44

218 17 13
                                    

Tidak ada yang benar-benar sembuh dari patah hati. Kamu hanya perlu terbiasa akan hal itu!

***

"Lo gak tahu apa-apa," sahut Alvonda kemudian.

BUGH!

Alvonda memegang pipinya yang baru saja ditonjok oleh seorang perempuan barbar di depannya.

"Gue tahu rasanya jadi Eve, karena gue juga ngalamin yang namanya dijadiin pelampiasan sama orang yang gue sayang!"

"Itu rasanya sakit Alvonda!" seru Nara lantang.

"Dan asal lo tahu, baru kali ini seorang Eve itu serius sama cowok, biasanya dia tuh cuma main-main gak lebih! Tapi dia ngelakuin beda sama lo! Dia beneran sayang sama lo gue gak bohong!"

"BRENGSEK BANGET SIH!" teriak Nara saat Alvonda memilih berlalu.

"DASAR BOCAH LABIL! BADAN DOANG GEDE MASA SAMA GUE LARI!" lanjutnya.

"Masih aja suka teriak-teriak," ujar seseorang yang tiba-tiba berada di belakang Nara.

"Lo juga brengsek!" sahut Nara dengan menginjak kaki Rama.

Rama tak mempan akan hal itu.

"Lo brengsek, udah jadiin gue pelampiasan, lo juga cowok terbrengsek yang pernah gue kenal kemudian Alvonda gila itu!"

"Pelampiasan berujung nyaman dan sayang itu iya," sahut Rama enteng.

"Ngomong apa sih!" seru Nara menginjak kaki Rama kembali.

"Emang pelampiasan, tapi gue sayangnya sama elo bukan sama Athala," jawab Rama.

"Kalau lo gak peka sih kelewatan," lanjut Rama berlalu meninggalkan Nara yang mematung.

Rama terkekeh melihat Athala yang terdiam dengan lebab di pipi kirinya.

"Maafin Nara ya," ujar Rama kepada Alvonda sambil terkekeh.

"Lo diapain sama dia?" tanya Rean.

"Tonjok," sahut Alvonda pelan.

Tawa keduannya menggelegar, kemudian terhenti saat Ravel tiba-tiba memasuki kelas.

"Astaga! Bang Ravel lo kemana aja sih! Kenapa sih lo sekarang bolos-bolosan!" cerocos Rean.

"Kayak puasa daud aja, sehari puasa sehari enggak, tapi bedanya lo bolos!" timpal Rama.

Ravel bergeming, harinya kacau. Yang hanya difikirannya hanya satu, andai ia tak mengatakan yang sebenarnya pada Athala. Ia melangkah pergi daripada meladeni ucapan sahabatnya.

"Kamu itu pengecut!"

Ucapan Ravel tergiang difikirannya saat tak sengaja berpapasan dengan Ravel.

"Kak Rean bilang dia suka bolos sekarang," batin Athala melewati Ravel.

"Sebenarnya Athala juga gak tega kak, tapi Athala kecewa," lanjutnya dalam hati.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora