12. Saat ini, esok, selamanya

1.8K 269 2
                                    

Kenangan akan menyimpan semua kebahagian dan kesedihan. Setiap kisah yang berlalu akan abadi di dalam kenangan itu sendiri.

*****

🔊 Aktifkan musik di mulmed

Aku terbaring di atas ranjang dengan buku novel yang tengah aku baca. Tetapi pikiranku tidak bisa fokus akibat sesuatu yang tadi pagi terjadi. Aku menolak Benua begitu saja.

Aku berpikir sejenak, kenapa tawarannya itu tidak menjadi permintaan? Bukankah Benua masih memiliki satu permintaan yang harus aku kabulkan?

Mungkin Benua berpikir bahwa perasaan itu tidak bisa dipaksa. Entahlah, aku tidak tahu. Aku bukan seperti Benua yang bisa membaca pikiran orang lain.

Pandanganku seketika teralih saat pintu kamar diketuk oleh bunda. "Natesa."

"Masuk bun. Aku belum tidur."

Pintu terbuka dengan kehadiran bunda yang kini mendekatiku. "Kamu belum tidur?" tanya bunda sembari ikut berbaring di sebelahku.

Aku terkekeh, "belum ngantuk bun."

"Sudah minum obat?" tanyanya lagi.

"Sudah bun." Jawabku, "bunda sendiri kenapa belum tidur?"

Bunda tersenyum, "bunda tidak bisa tidur. Malam ini bunda boleh tidur sama kamu?"

"Tentu saja boleh bun."

Hening beberapa saat di antara kita. Aku meletakkan buku di atas nakas sebelum aku angkat suara. "Bunda, Tesa mau tanya."

Bunda spontan menoleh ke arahku, "apa?"

"Bunda dulu pernah berpikir enggak waktu bunda diajak pacaran ataupun dilamar sama ayah, bunda takut jika nanti kalian harus saling kehilangan seperti....sekarang?"

Aku menatap bunda lekat. Bunda terlihat berdiam sejenak. Sepertinya memikirkan sesuatu untuk bunda jawab.

Bunda tersenyum lagi, "bunda enggak pernah kehilangan ayah kamu. Ayah kamu juga gak pernah kehilangan bunda. Meski jarak dan waktu telah membiarkan kita terlepas, tapi kita tidak akan pernah saling kehilangan."

Aku mengerutkan kening, "maksud bunda?"

"Kita yang terpisah belum tentu kehilangan. Semua masih utuh dalam kenangan, bunda enggak pernah takut kehilangan. Karena ini semua adalah takdir, kita tidak akan pernah tahu apa yang terjadi selanjutnya. Kita tidak tahu apa yang nantinya akan pergi. Hanya kenangan yang bisa mengabadikan semuanya.

"Bunda tidak pernah menyesal mengenal dan pernah menjalin hubungan dengan ayahmu, karena berkatnya, bunda bisa memiliki anak yang luar biasa seperti kamu, Tesa."

Sejenak aku bungkam. Mencerna setiap kata yang dilontarkan oleh bunda. Ternyata aku salah. Aku menolak hati yang aku inginkan hanya karena trauma akan kehilangan.

"Cinta baru akan selalu datang, kapan pun setelah kisah lama usai. Tidak ada salahnya untuk tutup hati, tidak ada salahnya juga untuk membuka hati. Karena memulai sesuatu yang baru itu tidak pernah salah."

Lagi-lagi aku terdiam. Memikirkan satu nama yang terlintas dalam benakku.

Benua.

*****

Terlambat. Satu hal yang tidak pernah aku lakukan selama hidup, kecuali hari ini. Telat, sekolah adalah mimpi buruk bagiku. Namun semua telah terjadi dan yang bisa kulakukan sekarang hanyalanya menghadapinya.

Terima Kasih, Benua ✓Where stories live. Discover now