11 ||HANA LAGI

12.1K 2.2K 54
                                    

Sekarang Rahel benar-benar ketakutan. Matanya menatap ngeri sosok di depannya. Mulutnya tak henti-hentinya merapalkan ayat qursi. Tangannya menengadah mengharap bantuan Tuhan.

"ALLAHUAKBAR!!!" Serunya kencang saat sosok di depannya tertawa ngakak seakan-akan mengejeknya.

"Hahahahha, gila lo Hel." Seru Hana. Dia merangkak mendekati Rahel yang berada di pojok tenda, "HUWA!"

Lagi-lagi Hana tertawa ngakak melihat kebodohan sahabatnya.

"Ini beneran Hana, kan?" Tanya Rahel memastikan.

Hana tak menanggapi, dirinya masih sibuk tersenyum sendiri membuat Rahel semakin bergidik ngeri.

"Tadi malam, Lukas minjemin bahu buat gue."

Rahel melebarkan mulutnya kemudian menggeleng tak percaya, "Halu lo!"

Hana menatap sengit Rahel. Bisa-bisanya sahabatnya ini tidak mempercayainya saat dirinya berkata jujur?

"Beneran, goblok!"

"Demi apa?"

"Demi Upin Ipin yang nggak gede-gede, demi patrick yang nggak pernah pake baju, dan demi squidward yang nggak pernah pake celana."

Rahel manggut-manggut, "Ok gue percaya sama sahabat gue yang paling gila."

Hana menoyor kepala sahabatnya, "Dan lo sahabat paling goblok di dunia."

◎◎◎◎◎

Lukas menyugar rambutnya yang masih basah ke belakang. Kaos putih longgarnya juga celana hitam selututnya begitu tampak sempurna walau sederhana.

Lukas berjalan keluar tenda. Matanya memicing saat melihat Hana yang tertawa sendiri dengan mata melihat ke tanah. Lukas memperhatikannya serius, ternyata ada cacing di tanah tersebut.

Dasar gila, bisa-bisanya cacing diajak ketawa. Geli. Gumamnya dalam hati.

Merasa diperhatikan, Hana mendongak. Matanya melebar saat melihat Lukas yang tengah memperhatikannya. Hana berdiri, menepuk-nepuk celana belakangnya yang sedikit kotor. Berjalan kearah Lukas, Hana tersenyum manis.

Tangannya bergerak menyelipkan rambut ke belakang telinga. Hana menatap Lukas malu-malu. Tangannya bergerak memilin baju. Bibirnya yang biasanya cerewet kini diam tidak berkata.

Lukas yang melihat Hana seperti itupun mengerutkan kening. Matanya menatap Hana dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Kenapa lo?" Tanyanya.

"Gue malu."

Lukas memutar bola matanya, "Sejak kapan lo punya malu?"

"Sejak lo ngeliatin gue dari tadi."

What the-

"Nggak jelas lo!"

Hana tertawa renyah, "Iya, gue emang nggak jelas semenjak kita ketemu pertama kalinya."

Lukas bergidik ngeri mengingat bagaimana Hana bertemu dengannya pertama kali. Sepertinya gadis di depannya ini memang sudah gila. Senyum diwajahnya juga binar bahagia di matanya seakan tak pernah sirna.

Lukas menggelengkan kepalanya mencoba mengenyahkan pikirannya tentang Hana saat ini.

"Kenapa? Lagi mikirin gue, ya?" Goda Hana lalu mengerlingkan matanya manja.

Anjir

"Amit-amit."

Lagi-lagi Hana tertawa. Karena kesal, Lukas segera enyah dari hadapan Hana. Sepertinya tidak baik berada di dekat Hana, bisa-bisa dirinya terkena darah tinggi.

HALU(Completed)Where stories live. Discover now