MAKSUD SEMESTA

4.3K 289 40
                                    

Haiiiiii

Sebelum baca, jangan lupa votes dulu.

Komentarnya juga jangan lupa.

Sudah???

Yoook .....

*******

Entah kali ini Kio sedang menuju ke mana. Naraya hanya ingin menemani Kio ke mana pun Kio menuju.

Naraya menyandarkan dagunya di bahu Kio, sesekali helm mereka beradu.

"Kenapa saat Kio sedang sama gue, selalu aja ada hal-hal tak terduga kayak gini? Kali ini apa lagi?" Kata Naraya dalam hati.

Kio masih begitu serius menatap jalan raya, tak mengajak Naraya berbicara. Suara klakson mobil di jalan raya saling bersautan seolah ingin menjadi yang paling depan.

"Gue baik-baik aja, lo jangan khawatir. Gue ngga mau lo khawatir. Lo bahagia aja, jangan mikirin hal yang buat lo sedih." Kata Kio saat motor mereka berhenti di lampu merah. Tangan Kio menggenggam tangan Naraya. Naraya mengangguk. Kio benar-benar tidak ingin membuat Naraya khawatir.

"Pegangan, bentar lagi hijau." Kata Kio sambil melirik Naraya dari kaca spion.

Naraya mencengkeram jaket Kio, Kio menarik tangan Naraya agar melingkar di pinggangnya. Naraya tersenyum, mengingat segala hal membahagiakan yang pernah ia lalui dengan Kio.

*******

Kio melajukan motornya memasuki kantor polisi, memarkir motornya di parkiran yang cukup luas.

"Kok ke sini?" Tanya Naraya

"Bang Gilang"

Mendengar Kio menyebut nama Bang Gilang, Naraya langsung paham apa yang terjadi. Naraya mengingat kembali apa yang dilihatnya kemarin ketika dia ingin pergi ke kebun binatang dengan Neva.

Kio membantu Naraya membuka helm, lalu menggenggam tangan Naraya. Mengajaknya masuk ke dalam kantor polisi itu. Ada rasa tidak nyaman yang Naraya rasakan, ini pertamakalinya Naraya masuk ke dalam kantor polisi ada kesan seram dan menakutkan yang Naraya rasakan.

Naraya menghentikan langkahnya.
"Kenapa? Mau nunggu sini saja?" Tanya Kio pada Naraya, dilihatnya wajah Naraya nampak sedikit pucat karena takut.

Naraya menggelengkan kepalanya. Naraya memang takut untuk masuk, tapi lebih takut lagi jika harus ditinggal sendirian di luar. Bagaimana kalau ada penjahat kabur? Aah pikiran Naraya sudah kemana-mana.

"Tenang. Ayok." Kio mengajak Naraya untuk kembali berjalan.

Sampai di dalam kantor polisi, Kio melihat Bang Gilang sedang duduk dan diintrogasi oleh polisi. Bang Gilang menunduk. Tapi sesekali menjawab pertanyaan Polisi dengan nada tinggi.

"Duduk sini dulu, gue ke sana. Jangan takut, ada gue" kata Kio meminta Naraya duduk di kursi ujung dekat bunga kecil berwarna kuning. Naraya mengangguk pelan. Naraya melihat Kio berjalan mendekati Bang Gilang.

"Bang."

Bang Gilang hanya menoleh sekilas lalu kembali mengacuhkan Kio.

"Ada apa ini, pak?" Kio duduk di kursi samping Bang Gilang lalu bertanya pada pak polisi. Kio melirik Bang Gilang yang ternyata tangannya sudah diborgol.

"Dia copet, sudah lama jadi target kami. Beberapakali dia lolos kejaran kami. Kali ini setelah tertangkap basah dia justru terus mengelak"

Kio kaget mendengar penuturan polisi tersebut. Yang kio tau abangnya ini bekerja di salah satu pabrik dekat rumah mereka, bukannya jadi pencopet.

#KioNara ( SUDAH TERBIT ) Where stories live. Discover now