14

302 35 0
                                    

Kepada seseorang dalam diriku yang selalu ku ragukan

***

"Kemarin aku bilang bahwa aku melepasmu karena aku yakin kamu tak akan bahagia denganku."

"Bukan karena aku berhenti mencintaimu, tapi aku sadar kamu berhak bahagia walau bukan dengan aku orangnya."

Athala enggan menatap seseorang yang sedang berujar dihadapannya.

"Saat itu aku hancur. Ada alasan kenapa aku memilih menghilang—."

"Gak capek bahas masalalu terus?" sela Athala.

Alvonda memejamkan mata ketika Athala kembali memotong ucapannya. Ia tahu Athala tak pernah mau mendengarkan penjelasannya.

"Kita hidup di masa sekarang!" lanjut Athala.

"Gimana sama kamu saat ngelihat aku kembali? Apa kamu tidak mengingat semuanya?" tutur Alvonda.

"Kenapa harus pilih ingat kalau saya bisa pilih untuk lupain." ujar dingin Athala.

"Terus kamu mau gimana?" tanya Alvonda menatap Athala dalam.

"Hidup masing-masing." ketus Athala.

"Kenapa?" tanya Alvonda.

Athala tersenyum kecut. "Kenapa? Apa perlu saya jelaskan. Kamu sudah punya Eve! Buat apa lagi." jawab Athala.

"Aku gak cinta sama dia!"

Deg.

Pengakuan Alvonda yang memasuki telinganya. "Buat apa ngajak dia pacaran?" tanya Athala.

"Karena aku cemburu lihat kamu sama Ravel. Aku sama sekali gak cinta sama dia!"

"Gak punya hati! Kalau dia tahu? Emang suka ya sakitin hati orang lain?" cetus Athala.

Pengakuan Alvonda sangat menohok hatinya. "Cukup aku! Eve jangan!" ujar dingin Athala.

BYUR

Mereka berdua menoleh mencari suara pekik an gadis. Athala membulatkan matanya saat dilihatnya Eve berada tak jauh dibelakangnya dengan basah kuyup karena minuman.

Ada Ravel juga!

*flashback on

Eve berdecak saat Alvonda memutuskan sepihak telfon darinya dan membatalkan janji untuk menemuinya.

Eve menuju rumah Alvonda. Terlihat Alvonda telah rapi dan hendak pergi dari rumah dengan menaiki motornya.

Diam-diam tanpa sepengetahuan Alvonda ia mengikutinya, Eve duduk di kursi pojok dengan memakai jaket dan kacamata serta masker agar tidak ada yang mengetahuinya.

Athala!

Ia terkejut saat tiba-tiba Athala datang dan duduk di depan Alvonda. Ia sama sekali tak mendengar apa yang mereka ucapkan.

Eve mendial nomor Ravel untuk menemuinya. Ia geram dengan Alvonda dan Athala. Yang terlihat dimatanya adalah Athala seperti marah.

Ada apa dengan keduanya? Untuk apa bertemu Athala? Hanya demi Athala rela membatalkan janji dengannya yang berstatus pacarnya!

Apa pentingnya Athala dikehidupannya? Apa pentingnya dirinya? Seberharga apa dirinya?

Lama-lama Eve jengah ia berdiri membawa jus jeruk yang telah dipesannya. Ia membuka kacamata serta maskernya. Tangannnya terayun.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang