49

215 19 8
                                    

Daun yang basah akan kembali seperti semula. Namun, hati yang patah tak selamanya mampu kembali sempurna.

***

Seminggu terlewati, dan hari ini Athala masih setia memejamkan matanya. Dan hari ini adalah hari yang mungkin Tuhan mengabulkan ucapan Athala pada malam ia jatuh dari tangga.

Athala minta sama Tuhan untuk tidak bangun dan menyaksikan pertunangan itu.

Tangan seseorang membuka kamar inap Athala dengan baju lengan panjang berwarna paduan gold dan hitam yang telah di desain oleh Shera.

Shera meski sedang kalut ia tetap ikut mempersiapkan pertunangan Eve, anak tirinya.

"Athala," panggil lirihnya.

Tangannya terulur memegang tangan Athala dengan erat.

"Kenapa gak pernah bilang kalau ternyata kamu sudah dapat surat itu? Apa benar rasa itu telah mati?"  ujar Alvonda dalam hati.

"Buka mata kamu," lanjut Alvonda.

Ada Nara, Kyla dan Lala yang mematung di ambang pintu dengan dress berwarna gold keseluruhan dengan make up yang menambah kecantikan di wajah mereka.

"Buat apa lo disini!" seru Nara seketika.

"Kalau Eve datang gimana? Ha! Gak puas lo bikin dua orang sakit hati?" cecar Nara kembali.

"Nara!" peringat Kyla.

"Biarin, dia butuh waktu, kita keluar."

"Biarin? Biarin lo bilang? Lo—," Dengan cepat Kyla menarik Nara untuk keluar.

"Gak mudah buat Kak Alvonda ngejalanin ini, dia butuh waktu yang mungkin itu untuk terakhir kalinya, lo harus ngerti!" tegas Kyla.

"Terus lo gak kasihan sama Eve? Kalau dia lihat gimana?!" sahut Nara.

"Eve juga sahabat lo, bukan Athala doang, kalau memang Eve sama kak Alvonda dijodohkan lo harus terima dong!" lanjut Nara kembali.

"Gue terima! Eve juga bakalan ngerti kok! Kalau lo di posisi Alvonda juga bakalan kayak gini kali!" ujar Kyla kemudian duduk di kursi depan kamar inap Athala.

"Udah Nara, Kyla, udah!" ucap Lala jengah ketika Nara hendak menjawab ucapan Kyla kembali.

Dari arah kanan terlihatlah Eve yang melangkah mendekat tanpa mereka bertiga tahu, Eve sangat cantik dengan rambut di cepol serta poni depan dengan dress gold yang sedikit panjang dan desain berbeda dari yang lain.

Mereka berdua terkejut saat melihat pintu kamar Athala terbuka.

"Eve, jangan masuk dulu!" ucapan itu telah telat.

Gadis berambut pirang ini mematung di ambang pintu melihat Alvonda mencium tangan Athala dan matanya mengeluarkan air mata.

Orang bilang, seorang lelaki itu jarang dan tidak mudah untuk menangis, jika ia menangis maka itu tulus, percayalah.

Kyla, Nara dan Lala juga terdiam melihat hal tersebut, mata Kyla menatap Eve yang tempo lalu telah  mengatakan bahwa ia tulus mencintai Alvonda.

Tentang Athala [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now