21||RESMI

10.7K 2K 87
                                    

"Masih nggak yakin?" Tanya Lukas.

Hana mengangguk ragu, "Kalau lo ngerasa kasihan sama gue gara-gara teroran itu, mending nggak usah. Gue masih bisa berjuang buat lo suka sama gue."
Ujar Hana. Ia menundukkan kepalanya sedih. Cairan bening kembali menggenang di pelupuk matanya sebelum meluruh kembali menghiasi wajahnya.

Terdengar helaan napas panjang dari Lukas. Cowok itu mengangkat dagu Hana agar gadis itu kembali menatapnya. Tangannya memegang kedua pundak Hana dengan tatapan  yang selalu membuat Hana lemah.

"Untuk saat ini, gue nggak tau perasaan gue ke lo ini apa. Jadi, bantuin gue buat mastiin. Siapa tahu gue beneran suka sama lo, kan?"

Hana menatap Lukas kagum. Cowok itu ternyata mempunyai sikap yang manis di balik wataknya yang galak.

"Lalu, soal peneror itu?" Tanya Hana.

"Nggak usah dipikirin. Kalau gue jadi pacar lo, semuanya bakal aman." Jawab Lukas mencoba meyakinkan.

Hana menatap Lukas ragu,  "Kalau makin parah, gimana?"

"Ya jangan jauh-jauh dari gue."

Seketika pipi Hana merona. Mendadak suasana menjadi panas. "Ih manis banget. Takut kehilangan gue, ya?"

"Ngawur. Baperan lo." Lukas mendorong kening Hana menggunakan telunjuknya.

"Baperan itu karena gue terlalu peka tau!"

"Sotoy lo." Jawab Lukas. Setelahnya, ia memegang kedua tangan Hana yang memar. "Gue obatin di UKS, ayo."

"Gendong."

"Ogah."

"Gendong, Lukas."

"Nggak, Hana."

"Pokoknya gendong!"

"Nggak ya nggak!"

Hana menghentakkan kakinya kesal disertai dengan cebikan di bibirnya. Lukas yang melihat itupun gemas lalu dengan tiba-tiba Ia membopong Hana dengan bridal style hingga membuat gadis itu terpekik kaget.

"Manja."

Tanpa mereka berdua sadari, sepasang mata bernetra coklat itu memandang dengan penuh kebencian.

"Salah langkah lo, Hana. Liat apa yang bakal gue lakuin setelah ini." Sejurus kemudian, seringaian licik terulas di bibirnya.

                            ****

Hana tak lagi bisa menahan senyumnya. Bibirnya merekah sempurna tanpa mau kembali seperti semula. Matanya melirik malu-malu Lukas yang berdiri di depanya dengan wajah datar. Tangan Hana yang diperban bergerak memilin baju.

"Aawww...." Pekik Hana saat tangannya terasa sakit. Lukas berdecak malas.

"Udah tau tangannya lagi sakit." Cibir Lukas.

"Iya-iya."

Lukas berdiri lalu mulai berjalan meninggalkan UKS. Melihat gerak-gerik Lukas, Hana pun ikut berdiri dan berjalan meninggalkan UKS. Langkah lebar Lukas membuat gadis berlesung pipi itu kesusahan untuk menyamakan langkah.

"Ih Lukas, pelan-pelan dong."

"Lemot." Meskipun begitu, Lukas akhirnya memelankan langkahnya hingga membuat Hana bisa menyamakan langkah mereka.

"Lukas."

"Hm?"

Hana menggigit bibir bawahnya. Dengan jantung yang berdebar tidak karuan, Hana mencoba bertanya tentang sesuatu yang sedari tadi hinggap di otaknya.

HALU(Completed)Where stories live. Discover now