Bagian 41✔️

3.3K 70 0
                                    

Angin malam berhembus kencang di pantai. Membuat siapa pun kedinginan. Tak terkecuali Alfin yang keadaan nya kacau parau. Sudah lama pencarian Aisy di lakukan namun tak ada hasil. Semua keluarga, teman teman Aisy pun sudah berkumpul. Kecuali Silia. Begitu pun dengan teman teman Alfin mereka sudah berkumpul sejak tadi siang

Ingin sekali, Alfin menyelam ke dalam lautan. Setidak nya ia ingin melihat wajah Cantik Aisy dulu. Tapi semua orang tak berpihak kepada nya membuat ia di larang mati mati an untuk membantu pencarian Aisy. Bunda Aisy pun sudah kembali. Setelah mendengar cerita Alfin Bunda Aisy langsung mentalak Ayah Aisy karena tak rela, Silia sudah bertindak nekat. Dan Bunda Aisy juga tak menyangka bahwa Yuda—suami nya, berbohong pada nya. Akhir nya mereka sudah resmi berpisah. Dan Bunda Aisy pun akan menerima kehidupan yang akan datang kedepan nya. Dan ia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak anak nya.

Saat ini, Alfin duduk di atas pasir dan menatap pantai dengan pandangan kosong. Ia tak menyangka bagaimana Keadaan Aisy saat ini di dalam nya? Alfin mulai memutar kembali memori yang telah ia buat bersama Aisy membuat Alfin ingin saja menangis. Saat ini keadaan pantai rame oleh Polisi dan lampu lampu lebih di perbanyak untuk permudahan pencarian Aisy

"KORBAN DI TEMUKAN!" Teriak salah satu Polisi yang melihat tubuh Aisy yang di gotong oleh polisi satu nya dari dalam air dan di naikkan ke atas perahu. Mendengar Teriak an tersebut,semua orang berkumpul dan Menunggu perahu yang mulai menepi

Dengan tidak sabaran, Alfin melihat ke dalam perahu yang berisi kan Aisy saat perahu sudah menepi. Di lihat nya Aisy yang terkujur lemas, dengan kulit nya yang pucat pasi hampir semua tubuh nya membiru dan bekas sayatan ulah Silia yang mulai membekas. Membuat siapa pun yang melihat nya tak tega

Begitu pun dengan Alfin. Lutut Alfin teras lemas hingga ia terjatuh duduk di pinggir perahu dan menatap Aisy dengan gemeteran. Beruntung, perahu yang di tumpangi Polisi tadi pendek membuat Alfin yang berlutut pun masih bisa melihat Aisy di dalam perahu. Semua menangis histeris, terutama Bunda Aisy yang menangis tak ada henti nya. Alfin mendekatkan tangan nya ingin menyentuh pipi Aisy, tangan nya bergetar hebat. "A-Aisy," Lirih Alfin membuat Semua yang melihat nya pun menangis terseduh seduh. Sahabat sahabat Alfin yang melihat Alfin seperti ini. Lantas tak menyangka karena baru kali ini, Alfin seperti itu

"Korban harus segera di larikan ke rumah sakit. Agar cepat di tangani!" Begitu pun mendengar instruksi dari salah satu Polisi Lantas tubuh mungil Aisy di larikan ke Ambulance yang sudah di sediakan dari tadi. "Lan, Bilang kalau itu tadi bukan Aisy kan?" Ujar Alfin dengan suara purau melihat Ambulance yang sudah beranjak pergi menuju ke Rumah Sakit terdekat

"Lo kuat Fin! Kalau lo emang pengen Aisy baik baik aja. Lo harus kuat dan selalu semangatin dan doain Aisy biar dia cepet sembuh!" Tutur Aslan

"Udah! Ayo cepet ke Rumah sakit!" Mereka semua pun langsung beranjak ke Rumah sakit

My PRIORITY ✔️-

Mereka semua saat ini sedang meramal kan Doa untuk kesehatan Aisy di sela sela tangis nya

Sudah 1 jam mereka Menunggu, namun dokter tak kunjung keluar dari dalam. Hingga akhir nya, pintu pun terbuka menampilkan dokter yang berparas cantik keluar dari dalam nya, membuat semua orang langsung mengerumuni dokter cantik itu yang ternyata bernama, Inaya

"Keluarga pasien?" Tanya Dokter Inaya. "Saya dok!" Jawab Bunda Aisy

"Mari ikut saya!" Bunda Aisy mengikuti Dokter Inaya

"Jadi, pasien di nyatakan koma," Bagai di sambar petir Bunda Aisy langsung menangi deras mendengar informasi dari Dokter Inaya

