Bagian 40✔️

3K 65 0
                                    

Saat ini Alfin dan Kevin sudah sampai di Apartemen dimana Aisy di bawah oleh kedua preman. "Fin. Gue minta maaf. Gue nggak bisa nemenin lo. Karena gue ada urusan," Ujar Kevin yang memang ada urusan

"Ya udah Gapapa. Makasih bro!" Ucap Alfin tulus membuat Kevin tersenyum miris. Ia menyesal telah memusuhi Alfin dulu. "Gue Duluan. Semoga Aisy nggak papa!" Kevin tersenyum singkat dan melajukan motor nya meninggalkan Alfin di parkiran Apartemen. Alfin dengan Buru Buru melepaskan hèlm nya dengan kasar dan langsung beranjak memasuki apartemen. Ia bingung harus ke kamar mana. Namun ia tetap melanjutkan langkah nya menyusuri setiap kamar

Sudah beberapa menit ia menyusuri Apartemen ia belum menemukan jejak Aisy sama sekali. Saat ini Alfin berada di Taman Apartemen yang berada di lantai 2 yang terletak di balkon dan langsung melihat pantai yang indah nan berwarna biru cerah. Suasana apartemen sepi. Mungkin karena hari ini Weekend? Semua orang pada berlibur ke pantai

Saat ia mengedarkan pandangan nya. Mata nya berhenti di salah satu objek yaitu. Dua Cewek yang berada di balkon kamar di sebelah kiri taman. Terlihat, satu Cewek yang di ikat di kursi dan menangis dan satu nya lagi Cewek tersebut menyilet pisau di pipi Cewek yang terikat di kursi tadi. Eh sebentar. Seperti nya Alfin mengenali siapa mereka. Alfin menyipitkan mata nya dan langsung melebarkan mata nya saat Alfin sudah tau jelas siapa kedua Cewek tersebut

"Aisy!" Teriak Alfin. Ya, kedua Cewek tersebut adalah Aisy dan Silia yang sudha menyilet beberapa bagian tubuh Aisy tanpa ampun meskipun Aisy sudah bercucuran Air mata. Alfin langsung berlari untuk menuju Aisy dan Silia berada

Sedangkan di kamar Apartemen Silia. Sudah 1 setengah jam Silia bermain dengan pisau kecil di tangan nya ke Silia. Yang awal nya di lengan Aisy setelah puas dan penuh. Ia langsung beranjak ke pipi Aisy. Dan Aisy sudah menangis sedari tadi. "Nangis terus Aisy! Nangis teross!" Silia semakin di buat membabi buta menyilet pipi Aisy. Pipi Aisy sudah me merah bercampir darah, dan pipi Aisy semakin perih saat air mata Aisy bercampuran dengan darah dan bekas siletan yang dibuat Silia

Brakk. Tiba tiba pintu di buka secara kasar membuat kedua Cewek tersebut spontan menoleh kan Kepala nya ke arah pintu. Dilihat mereka Alfin yang menatap ke arah Silia murka. Aisy dan Silia pun tak kalah terkejut nya. Namun di detik selanjutnya

Prok Prok Prok. Silia bertepuk tangan sembari tertawa jahat. "Hahaha! Akhir nya lo dateng juga Alfin! Gimana udah puas? Makasih loh, udah turutin kemauan gue buat jauhin Aisy dulu," Silia tersenyum miring. Saat Alfin mendekat ke arah nya

"Jadi—" Alfin menggantungkan kalimat nya.  "Iya! Gue dalang di balik saat Aisy celaka!" Lagi lagi Silia tertawa jahat

"Lo keterlaluan!" Hardik Alfin. "Lo belum tau siapa gue Alfin!" Bentak Silia. "Dan lo belum tau betapa sakit nya gue dulu!" Silia melirik Aisy yang hanya menangis tak berdaya

"Well? Lo mau marah sama gue iya?!" Tantang Silia. Alfin tak menggubris nya hendak berjalan mendekati Aisy, Namun Silia mengancam nya dan langsung berdiri menutupi Aisy dari Alfin

"Jangan coba coba lo!" Bentak Silia. "Dasar lo Cewek gila! Ga waras. Ga seharus nya lo culik Aisy!" Alfin benar benar tak habis pikir oleh Silia yang begitu nekat

"Apa Salah Aisy sama lo Hah?" Tanya Alfin dengan membentak. Silia yang mendengarnya tertawa jahat. "Lo tanya Salah Aisy Apa? Iya?! Banyak!" Silia terus terus an membentak

"Asal lo tau. Aisy sudah merebut semua kebahagiaan gue!" Silia tersenyum miris. Dan Alfin hanya mendengarnya saja. "Bunda Aisy udah ngerebut papa gue! Dan saat itu Mama gue yang denger Papa selingkuh sama Bunda Aisy langsung syok dan karena syok Mama gue meninggal!" Silia mulai menangis karena ia lagi lagi mengingat Mama nya yang terlalu sabar dengan Papa nya. "Dan sekarang Gue hidup hanya dengan Papa. Dan keluarga sialan Aisy!" Silia terus saja bercerita dengan isak tangis nya. Aisy sangat terkejut mendengar kenyataan. Berarti selama ini Ayah nya sudah berbohong tentang Ayah nya yang istri nya sudah meninggal saat baru melahirkan Silia. "Gue terpukul. Gue nggak bisa terima kenyataan. Gue nggak tega ngelihat Mama gue yang saat dulu selalu di siksa Papa!" Silia menangis pilu. Begitu pun dengan Alfin terkejut mendengarkan cerita Silia. Jadi selama ini mereka bersaudara?

My PRIORITY✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now