31||RENCANA

9K 1.8K 65
                                    

Sudah 5 hari pasca kecelakaan yang dialami oleh Hana, akhirnya gadis itu bisa kembali menjalankan aktivitasnya dengan normal. Keadaannya sudah sembuh total. Selama 5 hari itu juga Hana selalu ditemani oleh Lukas. Hana merasa kalau Lukas akhir-akhir ini banyak berubah. Sikap cowok itu lebih terbuka daripada biasanya. Perhatian-perhatian pun mulai Hana dapatkan. Sepertinya Hana hampir berhasil untuk mendapatkan hati Lukas.

"Hmmm yang senyum-senyum sendiri." Sindir Rahel. Dia merasa kalau pagi ini Hana terlihat gila. Buktinya saja, sejak turun dari mobil maminya tadi, Hana terus saja tersenyum sendiri.

Bukannya menjawab, Hana justru semakin melebarkan senyumannya. Wajahnya terlihat sangat berseri hari ini. Matanya bahkan menyipit karena senyumnya yang terlalu lebar. Banyak siswa-siswi lainnya yang memandang Hana, entah perasaan Rahel saja atau tidak kalau mereka semua juga merasa ikut senang. Mungkin karena hari-hari sebelumnya senyum Hana sempat hilang karena ada suatu hal. Juga kini, persahabatannya dengan Hana kembali berjalan dengan baik.

"Gue tuh seneng banget. Akhir-akhir ini Lukas berubah jadi baik sama gue. Gue yakin sih kalau perlahan dia mulai luluh sama gue." Ujar Hana girang.

"Hm."

Hana melihat Rahel yang hanya berdehem. Dirinya menatap kesal gadis berambut sebahu itu. "Kok cuma 'hm' sih?" Cibir Hana.

"Iya-iya. Wahh hebat dong, lo. Bisa luluhin hatinya singa! Hahhahahaha." Ujar Rahel retjeh.

Hana hanya menatapnya datar.

"Biasa aja kali."

Rahel menggaruk pelipisnya, "Salah mulu gue. Heran.

                           ****

Hana membasuh wajahnya di wastafel. Pelajaran matematika tadi membuatnya mengantuk. Melihat angka-angka di papan tulis membuat matanya terasa berat. Padahal biasanya, saat pelajaran matematika, Hana selalu bersemangat. Mungkin gara-gara semalam Hana tidur terlalu larut akibat tidak sabar ingin segera berangkat sekolah.

Saat Hana menatap cermin di depannya, tidak hanya wajahnya saja yang memantul disana. Melainkan ada wajah seorang perempuan juga. Hana membalikkan badan melihat Clara di sana.

Clara tersenyum miring. Ia mendekati Hana kemudian memegang lembut pipi Hana yang membuat Hana merinding.

"Udah baikan ternyata." Clara diam sejenak. "Tapi jangan harap setelah ini lo bisa bebas dari gue." Lanjutnya.

Hana menatapnya kesal. Clara itu memang kurang kerjaan. Untuk apa cewek itu mengganggunya?

"Inget, ya, Hana. Gue nggak akan biarin lo bahagia sama Lukas. Gue bakalan hancurin hubungan lo berdua."

Setelah itu Clara pergi begitu saja meninggalkan Hana. "Maunya apa sih tuh orang?"

                          ****

"Na, mau kerumah aku 'kan? Adel dari kemarin sakit dan nanyain kamu terus." Ujar Lukas. Pulang sekolah cowok itu langsung bergegas menuju kelas Hana.

Jangan tanyakan apa jawaban Hana. "Mau dong!" Serunya semangat.

Melihat antusias Hana, Lukas merasa lega lalu menepuk puncak kepala gadis itu. "Makasih."

Hana mengangguk, "Apasih yang nggak buat kamu." Ujar Hana. Setelah itu mereka berdua berjalan menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, Lukas segera memberikan helm kepada Hana yang sudah disiapkan dirinya. Dengan senyum mengembang sempurna Hana naik ke atas motor besar Lukas. "Aku peluk kamu ya." Pinta Hana.

"Boleh. Pegangan yang kenceng nanti kalau miber aku nggak tanggung jawab." Ujar Lukas.

Hana mencubit pelan perut cowok itu, "Ish! Jahat!" Lukas terkekeh. Setelah itu, dalam perjalan menuju rumah Lukas, diiringi oleh percakapan unfaedah mereka.

HALU(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang