6. Hospital

622 33 0
                                    

Kepalaku benar-benar sakit, aku merasakan kepalaku diperban. Aku baru ingat, aku kecelakaan.

"Zahra..!" Taehyung panik. Kenapa dia sepanik itu?

"Bun--da.. Zahra sadar!" Taehyung keluar kamar kan memanggil Bunda. Aku tidak tahu atas dasar apa tiba-tiba Taehyung memanggil Bundaku dengan sebutan Bunda juga. Padahal bibirnya seperti sulit mengatakan itu.

Aku juga melihat, Nurina berlari sempoyongan memanggil dokter.

"Apa ada yang sakit?" Tanya Bunda kepadaku.

"Kepala..." ucapku rintih karena kesakitan.

"Tunggu sebentar ya sayang, dokter akan segera datang," Mata Bunda sembab. Memangnya separah itukah kecelakaan yang aku alami?

Setelah dokter memeriksa, dokter mengatakan kalau aku sudah membaik dan hanya masa pemulihan.

"Taehyung.. jaga Zahra ya, Bunda akan ke rumah mengambil beberapa pakaian Zahra,"

"Iya Bun--da," Lalu Bunda meninggalkan rumah sakit.

Disini dalam ruangan ini, hanya ada aku dan Taehyung. Nurina dimana? Kumohon Nurina masuklah, aku seperti mati gaya disini.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Taehyung yang hanya kubalas dengan gelengan.

"Maafkan aku, seharusnya waktu itu aku menjemputmu," Ucap Taehyung penuh penyesalan.

"Tidak apa.. ini salahku juga,"

Suara pintu terbuka dan menampakkan Nurina sedang bersama Jin oppa? Oh astaga Taehyung tidak sendirian.

"Zahra.. kau tidak apa-apa kan?" Aku tersenyum dan menggeleng. Nurina memelukku.

"Jangan seperti itu, dia baru sadar!" Taehyung menengur Nurina.

"Bilang saja kau ingin memeluknya juga kan?" Nurina melepaskan pelukan.

"Ah sudahlah, jangan berisik," Lerai Jin.

"Zahra.. aku membawakan roti matcha untukmu, kau suka kan? Ayo makan," Nurina sambil membuka totebag nya dan menyodorkan roti matcha.

Saat aku mencoba untuk duduk, Taehyung membantuku. Wajah kami sangat dekat. Aku menatapnya, ketampanannya berkali-kali lipat kalau dilihat sangat dekat seperti ini.

"Aku suapi ya.." Taehyung menyaut roti matcha dari tangan Nurina. Dan aku hanya mengangguk padahal ingin tertawa.

Saat aku makan disuapi Taehyung, mataku tidak sengaja menagkap mata Jin oppa mengarah ke sesuatu. Aku mengikuti arahnya dan dia memandangi Nurina yang sedang bermain handphone. Ralat, dia memandangi cassing handphone Nurina yang terdapat foto polaroid Jungkook dibalik clear casenya. Wajah Jin oppa tidak baik-baik saja. Seperti tatapan tidak suka. Kesimpulanku sendiri adalah Jin oppa menyukai Nurina dan Nurina memang menyukai Jungkook.

Jin oppa patah hati sebelum memulai apapun. Semoga semuanya baik-baik saja.

"Kau ingin minum apa?" Tanya Taehyung.

"Air putih saja," Jawabku, lalu Taehyung menyodorkan gelas berisikan air putih, dan aku meneguknya dengan perlahan.

Taehyung menyenggol lengan Jin oppa. Jin oppa langsung menoleh ke arah Taehyung dan alisnya berkerut seperti bertanya 'ada apa?'. Aku tidak bisa melihat mata Taehyung karena membelakangiku.

"Nurina.. ayo kita ke kantin, tiba-tiba aku lapar," Ajak Jin oppa kepada Nurina.

"Kan kau yang lapar? Kenapa mengajakku?" Nurina acuh.

"Temani aku ya.." Jin oppa dengan memohon.

"Tidak!" Nurina angkuh. Lalu Jin mengeluarkan aegyonya yang bisa membuat siapapun luluh. "Yasudah, ayo!" Nurina pasrah, lalu membiarkan tangannya ditarik oleh Jin oppa.

Endless Love || KTH  (END✅)Where stories live. Discover now