28. Karena kamu itu Natesa

1.4K 198 27
                                    

Masa lalu. Dua kata yang ditakdirkan berakhir, tetapi tidak salah jika memilih berdamai. Sebab sebenarnya, dibalik kata pisah ada sebuah luka yang tertutupi.

*****

🔊 Aktifkan musik di mulmed

Suasana menjadi canggung. Rasya kini duduk di sebelahku. Sebenarnya aku ingin langsung pulang saat tidak sengaja bertemu dengannya. Tetapi dia mencegahku. Rasya bilang bahwa dia ingin menjelaskan semuanya.

Meski aku berulang kali mengatakan. "Maaf Rasya. Aku tidak punya waktu!"

Namun Rasya bersikeras. Rasya bilang ingin meluruskan semuanya dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Alasan sebenarnya dia tiba-tiba mengakhiri hubungan kita.

"Kalau kamu masih diam aja. Aku bakalan pergi. Aku buru-buru," ujarku dingin.

"Keluarga gue bangkrut."

Tiga kata yang terdengar membuatku terkejut. Bangkrut? Selama ini keluarganya mengalami kebangkrutan. Baru kali aku mendengarkan fakta yang cukup mengejutkan bagiku.

"Bokap gue punya banyak hutang. Sementara nyokap, lagi koma di rumah sakit."

Aku terdiam. Membiarkan Rasya bercerita.

Rasya tersenyum miris. "Bokap gue sekarang jadi pemabuk. Setiap malam dia pukulin gue. Menyalahkan gue atas kesalahannya sendiri. Gue enggak tahu harus bayar hutang bokap dengan cara apa. Hutangnya terlalu banyak, belum lagi gue harus bayar biaya rumah sakit nyokap. Gue bingung."

Lantas aku menelan saliva susah payah. Tidak menyangka hidup Rasya ternyata serumit itu.

"Tapi bokap Renata pemberi gue penawaran. Karena Renata menyukai gue, jika gue mau menjadi calon tunangannya. Maka hutang bokap gue akan dilunaskan. Karena Renata adalah putri kesayangan, jadi hutang bokap akan lunas apabila bisa membahagaikannya."

Mataku membelak. Penjelasan yang dikatakan oleh Rasya, membuatku tidak percaya dengan kebenarannya. Kenapa ini begitu rumit?

"Gue enggak punya pilihan lain," ujar Rasya berat. "Maaf jika waktu itu gue melukai hati lo. Hati gue juga hancur waktu itu. Gue pikir dengan lo benci sama gue saat itu, gue akan tenang karena lo gak mencintai gue lagi."

Aku bisa melihat dengan jelas, air mata itu jatuh dari pelupuk Rasya secara nyata. Yang membuat hatiku tersayat.

Selama ini aku membencinya. Padahal aku sendiri tidak pernah mengetahui bahwa Rasya sendiri juga rapuh. Dia juga terluka.

"Tetapi itu justru buat gue semakin terluka. Melepaskan lo adalah hal paling sulit. Gue benar-benar bimbang. Maaf."

"Kenapa?" aku bertanya. "Kenapa dari dulu kamu enggak pernah menjelaskan? Padahal dulu aku sempat meminta kamu memberikan penjelasan. Tapi kamu... justru mengatakan bahwa alasan kamu mengakhiri hubungan kita karena... kamu tidak ingin punya pacar yang penyakitan," ungkapku sesak.

"Maaf. Maafkan gue."

Lagi-lagi Rasya meminta maaf. Aku sudah memaafkannya dari dulu tetapi aku juga sudah bilang aku tidak akan pernah melupakan apa yang dia lakukan saat itu.

Perkataan yang Rasya ucapan waktu itu begitu menyakitkanku begitu dalam. Tetapi sekarang aku tahu yang sebenarnya, meski Rasya telah tega melukai batinku. Rasya sendiri ternyata harus menghadapi tanggung jawab ayahnya.

Terima Kasih, Benua ✓Where stories live. Discover now