43

219 16 12
                                    

Lara, baginya cinta pernah datang kemudian menusuk mati segala harapan. Terlalu dalam dan kejam.

***

"Darimana aja!" seru Kyla khawatir.

Athala bergeming dengan pandangan kosong gadis ini duduk perlahan, menerima sodoran segelas air dari Kyla.

"Kak Alvonda bilang apa?"

Athala membisu, kemudian menggeleng pelan. Kyla hanya terdiam, semua orang punya privasi masing-masing dan ia tak akan memaksa Athala dan ikut mencampuri pribadinya walau statusnya adalah sahabatnya.

Yang ia lakukan hanya satu, selalu berdiri dibelakang Athala.

"Gue tadi ketemu sama Ibu Citra."

"Siapa?" tanya Kyla yang mungkin tak tahu Ibu Eve.

"Mamanya Eve," sahut Athala lirih.

"Kemarin lo cerita bahwa mamanya Eve itu pergi tiba-tiba gitu kan?" Athala mengangguk.

"Jadi tampilan dia itu bener-bener berubah, dia jadi pengemis," terang Athala membuat Kyla melebarkan mulutnya.

"APA!" Athala membekap mulut Kyla.

"Kenapa gitu!" lanjut Kyla histeris.

"Gue juga gak tahu, kemarin gue gak sengaja aja ikutin dia, dan ... ah! Dia tinggal ditempat kumuh," terang Athala kembali.

"Dan dia larang gue buat bilang siapapun keadaan dia sekarang ini," lanjut Athala.

"Untuk apa ya Bu Citra itu pergi?" Athala hanya mengendikan bahu.

"Padahal kata lo kan keluarga lo nerima mereka kan." Athala hanya mengangguk.

"Dan gue denger-denger Kak Ravel nembak lo dan lo tolak?" tanya pelan Kyla.

Athala bergeming.

"Ya gue tahu dia pastinya sakit hati dengan kenyataan, tapi mungkin itu yang terbaik buat kak Ravel agar dia gak mengira lo bakalan buka hati suatu hari nanti," jelas panjang lebar Kyla.

"Gue seneng banget Thal, gue bisa pulang ke Indonesia lagi, selama di Aussie gue gak punya teman sama sekali karena gak ada yang senyaman seperti kalian," lanjut Kyla.

"Setiap ujian pasti Tuhan kasih kita orang yang tepat buat bersandar," sahut Athala dengan tersenyum.

"Tuhan tidak memberikan beban tanpa pundak yang hebat, percaya sama gue kita bisa lewatin ini," ujar Kyla memegang kedua tangan Athala.

Athala tak tahu apa jadinya jika malam itu bukan Kyla yang membawa mobil, begitu bodoh dirinya ingin mengakhiri hidupnya.

Ketika ia sudah tidak punya siapapun lagi untuk mengadu, Tuhan pasti kasih yang terbaik buat kita, percaya saja, selalu berbaik sangka pastinya.

"Malam itu mau kerumah lo buat surprice karena gue tahu setiap malam minggu kita selalu kumpul dirumah lo, gue yakin banget kalian semua disana waktu itu," ujar Kyla dengan meneteskan air mata saat kenyataan tak sesuai harapannya.

"Gue seneng banget saat tahu ternyata Papa lo udah gak kayak dulu."

Athala memudarkan senyumnya, apa salah ia menyalahkan Tuhan? Kenapa Tuhan selalu hancurkan harapannya.

Harapan yang ia impikan sejak dulu, ingin memiliki keluarga yang sangat harmonis dan untuk kesekian kalinya seorang superhero yang dibanggakan menghancurkan hatinya!

Athala menatap ponselnya saat terdengar dering telefon. Gadis ini mengumbar senyumnya.

"Non baik-baik saja kan?"

Tentang Athala [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now