16

5.5K 776 112
                                    

"Kesuksesan sejati tak diukur dari kekuasaan atau kekayaan yang dimiliki. Bisa terus bertahan meski berkali-kali diuji, juga merupakan prestasi."

- Nurul -

Dunia K-Pop berduka, salah satu aktris sekaligus member grup idol meninggal dunia karena bunuh diri. Tidak diketahui alasan pasti mengapa sang aktris nekat melakukan aksi tersebut. Namun, banyak spekulasi mengatakan bahwa penyebabnya adalah depresi karena sering dibulli.

Aku mendengar kabar tersebut dari obrolan tetanggaku yang sedang membahas mengenai berita update terbaru hari ini. Mereka sedang mengobrol sembari berbelanja di tukang sayur keliling. Aku yang awalnya berniat hanya membeli tahu dan sayur-mayur mau tak mau berlama-lama di sana, berpura-pura memilih lauk lain padahal sudah memiliki daftar belanjaan.

"Katanya gantung diri," ujar salah satu ibu-ibu, aku tak tahu namanya, hanya kenal wajahnya saja. Rumahnya cukup jauh dari rumahku sehingga tak terjangkau pergaulanku yang hanya beberapa ratus meter dari rumah.

"Nekat amat ya, padahal yang diomongin ke dia juga nggak kejam banget, malah sesuai fakta kan?" cerocos Mama Tia. Aku tidak tahu siapa nama asli dari wanita berpostur kurus dengan rambut keriting itu, orang-orang biasa memanggilnya demikian.

"Iya, nggak tahu diri amat. Lagian, masih muda kok pacarannya sama yang usianya tua amat." Tante Fura, tetanggaku menimpali.

"Iya, nggak pantas sama sekali. Kalaupun atas nama cinta, kok bisa buta begitu?" Ningsih, tetanggaku ikut menambahkan.

"Karena hartanya kali ya," kata Mama Tia.

"Bisa jadi." Tante Fura setuju.

Obrolan mereka mulai menyimpang jauh, dari gosip bunuh diri sampai ke berita-berita sebelum si aktris dinyatakan meninggal dunia. Aku tak pernah tahu bahwa tetanggaku bisa sampai mengenal aktris luar negeri. Aku mengira, mereka hanya tertarik pada selebriti dalam negeri yang tak pernah sepi membuat sensasi.

"Bencong kan?" Tante Fura membuat pertanyaan mencengangkan, membuatku kembali menaruh perhatian karena topik mereka berubah.

"Siapa?" tanya Ningsih.

"Si itu."

"Bentukannya aja begitu, pacarnya juga kan? Cewek." Mama Tia menegaskan.

"Tukar gender gitu?" tanya Ningsih lagi.

"Iya, tapi pacarnya belum ganti kelamin," jawab Mama Tia.

"Kasihan ya, mahal-mahal bayar buat ganti kelamin, akhirnya balik ke kodratnya juga, suka cewek," ujar tante Fura prihatin.

"Namanya manusia, suka baperan, terbawa perasaan, padahal nggak permanen," cetus Mama Tia.

"Iya, sih. Oh ya, Nur, kata kamu gimana?"

Mampus, aku yang sedang berpura-pura memilih mentimun sampai gemetaran.

"Ap-apanya, Te?" tanyaku gugup.

"Menurutmu, si itu bencong apa bukan?"

Aku hanya tersenyum kaku. Bukan munafik, tetapi satu Indonesia, pasti sudah tahu bahwa si itu bukan perempuan asli. Walau banyak melakukan bantahan, suatu kebenaran tak kan pernah bisa dikalahkan.

BACOT TETANGGA [ TERBIT ]Where stories live. Discover now