29||MEMBAIK

9.2K 1.8K 81
                                    

"Rahel? Ini beneran lo?" Hana terkejut saat melihat Rahel berdiri di samping ranjangnya. Ia hendak bangun namun kepalanya terasa pusing.

"Jangan banyak gerak, Na." Ujar Lukas mengingatkan.

"Rahel lo-"

"Gue minta maaf." Gadis berambut sebahu itu menunduk merasa bersalah. "Gara-gara nyelametin gue, lo yang kena imbasnya."

Hana tersenyum tulus kearah Rahel. Tangannya bergerak mengambil tangan Rahel yang saling menggenggam. Melihat hal itu Rahel mendongakkan pandangannya menatap Hana.

"Kita sahabat. Harus bisa jaga satu sama lain."

Mendengar penuturan dari Hana, hati Rahel menghangat. Senyum lebar terbit di wajahnya. "Jadi, lo udah maafin gue?"

Hana menggeleng, "Disini lo nggak salah, Hel. Tapi gue. Maafin gue, ya?"

Rahel mengangguk antusias. Ia menyodorkan jari kelingkingnya ke hadapan Hana. "Jadi kita balik jadi kembaran lagi kan?"

Hana terkekeh lalu menautkan kelingkingnya dengan milik Rahel. "Nggak ah. Orang cantikan gue."

"Nyebelin ya, lo."

"Ehem! Ehem! Kacang mahal kacang mahal!" Sindir Reyhan yang merasa dianggurkan. Sontak Hana dan Rahel tertawa.

"Makan-makan dong." Celetuk Reyhan.

"Siapa yang ultah?"

"Nggak ada. Lo berdua 'kan baru baikan. Syukuran dong." Balas Reyhan yang langsung mendapat acungan jempol dari Nova. Lukas memutar bola matanya malas, duo kurcaci ini memang hobi sekali makan.

"Nanti kalau gue udah pulang dari rumah sak- Awhh!!" Ucapan Hana terhenti saat rahangnya terasa sakit. Lukas yang melihat itupun panik, ia mengelus rahang Hana yang terasa ngilu lalu memperingatkan agar gadis itu lebih berhati-hati.

Reyhan yang melihat adegan itupun segera berdehem, "Kayaknya kita disini ganggu deh. Yuk keluar Nov, Hel."

Ajakan Reyhan disetujui oleh Nova dan Rahel. Ketiganya keluar ruangan meninggalkan Hana dan Lukas disana.

"Sakit?" Tanya Lukas. Hana mengangguk. Dirinya tidak berbohong seluruh bagian tubuhnya terasa ngilu dan perih.

"Mana yang sakit?" Tanya Lukas lagi. Hana menunjuk tangannya yang terluka. Karena peka Lukas segera meniup luka Hana berharap bisa menghilangkan rasa sakit itu. "Mana lagi?"

"Ini juga sakit." Hana menunjuk lututnya.

"Ini malah tambah sakit. Elusin dong." Hana menunjuk kepalanya yang diperban, Lukas pun menurutinya.

"Tapi ini juga sakit."

"Ini juga Lukas."

"Aw yang ini sakitnya tambah parah."

"Lukas tiupin rahang aku."

"Bibir aku juga sakit. Cium dong."

"Ngelunjak ya, kamu." Lukas merasa geram dengan tingkah laku Hana. Ia menatap Hana kesal lalu duduk di kursi sebelah ranjang Hana.

"Iya, maaf. Sama pacar sendiri manja sekali-kali nggak papa, 'kan?"

"Hm."

                             *****

"Mami jangan dikasih tahu soal ini ya, Bi. Hana nggak mau Mami khawatir." Ujar Hana disertai senyum sendu diakhir kalimatnya. Tidak apa-apa Mami-nya tidak berada di sampingnya ketika keadaannya seperti ini. Daripada nanti dia membuat Maminya repot hingga pekerjaannya terbengkalai.

HALU(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang