27

266 24 6
                                    

Ingat rasanya lupa wajahnya.

***

Athala menatap ruang TU di sekolahnya.

"Jadi?" Athala hanya mengangguk.

Ia mengikuti Rama memasuki ruangan TU yang berada di sekolahnya. Karena Rama adalah ketua osis jadi memperbolehkan Rama untuk memasuki ruangan tersebut.

Athala tersenyum tipis menyapa beberapa guru di ruangan tersebut.

Kemudian memasuki sebuah ruangan kecil. Ia melihat Rama mengotak-atik komputer dihadapannya.

Terpampanglah beberapa kamera yang sedang aktif ditempat-tempat tertentu. Tangan Rama mengetik pada kelas Athala yaitu kelas 11 IPA 3.

"Ini rekaman dari 3 hari kebelakang."

Athala mencermati kejadian 3 hari belakangan ini.

Athala meminta Rama untuk membantunya memperlihatkan sebuah rekaman cctv di kelasnya soal buku yang ditaruh di dalam tas nya.

Athala menggelengkan kepala saat sama sekali tidak ada rekaman yang menunjukkan orang menyentuh tasnya sampai ia pulang.

Athala menatap Rama kemudian menghela nafas pelan.

"Ada apa sih, Thal. Kok tiba-tiba lo mau lihat rekaman cctv kemarin sama hari lusa? Lo kehilangan barang?"

Athala menggeleng.

"Gue tahunya lusa tapi gak tahu ditaruh tas gue sejak kapan. Di dalam tas gue ada buku yang gue gak tahu itu buku siapa, yang pasti itu bukan buku biasa." terang Athala.

Rama mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Yaudah, Kak. Makasih ya." ucap Athala keluar dari ruangan itu disusul Rama.

"Lo gak lihat ada apa gitu sama bukunya?" tanya Rama bersisihan dengan Athala.

Athala bergeming, tak mungkin ia mengatakan yang sejujurnya kepada Rama. Athala tahu buku itu milik siapa, ia hanya ingin tahu siapa yang telah menaruh buku itu di tasnya dan untuk apa ditaruh.

Nara memandang Athala yang baru saja memasuki kelas.

"Sejauh apa hubungan lo?"

Athala terdiam.

"Nara, please! Lo itu salah paham." gertak Lala.

Athala hanya membiarkan, Nara sudah tak percaya kepadanya, Nara sudah membenci dirinya. Setiap apapun yang dilakukannya selalu dibenci Nara yang pasti.

"Gue udah denger semua dari kak Rama!" lanjut Lala.

Athala menatap Lala.

"Kenapa lo terus-terusan nyalahin gue!" seru lantang Nara.

"Ya karena emang lo salah!" seru Eve yang tiba-tiba datang.

Eve menarik tangan Athala dan mengajak keluar untuk menjauhi Nara.

"Thal nanti ikut gue ke cafe yuk pulang sekolah?"

Tentang Athala [PROSES REVISI] Où les histoires vivent. Découvrez maintenant