EXTRA PART 2

12.6K 1.7K 160
                                    

Jangan lupa baca a/n di bawah, oke?

                              •
                              •
                              •

Hana tersenyum geli saat suaminya melingkarkan tangannnya di pinggang miliknya dengan kepala yang dibenamkan di ceruk lehernya. Wanita itu terkekeh, suaminya terlihat begitu manja saat ini.

"Pa ..." Hana mencoba melepaskan lingkaran tangan Lukas yang semakin mengencang di pinggangnya, "lepas dulu, nanti gosong ayamnya."

Lukas menggelengkan kepalanya di ceruk leher Hana. "Nggak mau. Kalau nggak sekarang, nggak ada waktu lagi kan? Papa habis ini kerja, terus pulangnya larut bahkan hampir pagi.

Hana mematikan kompornya lalu berbalik untuk menatap suaminya. Digandengnya Lukas duduk di kursi. "Kan udah aku bilang, jangan sering lembur. Kesehatan itu lebih penting, Pa." Hana tersenyum lembut. Kepalanya bergerak menyender ke dada sandar-able milik Lukas.

"Iya. Kamu emang nggak pernah berubah dari masih SMA, ya. Tetep cerewet. Jadi inget waktu kamu ngejar-ngejar aku dulu," ujar Lukas sembari mengelus lembut rambut panjang Hana.

Sedetik kemudian Hana menegakkan tubuhnya. Tangannya mencubit keras pinggang Lukas. "Jangan diinget!" ujarnya tajam yang membuat Lukas tertawa.

"Bedanya sekarang, Hana lebih kalem daripada yang dulu. Bar-bar," ujar Lukas memancing Hana lagi.

Wanita itu melotot. Dengan kesal ia berdiri lalu meninggalkan Lukas dengan kaki yang menghentak-hentak ke lantai. Lelaki itu tertawa melihat kelakuan istrinya yang selalu bisa membuatnya jatuh cinta.

"Sama aja masih ngambekan."

                            ****

Langit malam terlihat terang bantuan dari kerlap-kerlip bintang. Semilir angin yang berhembus menyapu kulit hingga terasa dingin. Sepasang suami istri itu duduk berdampingan di taman belakang rumah yang telah mereka berdua hias dengan sedemikian rupa. Menikmati malam yang seperti milik mereka berdua. Yang lainnya ngontrak!

Lukas mencium lama kening Hana yang sangat dicintainya. Cinta pertama sekaligus terakhirnya. Hanya Hana yang dapat meluluhkan hatinya. Tak akan ada duanya.

"Na," paggil Lukas.

Hana tersenyum. Jika Lukas memanggil tanpa embel-embel 'Mah' maka lelaki mengajaknya untuk kembali ke masa-masa waktu mereka masih berpacaran.

"Hm," gumam Hana membalas. Ia menutup matanya merasakan sapuan lembut di kepalanya yang berasal dari tangan suaminya.

"Jangan pernah tinggalin aku," ujar Lukas.

Hana menegakkan tubuhnya. Ditatapnya suaminya itu dengan lembut dengan seulas senyum yang selalu menenangkan hati Lukas. "Nggak akan," jawabnya.

Keduanya saling tatap. Menyiratkan cinta mereka lewat tatapan mata. Tatapan yang mampu mengunci satu sama lain. Tangan Lukas bergerak membelai setiap inchi wajah Hana. Benar-benar pahatan yang sempurna. Kulit putihnya, hidung kecil mancungnya, bibir kecil ranumnya, pipi tembamnya. Semuanya Lukas sukai.

Tatapan mata lelaki itu tertuju pada bibir Hana. Dengan perlahan Lukas mendekat ke wajah Hana. Istrinya itu menutup mata seolah bersiap menerima ciuman dari suaminya. Wajah mereka hanya terpaut beberapa senti lagi.

Dan-

"MAMA! LUHAN PENGEN PUP!"

Mereka berdua terkejut lalu menjauhkan wajah satu sama lain. Padahal tinggal sedikit lagi.

Lukas meringis mengelus tengkuknya. "Ck! Anak itu." Ditatapnya Luhan yang barusan berujar lantang dengan celana dalam yang sudah dilepas dan berakhir melemparkannya sembarang arah.

HALU(Completed)Where stories live. Discover now