60

153 11 2
                                    

Perempuan itu disana, telah mengajarkan bahwa menjadi yang kedua adalah kebanggaan.

****

"Apa benar semua itu?" Suara lantang Doni menggema di dapur.

Dengan segera, Athala mencari suara Doni yang lantang itu. Pemandangan yang kini dilihat membuat Athala kini mengernyit saat mendapati Doni yang sedang berkacak pinggang angkuhnya di hadapan Inah yang bersimpuh dan menunduk di lantai pojok.

"Ada apa, Pa?" Athala langsung saja menghampiri Inah.

"Jangan dekati dia Athala!" Gadis ini terperanjat seketika.

"Kenapa?" tanya Athala kembali.

"Apa salah Bi Inah?" lanjut Athala tak tega menatap Inah.

"Orang kesayangan kamu, mau bunuh saya!"

DEG!

Sontak Athala langsung menatap Citra yang baru saja berucap angkuh dan melipat tangannya didada.

Athala menggelengkan kepalanya berkali-kali, air matanya menetes.

"Gak! Gak mungkin Bi Inah lakuin itu!" seru Athala menatap Citra lekat.

"Dia itu gila! Dia gak waras! Bawa aja ke rumah sakit jiwa!"

"Gak! Saya itu kenal Bi Inah melebihi Tante!" seru Athala kembali dengan menatap Citra nyalang.

"Hei! Jadi ini, yang di ajarkan Shera? Jadi anak yang pembangkang?!"

"Papa percaya kan sama, Athala?" Ia sama sekali tak menghiraukan Citra.

Doni bergeming, ia menatap Athala yang menangis.

"Mas, kamu harus percaya sama aku," ujar Citra pula.

"Jawab Athala Bi Inah, bohong kan?!"

"Kenapa diem, jawab Bi?" isak Athala menangkup wajah Inah yang selalu menunduk.

"Dia ini punya gangguan jiwa!" seru Citra. Athala berdiri, ia menatap Citra nyalang.

"Tante itu baru kenal dengan Bi Inah, belum ada sehari, kenapa nuduh gini sih! Bi Inah gak kayak gitu!" serunya.

"Eve, gue minta lo jujur!" seru Athala kepada Eve yang berada di sebelah Citra.

"Iya, dia gila. Dia mau bunuh Mama gue!" sahut Eve sambil bersidekap.

Athala menatap Doni.

"Papa percaya sama, Athala?" ulang Athala.

Citra mendekati Inah, sedetik itu juga, yang dilakukan Inah membuat Athala terperanjat. Inah mencekik Citra kuat.

DEG!

"Doni!" seru Citra kesakitan.

Doni mendorong tubuh Inah hingga kini terpental.

Tubuh Athala luruh di depan Inah, ia membisu ketika mendengar wanita yang baru saja mencekik Citra itu tertawa seperti gangguan jiwa.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang