EPILOG

4.6K 354 69
                                    

Sampai detik ini, aku masih mencintaimu.

*****

Dengan langkah kaki pelan, aku menelusuri jalan panjang tertutup pasir. Terdengar deburan ombak yang menembus telingga, dengan embusan angin menerpa rambut sebahuku—baru enam hari yang lalu aku potong. Lantas langkahku terhenti.

Berdiri pada ujung dermaga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berdiri pada ujung dermaga. Hamparan lautan biru memanjakan pandanganku. Suasana menenangkan, membuat rasa rindu semakin besar dengan tempat ini. Hingga senyuman terukir di bibirku.

Melirik sejenak ke arah pergelangan tangan kanan yang dihiasi oleh sebuah gelang kerang pemberian seseorang yang sampai saat ini menjebakku pada rasa rindu besar yang begitu mendalam.

"Sudah tiga tahun ya," ujarku pelan.

Pandanganku lantas teralih pada pesawat kertas yang tengah aku pegang. Kertas bertekstur halus beraroma wangi dengan warna biru menyelimuti, bukan sekadar kertas biasa. Tetapi ada sesuatu yang aku selipkan di dalamnya. Yaitu, isi hatiku.

Tinta hitam dari pena yang tadi menari di atas kertas telah mengungkapkan beberapa patah kata. Sebuah rindu yang terlontar melalui tulisan yang aku rangkai, menggambarkan perasaanku.

Semoga saja Benua dapat membacanya.

(Suara hati Natesa, untuk Benua.)

Benua, apa kabar di sana?

Semoga lebih bahagia ya.

Sudah tiga tahu berlalu...

Namun masih sulit rasanya untuk merelakan kepergianmu.

Kamu meninggalkan jejak kerinduan yang begitu besar, hingga aku tidak tahu bagaimana cara menghapusnya...

Oh iya, aku punya kabar baik.

Novel keduaku baru saja terbit minggu lalu.

Kamu tahu siapa tokoh utamanya?

Tapi jangan sombong ya hehe...

Tokoh utamanya adalah kamu Benua. Aku menceritakan pengalamanku bertemu denganmu.

Aku ingin memberitahu kepada seluruh dunia bagaimana perasaanku bertemu dan mengenalimu selama ini.

Bahagia. Cukup satu kata saja.

Mungkin kehilanganmu adalah hal yang terberat bagiku...

Bahkan tidak dapat aku pungkiri, setiap mengingatmu air mataku tidak mampu terkendalikan. Jatuh dan mengalir.

Terima Kasih, Benua ✓Where stories live. Discover now