"Ko-koma dok?" Tanya Bunda Aisy dengan suara serak nya. "Iya. Tubuh pasien yang membiru karena kedinginan membuat dia tak sadar kan diri. Belum juga luka di lengan dan pipi nya! Dan kalian boleh bisa masuk, tapi tidak boleh semua, bergilir an!" Ujar Bu Inaya

"Yaudah makasih dok, permisi!" Bunda Aisy beranjak keluar dari ruangan Dokter Inaya

Ratna—Bunda Aisy, saat ini berjalan dengan langkah lemas menuju di mana teman teman Aisy berkumpul

"Gimana tante?" Tanya Syafira dengan tidak sabaran. "Aisy koma," Mendengar jawaban Ratna suasana menjadi hening. Namun Air mata mereka tak luput berjatuhan di pipi. Alfin meringsut duduk di dinding Rumah Sakit mendengar jawaban Ratna. Ia benar benar putus asa

Alfin menitikkan Air mata nya pertama kali. Dan Untuk Aisy.

"Kalian boleh bisa liat Aisy kata dokter. Tapi harus bergiliran nggak boleh semua!" Jelas Ratna tapi Alfin tetap pada posisi nya

"Fin, kamu nggak mau liat Aisy?" Tanya Ratna kepada Alfin yang terduduk lemas. "Tante dulu aja, Alfin nanti aja terakhir biar lama liatin Aisy nya!" Celetuk Alfin mampu membuat Ratna terkekeh pelan

"Yaudah. Kalau gitu tante masuk dulu ya, Nggak ada yang bareng tante?" Tawar Ratna

"Saya te!" Syafira beranjak mendekati Ratna dan di susul oleh Tya dan Andara yang ikut ikut. Mereka ber-empat memasuki ruangan

Alfin masih stay dengan melamun nya. Setelah semua selesai masuk ke dalam. Sekarang giliran Alfin

Alfin memasuki ruangan dan langsung di sambut oleh Wajah pucat Aisy. Alfin duduk di kursi yang di sediakan di samping brankar Aisy tertidur pulas

"Hai!" Sapa Alfin seolah olah Aisy dapat mendengar nya

"Lo nggak bosen tidur terus, hm?" Tanya Alfin entah pada siapa

"Gue kangen lo tau nggak. Lo ingat? Saat dulu lo pernah nabrak gue di Kantin? Gue cuek ya dulu?" Alfin terkekeh pelan. "Sekarang nggak dong,"Alfin menautkan jemari mereka

"Lo Beruntung karena udah rubah gue jadi cair nggak dingin seperti dulu. Gue juga Beruntung ketemu elo. Kita sama sama menguntungkan nggak sih? Kayak simbiosis mutualisme?" Lagi lagi Alfin terkekeh pelan

Alfin mengusap pelan pipi Aisy. "Sakit ya Sy?" Tanya Alfin. "Pasti kalau lo ada di sini. Lo Marah Marah sama gue. 'Ya sakit lah. Emang menurut kamu nggak sakit apa?' pasti Bilang gitu tuh. Dasar bawel," Alfin mencubit hidung Aisy gemas dan menirukan cara bicara Aisy versi dulu

"Maaf Sy. Gue tau ini semua salah gue! Nggak seharus nya gue ngejauhin lo demi Si Silia sialan! Sy, lo bangun dong. Ayo kita labrak bersama tuh Si Silia!" Alfin berpura pura kesal

"Jujur ya, gue cemburu liat lo Deket sama Akbar!" Ujar Alfin dengan tersenyum miring. "Tapi ya. Gue masih berterimakasih sih. Soal nya dia udah nyelametin lo saat jatuh ke jurang dulu!"

"Sy. Bentar lagi gue lulus Loh! Masak lo nggak mau liat ketampanan gue pakek jas sih!" Dumel Alfin. Memang sebentar lagi ia akan melakukan ujian nasional 1 minggu ke depan. Setelah selesai. Lusa nya SMA Mentari mengadakan acara ke lulusan. Ingin mempersingkat waktu

"Ngeselin ya elo! Gue bicara sendiri! Udah Ah gue capek bicara sendiri! Yang penting lo harus berjuang buat gue, Bunda, adik, dan temen temen lo yang udah berdoa sama lo!" Alfin mencium dahi Aisy sekejap dan berdiri

"Get well soon Dear" Alfin melangkah keluar

My PRIORITY ✔️-

Tbc

Ada yang sedih nggak nih?

Vote and comment nya ya!

Happy reading! ❤️

My PRIORITY✔️[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang