Bagian 42✔️[END]

5.4K 90 1
                                    

Saat ini Alfin dan Aisy saling bergandengan tangan dan berhadapan

"Alfin, aku harus pergi," Lirih Aisy. Saat ini Aisy memakai baju putih putih dengan rambut yang di gerai membuat Aisy terlihat cantik. Namun bibir nya tetap saja pucat

"Nggak! Emang lo mau pergi kemana sih Sy?" Tanya Alfin

"Nanti, kamu akan tahu sendiri," Aisy tersenyum simpul ke arah Alfin. "Sekarang aku mau pesen sama kamu, Kamu harus cari kampus yang bagus ya biar kamu nanti ke depan nya sukses, kamu nggak boleh males, kamu nggak boleh mikirin aku, dan sampein juga sama Bunda, Adek dan temen temen aku dan temen temen kamu juga. Bilang in mereka harus ikhlasin aku, mereka harus doain aku biar aku tenang di sana. Mereka nggak boleh ninggalin shalat. Kamu juga Loh. Bilang in ke Bunda, Bunda harus kuat ngadepin adek gue yang bawel. Dan aku ingin kalian doain aku saja biar aku tenang dan ikhlasin aku!"Pesan Aisy panjang lebar membuat Alfin mulai mengerti kemana arah ucapan Aisy. Alfin menitikkan air mata nya

"Nggak Sy! Gue yakin lo kuat oke?" Yakin Alfin. Dan Aisy menggeleng pelan dan melepaskan tautan tangan nya dengan Alfin

"Kamu nggak boleh nangis, mereka juga nggak boleh nangis. Nanti aku merasa bersalah sama kalian dan nggak tenang," Aisy menghapus air mata Alfin lembut

"Sy! Plis jangan pergi!"Mohon Alfin

"Nggak bisa Alfin, aku udah lelah. Kamu tega liat aku tidur mulu?" Tanya Aisy

"Makannya, lo cepet cepet bangun. Biar nggak capek!" Aisy terkekeh pelan

"Nggak bisa Alfin. Udah ya. Aku pergi dulu. Sampein pesen ku. Awas aja kalau nggak di sampein!" Ancam Aisy dan mulai berjalan melangkah menuju ke pintu yang bercahaya putih yang menyilaukan mata. Melihat nya Alfin mulai menangis deras

"Aisy! Gue mohon berhenti!" Teriak Alfin

"Aisy please!"

"Aisy, gue mohon!" Lagi lagi suara Alfin tak di indah kan oleh Aisy

"Aisy! Aku Sayang kamu, Please kamu jangan pergi!" Ucapan Alfin kali ini, mampu membuat Aisy menghentikan langkah kaki nya dan membalikkan badan nya menatap Alfin

"Aku seneng, sebelum pergi, kamu ucapin apa yang aku tunggu tunggu dari dulu. Tapi maaf aku nggak bisa. Aku harus pergi!" Aisy memasuki pintu dan otomatis pintu pun tertutup pelan. Sebelum nya, Aisy membalikkan badan nya dan tersenyum ke arah Alfin, senyuman yang sangat manis dair bibir pucat nya sembari melambaikan tangan nya ke Alfin. Membuat lutut Alfin lemas. Alfin terduduk melihat kepergian Aisy. Pintu pun tertutup tak menampakkan tubuh Aisy sama sekali. Dan akhir nya Kegelapan menyambut Alfin

"AISY!" Teriak Alfin. Dan ia baru sadar bahwa sedari tadi ia ketiduran di samping brankar Aisy dan tadi hanya Mimpi membuat Alfin menghembuskan nafas legah.

2 bulan kemudian

Yang berarti Alfin sudah di nyatakan lulus, begitu pun dengan teman teman nya. Sementara Syafira, Tya dan Andara di nyatakan naik ke kelas XII. Mereka menghabiskan hari demi hari dengan kehidupan yang tak bersemangatan. Karena sampai detik ini Aisy tak mau membuka mata nya. Tetap saja terbaring lemah. Alfin memegangi tangan Aisy begitu erat takut apa yang di Mimpi kan terjadi. Selama ini, Alfin tak pernah absen untuk menjenguk Aisy

"Sy. Gue mohon. Lo kuat ya!" Lirih Alfin melihat setiap inci wajah Aisy

Tiba tiba badan Aisy kejang kejang membuat Alfin terkejut dan langsung saja menekan tombol panggilan untuk dokter. "DOKTER! DOK!" Teriak Alfin membuat semua orang yang beristirahat dalam ruangan Aisy pun langsung terbangun kaget dan mendekati Alfin. Ratna, Syafira dan Aslan pun sama hal nya dengan Alfin yang berteriak bak orang kesetanan memanggik dokter. Ratna mulai menangi deras. Begitu pun dengan Tya dan Syafira. Suara monitor yang berbunyi nyaring di ruangan me nambah kesan cemas. Alfin melihat monitor yang menampakkan garis lurus saja membuat nya menggeleng tak percaya

Akhir nya dokter pun datang dengan tergesah gesah. "Silahkan keluar dulu!" Perintah Dokter Inaya yang selama ini masih stay merawat Aisy. Alfin tak mau keluar membuat semua orang memaksa nya

"Ayo nak! Biar Dokter saja yang menangani Aisy!" Ujar Ratna dengan menarik tangan Alfin yang tak ingin meninggalkan Aisy

"Nggak te. Saya mau temen in Aisy!"Tolak Alfin

"Kamu nggak boleh gitu. Kamu cukup doain aja!" Alfin pun mulai menuruti Perkataan Ratna dan dengan langkah berat ia keluar dari ruangan Aisy. Mereka semua Tengah berdoa di iringi isak tangisan. Sementara Alfin berjalan mondar mandir di depan pintu. "Lo harus kuat Sy! Tuhan, jangan jadi kan Mimpi hamba sebagai kenyataan!"

Tak lama, dokter keluar dari ruangan Aisy. Dan semua orang pun mengerumuni nya

"Gimana dok?" Tanya Ratna dengan cemas

"Saya sudah melakukan semaksimal mungkin. Tapi maaf, saya tidak bisa menyelematkan putri anda!" Lirih Inaya membuat semua orang di sana menggeleng tak percaya. "Nggak. Nggak mungkin dok! Dokter boong kan?" Tanya Syafira dengan tangisan nya yang menjadi jadi

"Syaf udah. Ikhlas in!" Aslan membawa Syafira ke dalam dekapan nya dan Syafira me nangis sejadi jadi nya di dalam pelukan Aslan

Alfin berlari masuk ke dalam Ruangan Aisy. Ia melihat tubuh Aisy yang sudah di tutup i oleh selimut. Alfin membuka selimut nya. Dan terlihat lah wajah tenang Aisy yang masih nampa cantik. Meskipun bekas sayatan di pipi nya masih nampak. Dan bibir nya yang pucat. Mereka pun me nyusul Alfin dan melihat kondisi Aisy. Ratna menutup mulut nya tak menyangka. Begitu pun dengan Syafira yang masih tak percaya. Mengapa Aisy secepat ini

"Sy. Bangun Sy!" Alfin menggoyang kan bahu Aisy mencoba menyadarkan Aisy. Tapi hasil nya nihil

"Sy. Bangun!"

"Udah fin. Ikhlasin Aisy!" Ujar Aslan dengan menepuk pundhak Alfin

"Sy! Bangun! Lo nggak mau jalan jalan sama gue? Lo mau kan? Kenapa lo ninggal in gue sama mereka semua Sy! Kenapa Mimpi gue jadi kenyataan! Kenapa lo nyerah Sy! Lo nggak sedih liat Bunda lo nangis Sy! Bangun Sy Bangun!" Teriak Alfin dengan tangisan nya yang tak terlupakan

"Fin, udah nak! Ikhlasin Aisy!" Ujar Ratna meskipun Ratna sendiri tak menyangka. Namun Ratna harus kuat

"Te. Liat Aisy! Dia ninggal in kita te! Suruh dia bangun te!" Mereka semua yang melihat Alfin seperti itu, tak tega.

Selanjutnya, Alfin lari meninggalkan ruangan Aisy dan ia tak mau melihat wajah Aisy lagi. Ia tak tega. Ia ingin ketenangan saat ini. Dan Alfin memutuskan pulang ke rumah nya

Alfin mengunci diri di kamar dan mematikan lampu dan tirai nya juga ia tutup. Dan datang lah kegelapan yang lagi lagi menyambut Alfin

"Sy! Lo tega ninggal in gue?"

"Kenapa Sy!? Gue sayang sama lo! Semoga ini semua hanya Mimpi!" Alfin memejamkan mata nya meskipun air mata nya yang masih mengucur deras

END

HOLA!!

UDHA TAMAT UWUUU!!!

FOLLOW IG AISY SAMA ALFINO YA!

@aisylla_

@alfinoptr

MAU DI UP KAPAN NIH PROLOG NYA?

SIAPA YANG NANGIS HAYO??

HAPPY READING! ❤️

My PRIORITY✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now