53•-Rumah Stella

1.3K 42 0
                                    

Terkadang terlalu mencintai itu rumit, mengungkapkan rasa saja terkadang menjadi masalah.

Saat ini Atha sedang ada dirumah Stella, yaitu adik kelas yang baru saja membuat onar padanya beberapa hari lalu.

Namun ia berusaha melupakan, sekarang Revan kan sudah menjadi miliknya.

Ia terpaksa disini karna Lucky menyuruhnya untuk menginap disini beberapa hari.

Padahal Mama Stella yaitu Ghista adalah perempuan yang kepergok bermesraan dengan Papa Atha.

Lucky menjelaskan bahwa apa yang dipikiran Atha dan dilihatnya bukanlah sebuah kenyataan yang keji, Ghista dan Lucky hanya kerabat kerja dekat. Tapi bukankah itu juga salah? mengapa harus bermesraan seperti itu? apa karna tante Ghista sudah ditinggal oleh suaminya? Tapi bukankah Ghista sudah menikah dengan om Jhony? Memang aneh, ini semua bukan salah pikiran Atha!

Sebelum Aleta dan Lucky meninggalkannya untuk beberapa waktu karna ada sebuah urusan keluarga di Bandung yang tidak bisa di tinggalkan.

Lucky dan Aleta mengantar Atha kerumah Ghista untuk dititipkan 1minggu. Ghista pun menerima dengan tulus. Ia merasa sangat bersalah karna kesalahpahaman ini Atha saat harus masuk rumah sakit waktu itu.

"Mau makan dulu Tha?" tawar Ghista pada Atha yang duduk disofa dengan memainkan ponselnya.

Atha hanya mengeleng tanpa melirik bahkan menatap wanita cantik ini.

Ia menuliskan pesan untuk Revan, ia takut besok pagi Revan malah menjeput kerumahnya bukan ke rumah adik kelas tersayangnya ini, sangat membosankan.

Athalia: Aku gak dirumah, aku dirumah Stella, jadi besok gak usah jemput aku, soalnya besok aku bawa mobil sendiri.

Tak lama kemudian muncullah notifikasi bahwa Revan membalas chatnya cepat.

Revan: Maksud lo? gue gak boleh jemput lo lagi? setengah jam lagi gue disana.

Atha senyum senyum sendiri karena gaya bahasa dan perilaku pacaran mereka sungguh berbeda dengan pasangan lain yang terkesan lemah dan lembut saat berkomunikasi.

Atha mengetikkan dengan senyuman manis, Ghista hanya menggeleng pelan "Kalo butuh apa apa tante ada dikamar ya Tha" Ghista mememgang bahu Atha.

"Iya" Ucapnya menoleh lalu tersenyum tipis, lalu Ghista meninggalkan Atha.

Athalia: Terserah kamu aja deh, aku mah iya iya asal kamu jangan cuek-cuek gitu dong, sekarang anterin gue ke belanja ya.

Atha terus memainkan jari jemarinya, lalu Atha terseyum saat notifikasi muncul dari kekasih nya lagi.

Revan: Kenapa sih lo? masa gue ikut belanja, jalan aja malam ini, jangan banyak komen.

Atha memudarkan senyumannya, namun ia membalasnya dengan tidak memancing emosi pacarnya ini.

Athalia: Yaudah aku minta maaf, maaf ya aku selalu buat kamu marah terus.

Revan yang membaca justru semakin dibuat emosi, Kenapa dari dulu gak bisa berubah sih lo batinnya geram.

Baperan.

Menurutnya Atha selalu saja minta maaf namun tak bisa menyadari kesalahan yang dulu ia perbuat, jujur Revan masih sedikit terpukul saat Atha baru saja mengetahui rasa ini. Tidak peka sekali dia, menurut Revan.

Revan: Terserah lo aja sekarang, gak usah deh kebanyakan minta maaf, kalo gak ada sesuatu yang bisa lo rubah.

Atha semakin dibuat terkejut,bmengapa sifat lelaki yang sekarang notabennya adalah pacarnya itu selalu berubah-ubah? apa dia terpaksa mencintai Atha? pertanyaan semacam itu muncul dibenak Atha.

"Kok lo gini lagi sih, heran gue" degus Atha kesal.

Rasanya aneh dan bingung, bahagianya sedikit terimbangi dengan rasa sakit itu, ia sedikit curiga, apa Revan hanya disuruh oleh orang untuk mencintainya? rasanya aneh bagi Atha untuk seseorang yang membenci menjadi tiba-tiba mengungkapkan rasa? padahal faktanya Revan sangat handal dalam menyembunyikan rasa.

Keduanya sedang termakan oleh asumsi masing-masing, nyatanya mereka sama-sama sangat mencintai. Namun dengan pikiran nyeleneh yang terbesit mampu meruntuhkan pondasi hubungan ini.

TBC

Heart disclosure [completed]Where stories live. Discover now