-32-

25.6K 2.3K 153
                                    

Vote sebelum/sesudah baca! Gratis kok :)
---
"Suka kesel sama realita yang menyakitkan, padahal ekspetasinya indah banget"
---
-happyreading-
---

Devil mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk yang ia usap-usap di kepalanya.

'Jadi pacar gue yuk?'

Devil terkekeh, di bandingkan dengan ajakan atau pertanyaan. Kalimat yang ia ucapkan tadi lebih cocok di sebut sebagai pernyataan karena ia sendiri mengatakannya dengan nada yang datar.

Devil turun ke lantai bawah menemui Bundanya yang sedang bermain dengan adiknya. Devil mengerutkan dahinya, Adiknya? Sejak kapan Adiknya ada di rumah ini?! Bukannya dia ada di NYC??!

"Aban!!," anak kecil laki-laki berumur sekitar 4 tahun itu turun dari pangkuan ibunya dan berlari ke arahnya.

"Kok Aban?," tanya Devil memeluk adiknya.

"Halusnya cih Abang, tapi Deno ga bica bilangnya. Jadi Aban aja," balas Deano yang tak bisa menyebutkan beberapa huruf dengan normal, seperti huruf R yang akan berubah menjadi L, huruf S yang akan berubah menjadi C.

"Lah?! Itu tadi lu nyebut abang!,"

"Kan cuma contoh," Deano menyengir melihat wajah masam Abangnya.

Ingatkan Devil untuk tidak membanting adik kecilnya ini ke lantai sekarang.

Devil menghela nafas dan duduk di samping Bundanya, kemudian ia menurunkan Deano yang berlari ke kamar orang tuanya. Entah apa yang dilakukan bocah itu.

"Kok Depil gak tau dia balik?," tanya Devil memeluk Bundanya dari samping.

"Bunda juga gak, tiba-tiba udah nongol di depan pintu sama Ayah."

"Deano sini, Bunda masih kangen kamu," panggil Rara saat Deano keluar dari kamar.

"Ih, gak boleh peluk Bunda Deno!!," oke sifat possesif Deano masih melekat pada dirinya.

Satu hal yang harus kalian ketahui, Deano sangat possesif pada Bundanya. Bukan hanya pada Bundanya, melainkan pada orang-orang yang ia sayangi.

"Ini Bunda aku juga," balas Devil memanas-manasi Deano.

"Minggil gak?!!!," Deano menarik-menarik baju Devil berusaha melepaskan pelukan laki-laki itu pada Bundanya.

"Yaudah lah Abang naik aja," Devil mengalah dan pamit untuk ke kamar. Sebelum itu ia mengambil tali yang ada di meja dan mengikat kedua tangan Adiknya itu.

Devil tersenyum penuh kemenangan saat mendengar suara tangis dari lantai bawah.

Sesampainya di kamar, Devil melihat jam yang menunjukan pukul 5 sore lewat 20 menit. Ia meraih ponselnya yang ia charger, kemudian ia membuka aplikasi chatting dengan logo berwarna hijau putih. Ia merebahkan tubuhnya.

Devil memperhatikan roomchatnya dengan seseorang kemudian tersenyum tipis. Jarinya perlahan mulai mengetikan sesuatu, kemudian menghapusnya. Lalu ia mengetik lagi dan menghapus lagi. Begitu seterusnya.

Devil mengetik sesuatu dan langsung mengirimnya. Tak sampai 1 menit laki-laki terduduk saat mendapat balasan. Fast respon sekali.

Angel'sМесто, где живут истории. Откройте их для себя