18. Tersimpan dalam ingatan

1.5K 257 3
                                    

Hanya beberapa detik namun lukanya akan selalu membekas. Bahkan ingatan yang sudah berusaha untuk melupakan, selalu gagal.

*****

🔊 Aktifkan musik di mulmed

Usai kejadian tadi, aku masih memikirkan apakah benar ada alasan tersembunyi di balik Rasya yang tega memutuskan hubungan denganku waktu itu?

Cukup aku harus menghentikan pemikiran ini. Aku sudah berjanji kepada Benua untuk merelakan masa lalu dengan seikhlas mungkin tanpa  mengharapkannya kembali.

Apapun alasannya tetap saja Rasya berhasil membuatku terluka waktu itu. Menyesakan.

Tepat dua tahun yang lalu, aku tidak dapat masuk sekolah karena harus menjalani rawat inap di rumah sakit selama seminggu sebab penyakitku yang kembali kambuh.

Dengan rasa bosan aku membuka lembar demi lembar halaman buku novel yang tengah aku baca. Sungguh aku sudah muak berada di dalam ruangan ini.

Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa, selain menerima keadaanku yang seperti sekarang. Seolah, penyakit yang aku derita masih seperti mimpi. 

Sulit untuk dipercaya padahal sudah jelas ini adalah kenyataan yang harus aku hadapi.

"Kamu tidak istirahat?" bundaku bertanya.

Aku menggelengkan kepala, "aku masih ingin membaca, sebentar lagi aku akan istirahat."

Bunda menganggukan kepala paham. "Baik."

Hingga beberapa menit kemudian, seseorang yang aku tunggu akhirnya datang, Rasya.

Awalnya aku yang merasa bosan kemudian menggembangkan senyuman dan merasakan kembali semangat saat mendapati kekasihku datang setelah beberapa hari dia tidak datang untuk menjengukku.

Bahkan setelah aku masuk ke rumah sakit ini, dia tidak menanyakan kabarku yang membuat aku merasa khawatir, apabila dia sudah tidak lagi peduli dan sudah tidak mencintaiku lagi.

Aku sungguh takut itu terjadi. Namun ketika mendapati dirinya kini di hadapanku, mampu membuat aku bernapas lebih lega.

Bukan hanya itu, terdapat buket bunga mawar merah di tangannya.

"Selamat sore tan," sapanya kepada bunda. "Hai Sa." Lanjutnya.

Namun sapaannya kepadaku terdengar aneh. Terdengar berbeda. Atau hanya perasaanku?

Bunda tersenyum, "hai Rasya, kamu datang. Kalau begitu tante mau ke kantin dulu ya. Temenin Natesa dulu ya."

"Baik tan."

"Natesa, bunda keluar sebentar." Izin bunda.

Aku mengangguk, "iya bun."

Bunda kemudian keluar lalu menyisakan aku dan Rasya di dalamnya. Ini sudah lima bulan kami berpacaran namun aku masih merasa canggung dengannya.

"Akhirnya kamu datang. Aku nungguin."

Rasya diam, dia tidak menyahutku.

"Kenapa kamu tidak ada menghubungi aku? Kamu baik-baik saja bukan?" tanyaku cemas.

Rasya tetap bungkam. Diam seribu bahasa.

"Rasya? Kamu kenapa diam aja? Jangan bikin aku khawatir, Sya?"

"Aku baik-baik aja," Rasya akhirnya menjawab namun terdengar dingin.

Ada apa dengan Rasya? Dia benar-benar terlihat berbeda sekarang. Bukan, akhir-akhir ini dia juga tampak berbeda.

Terima Kasih, Benua ✓Where stories live. Discover now