45

203 17 13
                                    

Orang bilang, sesuatu akan terasa lebih berharga bila telah hilang. Jika aku menghilang apakah aku bisa menjadi bagian yang berharga itu?

***

"Beberapa hari lalu Athala bertemu dengan Ibu Citra," ujarnya lirih yang masih memakai seragam sekolah.

"Serius Non!" pekik Bi Inah.

Athala langsung menaruh telunjuknya di mulut bermaksud agar Inah tidak bersuara lantang.

"Terus dimana orangnya?"

"Kemarin Athala datang lagi dan tempatnya kosong, Athala tanya sama orang lewat katanya di grebek sama satpol PP dan Athala gak tahu Bu Citra dibawa ke panti atau bisa kabur," jelas Athala.

"Ha? Kenapa Bu Citra di grebek?" tanya Inah tak mengerti.

"Jadi ... Bu Citra sekarang gak kayak dulu yang serba mewah, Bu Citra gak punya tempat tinggal."

"Maksudnya jadi gelandangan gitu?" Athala hanya mengangguk samar.

"Jangan bilang siapa-siapa dulu ya, Bi." Inah hanya mengangguk mantap.

"Gimana kalau coba minta tolong Pak Surya buat cari di beberapa panti?" saran Inah.

"Kemarin Athala juga langsung cari, tapi gak ada, dan Pak Surya pastinya juga sibuk," ujar Athala.

"Coba aja dulu, Non."

Athala berlalu, ia duduk di sofa ruang tamu, tangannya membuka laptop dan mencari tahu info soal beberapa panti asuhan dan sejenisnya.

Athala memijat pelipisnya, sore ini mungkin ia gunakan waktunya untuk mencari info lagi.

Dengan cepat ia menaiki tangga dan bersiap-siap pergi.

"Eve kok belum pulang sih," ujar Athala saat berada di garasi belum menemukan mobil Eve berada.

Gadis ini menaiki taxi, entah kenapa ia ingin berkunjung ke kedai es krim langganannya, ia meminta berhenti dan menuju ke tempat tersebut.

Lumayan ramai sih, tapi gadis ini tak peduli.

"Mas yang kayak biasanya ya."

Athala menoleh menatap sosok jangkung disebelahnya yang bebarengan mengucapkan ucapan tersebut.

"Hanya kebetulan," batinnya kemudian berlalu mencari tempat duduk.

"Athala ya?" Athala mendongak.

Sudah ada seorang lelaki duduk di hadapannya tanpa Athala memberi izin.

Athala menyatukan alisnya, lelaki ini adalah seseorang yang tak sengaja berucap bebarengan saat memesan es krim tadi.

Ingatannya terpusat saat kejadian Alvonda dan dirinya kecelakaan.

Athala sekarang ingat, dia adalah lelaki yang menatapnya dirumah sakit, datang dengan keluarga Alvonda saat tragedi Athala dan Alvonda kecelakaan.

"Alvando," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Alvonda?" tanya Athala balik.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now