? Pernah?

Kalau sudah jawab pertanyaan di atas, jangan lupa votes dulu.

Sudah?

Oke kita lanjutin kisahnya

**********

Naraya terdiam di dalam kamar, sejak tadi pikirannya tidak tenang. Naraya membuka ponselnya ada banyak panggilan tak terjawab dari Kio dan Neva. Naraya membuka pesan Neva.

"Woy!!! Gila lo! Pulang sekarang! Nyokap lo ini masuk rumah sakit!"

"Naraya! Lo masih belum buka chat gue? Ini nyokap lo belum sadar juga dari tadi."

"Narayaaaa! Balik buruan! Gimana ini?"

Deg

Naraya mendadak lemas. Naraya langsung mencoba menelpon Neva.

"Halo, Neva. Mamah kenapa? Va?"

"Naraya, ini gue" terdengar suara Kio. Naraya terdiam, Naraya tak menduga kalau Kio yang akan mengangkat telepon Neva.

"Kenapa diem?" Tanya Kio lagi. "Sudah, pulang sekarang, mamah ada di rumah sakit, nanti gue kirim alamat rumah sakitnya. Nanti kalau sudah sampai sini baru gue cerita apa yang terjadi."

"Kio..."

"Udah udah, lo pulang aja sekarang. Mamah butuh lo, gue juga" Kio menutup telponnya.

Naraya merasa bersalah pada Kio. Naraya juga khawatir dengan mamahnya. Naraya berlari keluar kamar. Sudah pukul setengah tujuh malam. Naraya melihat Bumi sedang duduk di depan TV. Naraya menarik tangan Bumi.

"Kita pulang sekarang" Bumi bingung melihat kepanikan Naraya, ada air mata di sudut mata Naraya.

"Ada apa?" Tanya Bumi

"Yangtiiiii.... Yangtiiiii...." teriak Naraya

"Yangti di rumah pakde" kata Bumi,
Naraya berlari ke rumah Pakde Hendri, tanpa alas kaki. Bumi mengejarnya.

"Mas Ren!" Naraya melihat Rendra sedang duduk di teras rumah, lalu menghampirinya.

"Kenapa? Ada apa? Kok nangis? Ada apa?" Rendra bertanya pada Naraya berkali-kali tapi tak ada jawaban.

"Naraya kenapa, Bumi?"

"Tidak tau saya, mas. Tadi minta pulang" jawab Bumi.

"Bapak, ini kenapa Naraya" teriak Rendra memanggil Pakde Hendri yang sedang menonton TV. Pakde Hendri keluar dengan mengenakan sarung dan kaos ketat berwarna putih.

"Gimana, nduk?" Tanya Pakde Hendri.

Naraya makin sesenggukan.

"Kenapa sayang?" Yangti keluar bersama Bude Tatik, Naraya langsung memeluk Yangti.

"Mamah, Yangti, mamah masuk rumah sakit. Naraya mau pulang sekarang" kata Naraya sedikit terbata.

"Lho? sakit apa mamamu?" Tanya Bude Tatik

"Naraya tidak tau, Bude. Naraya ditelpon teman"

"Yaudah. Sekarang kamu siap-siap dulu. Biar si Rendra yang antar kamu ke stasiun. Tapi Pakde tidak bisa ikut ke Jakarta. Masih banyak pekerjaan di sini" Kata Pakde Hendri.

"Iya... sudah sudah, nduk. Jangan nangis, mamahmu akan baik-baik saja. Sekarang siap-siap dulu. Ayok Yangti bantuin" Yangti menuntun Naraya kembali ke rumah untuk menata apa saja yang harus dibawa.

#KioNara ( SUDAH TERBIT ) Where stories live. Discover now