Epilog

38.4K 2.5K 511
                                    

Vote sebelum/sesudah baca! Gratis kok :)
---
"Not okay but it's okay"
---
-happyreading-
---

Seseorang berlari tergesa-gesa menuju satu ruangan. Dengan airmata yang sudah mengalir deras ia melewati lorong demi lorong tanpa peduli tatapan orang-orang di sekitarnya. Yang ia pikirkan saat ini hanya satu, keadaan kekasihnya.

Sesampainya di depan ruangan yang bertuliskan 'Ruang ICU' itu, ia menghampiri dua orang paruh baya.

"Tante? Gimana keadaannya?," tanyanya cemas.

Wanita paruh baya yang sedang di rangkul oleh suaminya itu hanya menggelengkan kepalanya. Tak mampu berkata-kata karena ia juga sedang menangis.

Tak lama, pintu ruangan terbuka menampilkan seorang dokter dan sekitar 4 perawat yang sedang mendorong brankar.

Orang itu merasa tubuhnya lemas ketika mengetahui orang yang ada di brankar itu adalah kekasihnya. Dengan wajah pucat dan mata terpejam.

"I-ini gak mungkin kan??," gumamnya lalu menangis.

"Hey, kenapa nangis?," tanya dokter itu membuatnya bingung.

"D-dia meninggal kan, Dok?," tanyanya polos.

"Astagfirullah enggak, cuma mau pindah ke kamar rawat inap," balas dokter itu terkekeh.

"Hah? Maksudnya?,"

Flashback On•

Angel terduduk di lantai bersamaan darah yang mengalir, wajahnya memucat dan pandangannya berubah menjadi kosong.

"Angel! Kamu gak papa 'kan?!!!," Angga menghampiri putrinya diikuti Elang. Sedangkan Levin mengejar seseorang yang baru saja menembakan peluru.

Angel menggeleng kaku, dengan tangan yang bergetar hebat ia menunjuk kekasinya yang sudah terpejam dengan tangan yang memegangi perut.

Elang mendongak melihat Devil yang terbaring lemah dengan darah yang terus mengalir dari perutnya.

"Vil!! Devil!!!!," panggil Elang menghampiri sahabatnya.

Elang mengguncang tubuh Devil kuat, namun laki-laki itu tak kunjung membuka matanya. Justru ia semakin lemah.

"HUBUNGI AMBULAN SEKARANG!!!," teriak Angga membuat seorang polisi segera menelpon ambulan agar segera datang.

Elang membuka bajunya dan meletakkannya di atas luka tembak, berusaha menghentikan darah yang terus mengalir.

"Mati lo semua anjing!!!," Elang bangkit dan hendak menghampiri Aska, Raya, dan Gladys.

"Percuma kamu marah terus mukul mereka sampai mati, keadaannya gak bakal balik ke awal!," ujar Angga menahan putranya "Bawa mereka ke kantor polisi sekarang," perintah Angga.

Para polisi mengangguk dan membawa tiga remaja yang berusaha melepaskan diri itu turun ke bawah gedung. Kini hanya tersisa Angga, Angel, Elang, Devil, dan 4 polisi untuk berjaga-jaga.

Elang mengusap wajahnya kasar dan meneteskan airmatanya. Melihat wajah pucat Devil dan darah yang tak kunjung berhenti mengalir. Sedangkan Angga memeluk putrinya yang sudah hilang kesadaran.

Angel'sWhere stories live. Discover now