-02-

44.7K 4.6K 342
                                    

Vote sebelum/sesudah baca! Gratis kok :)
---
"Jadi cara mainmu seperti ini? Murahan!"
---
-happyreading-
---

Gladys memandang Angel yang fokus mendengarkan ocehan guru kimia yang sedang mengajar, rambut yang sengaja ia gerai dengan bibir tipisnya membuatnya terlihat sangat cantik meskipun dilihat dari samping.

Gladys memandang Angel yang fokus mendengarkan ocehan guru kimia yang sedang mengajar, rambut yang sengaja ia gerai dengan bibir tipisnya membuatnya terlihat sangat cantik meskipun dilihat dari samping

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gladys menghela nafas, merasa tak pantas untuk berteman dengan gadis secantik Angel. Di lihat dari penampilannya, Angel sepertinya bukan dari kalangan bawah. Sejujurnya, Gladys hanya takut jika Angel mengetahui alasan kenapa ia bisa di perlakukan tidak baik oleh murid-murid di sekolah ini, Angel juga akan pergi meninggalkannya.

Berasal dari kalangan bawah dan bersekolah di sekolah elite, bukanlah suatu hal yang mudah. Ia harus menerima cacian, makian, bahkan perilaku kasar setiap harinya. Di tambah lagi, perkerjaannya yang tak pantas untuk di kerjakan.

Ayahnya pengangguran dan ibunya sudah tidak ada, membuatnya harus mencari kerja paruh waktu untuk menghidupi dirinya. Gladys bersyukur karna ia mendapat beasiswa sampai ia lulus, jadi ia tak perlu memusingkan biaya spp setiap bulannya.

Namun, pengeluaran bulanannya lebih besar di bandingkan dengan spp. Jadi, ia memutuskan untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Meskipun ia tahu, bahwa perkerjaan itu tidak baik.

"Hey! Ngelamunin apa sih kamu?," Gladys tersentak ketika Angel melambaikan tangan di depan wajahnya.

"Hah? Enggak kok," ujar Gladys lalu menatap keadaan kelas yang sudah mulai sepi.

"Udah istirahat ya?," tanya Gladys melihat koridor sudah mulai ramai.

"Tuhkan, kamu aja ga sadar kalo tadi bel istirahat udah bunyi," cibir Angel lalu mengambil kotak P3K dari dalam tas.

"Sini Angel obatin lutut kamu dulu," lanjutnya lalu mengangkat kaki Gladys ke pahanya.

Angel mengeluarkan alkohol, obat merah, dan kain kasa untuk membersihkan kotoran yang masih menempel di sekitaran luka Gladys. Setelah itu ia memberikan obat merah di pinggiran luka Gladys dan menepelkan kain kasa yang sudah ia beri betadine.

Setelah itu, ia mengambil perban dan melilitnya di lutut Gladys.

"Udah selesai, maaf ya kalo perih," ujar Angel merasa tak enak ketika melihat mata Gladys yang memerah.

"Nggak kok, guenya aja yang lemah," ujar Gladys tersenyum tipis.

Angel menggeleng seraya memasukan kotak P3K tersebut ke dalam lacinya.

Angel'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang