35||PENYESALAN

10.2K 2K 94
                                    

Lukas menatap Ranti yang tengah mengintogerasi Samuel. Ranti terlihat tidak mau mendengarkan penjelasan dari Samuel suaminya. Sejak dari tadi mamanya selalu menyalahkan papanya. Lukas hendak melerai mereka berdua namun dia yakin kalau itu hanya sia-sia. Jadi, yang Lukas lakukan hanyalah berdiam diri memandang mereka berdua.

"Pokoknya mama minta cerai kalau kamu nggak bisa buktiin kalau semua ini nggak bener!"

Samuel meremas rambutnya. "Papa udah berulang kali mau jelasin tapi mama nggak pernah peduli."

Ranti mengeraskan rahangnya. "Aku bukannya nggak mau dengerin! Tapi semua bukti itu mengatakan kalau papa emang selingkuh dengan wanita murahan itu-"

"DIA BUKAN WANITA MURAHAN MA!"

"OH JADI KAMU MEMBELA DIA? IYA?! KAMU LEBIH MEMILIH SELINGKUHAN KAMU DARIPADA ISTRI KAMU SENDIRI? KAMU NGGAK PERNAH MIKIRIN PERASAAN AD-"

"CUKUP! ASAL MAMA TAHU, DIA ADALAH WANITA YANG MEMBANTU KITA SAAT PERUSAHAAN KELUARGA BERADA DALAM AMBANG BATAS. DIA MAU MEMBERIKAN SAHAMNYA UNTUK KITA KARENA DIA TAHU KALAU ANAKNYA SUKA DENGAN LUKAS!"

Ranti diam tak bersuara. Bibirnya tak lagi mengucapkan kata-kata pedas. Perasaan bersalah muncul dalam dadanya. Jadi, dugaannya selama ini tentang perselingkuhan suaminya tidak benar?

Lukas yang mendengar itupun seketika kaget. Jantungnya berdegup kencang setelah mendengar pernyataan papanya.

"Papa nggak ngasih tahu mama karena Maria yang minta." Ujar Samuel.

"Jadi, pap-"

"Papa nggak selingkuh, kalau mama belum percaya, silahkan tanya Anwar asisten papa. Mama tahu 'kan dia paling tidak bisa untuk berbohong?" Ujar Samuel meyakinkan. Ia mengambil tangan istrinya lalu mengecupnya sebentar. "Papa cuma cinta sama mama."

"Kenapa papa nggak bilang kalau perusahaan kita hampir bangkrut?" Tanya Ranti. Yang diketahuinya selama ini perusahan keluarganya hanya berjalan mulus.

"Papa nggak mau bikin mama khawatir. Cuma itu."

Ranti menatap suaminya berkaca-kaca. Suami yang sangat mencintainya justru berulang kali dirinya buat terluka. Ranti merasa kalau dirinya bukanlah istri yang baik. Dengan pelan Ranti memeluk Samuel erat lalu menumpahkan tangisnya disana. "Maafin mama."

"Terus foto yang di cafe itu. Maria sedang membantu papa. Papa sengaja milih tempat itu supaya mama nggak tahu." Jelas Samuel yang membuat Ranti semakin merasa bersalah.

Lukas masih tercengang. Dirinya tak lagi mampu berkata-kata. Semuanya sudah terlanjur hancur. Setelah semuanya melebur, sebuah penjelasan justru datang. Kenapa hal ini tidak dari dulu saja?

Ranti yang merasa Lukas hanya diam saja dengan pandangan kosong pun segera menghampirinya. Ia memegang bahu Lukas. "Maafin mama, nak."

Lukas tidak menatapnya. Untuk kali ini saja Lukas ingin egois.

"Lukas? Kamu maafin mama 'kan?" Suara Ranti terdengar bergetar. Dirinya merasa begitu bersalah dengan Lukas.

"Cukup." Jawab Lukas akhirnya. Matanya menatap Ranti. "Mama 'kan udah sering buat Lukas kecewa 'kan?" Lanjutnya dengan kekehan miris di akhir kalimatnya. Setelah itu Lukas berjalan keluar. Ranti tidak tahu anaknya akan pergi kemana. Meninggalkan dirinya yang berada dalam lingkup penyesalan.

                              *****

Lukas mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Pikirannya hanya tertuju kepada gadisnya. Lukas hanya berharap Hana mau memaafkannya. Lukas memang tidak membenci Hana, Lukas hanya dipaksa. Lukas tidak benar-benar memutuskan gadisnya. Semua itu hanya karena paksaan.

HALU(Completed)Where stories live. Discover now