[24]

2.9K 360 29
                                    

Sakura terus berlari menjauh, pergi dari semuanya. Namun ingatan itu selalu membuatnya mengigil. Mati-matian ia menahan gemetar karena tiap kata yang Sasuke ucapkan bagai es dingin yang membekukan. Sakura tak ingin percaya. Sakura berharap itu hanyalah khayalan semata, tetapi ia sadar semua itu hanya akan menjadi kebohongan yang menyakitkan.

"Sakura!"

Suara itu mendorong Sakura untuk berlari lebih cepat. Debar di jantungnya makin tak karuan, seolah ia tengah dikejar oleh sesuatu yang menakutkan. Namun benarkah ini perasaan takut? Ataukah Sakura hanya ingin menghindar? Tapi memangnya apa yang ia harus hindari? Bukankah sedari dulu ini yang Sakura cari, yang Sakura ingini? Tentang masa lalunya. Tentang siapa dirinya dan kedua orang tuanya.

Bukankah sekarang semua itu sudah ada di depan matanya?

Namun mengapa dari begitu banyak kemungkinan yang bisa terjadi, ternyata harus menyeret orang yang ia cintai? Mengapa masa lalunya dan Sasuke harus saling terkait?

Langkah Sasuke terdengar semakin dekat. Pria itu tentu bisa dengan mudah mengejarnya, seharusnya Sakura tahu itu. Karenanya ia pun memutuskan untuk berhenti. Sakura tidak bisa selamanya terus melarikan diri, meski ia tahu akan sulit baginya untuk menatap mata hitam itu lagi.

Sakura menghela napas. Menutup matanya yang basah.

"Sejak kapan?" tanya Sakura. Sekuat tenaga menahan getar pada suaranya. "Sejak kapan kau mengetahuinya?"

Sasuke tidak lagi mengejar. Pria itu berdiri di belakang Sakura, menjawab, "Mengatakan rencana Itachi padamu."

"Dan kau tetap tidak memberitahukanku?"

Yang terdengar hanyalah gumaman. Dan jawaban itu sukses membuat air mata Sakura berjatuhan.

"Kenapa?" tanya Sakura, tidak lagi berusaha menutupi kekecewaannya. Ia mengisak.

Namun hanya kesunyian yang Sasuke berikan. Sampai di titik ini Sakura tersadar bahwa Sasuke akan selamanya bungkam. Pria itu, sejak awal, selalu menyimpan semuanya sendirian. Berpikir dan memutuskan segalanya sendirian.

"Kenapa?" Sekali lagi Sakura mencoba bertanya, tetapi semuanya masih sama. Pria di belakangnya tetap diam.

Sakura berbalik. Tidak peduli lagi dengan air mata yang belum sempat ia seka. "Sampai kapan kau akan seperti itu? Diam tanpa pernah berniat memberitahukan apa pun padaku."

Sasuke menghela napas panjang. Pria itu berkali-kali mencoba untuk menghindari tatapan Sakura. "Salah satu alasanku tidak ingin memberitahukanmu adalah karena aku tidak ingin melihatmu seperti ini. Dan alasan lainnya ... karena aku tidak ingin kehilanganmu."

Sasuke menundukkan kepala. Lagi-lagi embusan napasnya terdengar. Belum pernah Sakura menemukan Sasuke segusar ini. 

Begitu mata hitamnya kembali menatap Sakura, barulah Sakura sadari kalau Sasuke tampak jelas terluka. Ia dan Sasuke tengah sama-sama terluka.

"Mungkin Naruto benar. Aku pengecut. Katakan saja aku terlalu egois, tapi bagaimana aku bisa mengatakannya bila nanti semua itu akan menyakitimu ...." Sasuke memalingkan wajahnya, berkata dengan lirih," .... dan kemudian juga akan menyakitiku."

"Katakan," pinta Sakura setelah lebih dulu menyeka air matanya. Namun percuma. Pipinya akan terus basah.

Melihat air mata itu Sasuke pun menatap Sakura tak setuju. Tapi Sakura memutuskan untuk menjadi seseorang yang keras kepala. "Katakan. Aku ingin mendengar semuanya."

Sasuke tidak bisa lagi menolak. Ia mulai menceritakan semuanya. Siapa kedua orang tua Sakura. Siapa kedua orang tua Sasuke, lalu masalah yang timbul hingga akhirnya kematian yang menimpa pada seluruh keturunan Haruno. Sasuke juga menjelaskan bagaimana kalung itu bisa ada di dekat Sakura dan itu yang menjadi alasan mengapa Sasuke memercayai Itachi.

Samurai HeartWhere stories live. Discover now