CHAPTER 10

191K 11.9K 715
                                    

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Butuh waktu sekitar dua puluh lima menit untuk sampai di apartemen. Setelah Alvaro memarkirkan mobil, mereka berjalan memasuki apartemen dan menaiki lift menuju lantai lima.

Setibanya di depan pintu bernomor sembilan belas, Audrey menghadap ke arah Alvaro yang menyeret koper di belakangnya.

"Password-nya apa, Kak?" tanya Audrey dengan agak canggung.

"Tanggal pernikahan kita," jawab Alvaro datar.

Pintu terbuka begitu Audrey memasukkan password yang diberitahukan Alvaro. Baru melangkahkan kaki, Audrey dibuat terkagum-kagum dengan interior apartemen bernuansa putih tersebut.

Apartemen ini cukup mewah dengan furniture lengkap dan tentu saja bermerek. Jangan tanyakan bagaimana kondisi setiap ruangan di sini, sangat bersih dan rapi. Tiada setitik debu pun yang menempel.
Alvaro langsung menunjukkan kamar mereka, dan Audrey hanya mengikuti. Kamar Alvaro cukup besar dengan tempat tidur berukuran king size ber-bed cover putih polos.

"Kamu taruh aja bajunya di lemari sana," tunjuk Alvaro pada sebuah lemari kayu yang terletak di sudut kamar.

Audrey mengangguk, lalu mulai membongkar koper untuk membereskan barang-barangnya. Hal itu dia lakukan sampai hari menjelang malam.

Selesai membereskan barang pindahan, Audrey bangkit berdiri dan berjalan menuju dapur untuk memasak makanan. Gadis itu melangkah ke kulkas untuk melihat isi benda tersebut. Namun, dia harus menghela napas saat tidak mendapati bahan makanan apa pun di sana.

"Kulkas belum saya isi, kita ke supermarket dulu." Suara Alvaro yang tepat berada di belakang Audrey, membuat gadis itu berjengit kaget.

***

Alvaro dan Audrey berjalan beriringan memasuki salah satu supermarket yang lokasinya tidak jauh dari kawasan apartemen milik Alvaro.

Begitu masuk, Audrey langsung mendorong troli dan menggerakannya menuju rak buah-buahan segar. Gadis itu mengamati satu per satu buah-buahan tersebut.

"Mau buah apa, Kak?" tanya Audrey kepada Alvaro yag sedari tadi hanya mengikutinya.

"Apel sama anggur aja." Audrey mengangguk, lalu mengambil beberapa buah apel dan anggur untuk dia masukkan ke dalam troli.

Usai mengambil beberapa jenis buah-buahan, Audrey mendorong trolinya menuju rak bahan makanan. Dia meraih satu pack seafood kemudian menunjukkannya pada Alvaro.

"Suka seafood, Kak?"

"Iya."

Dirasa cukup dalam berbelanja, Audrey mendorong troli menuju kasir. Setelah mengantre dan membayar, kedua sejoli itu ke luar dari supermarket dengan beberapa kantong belanjaan.

***

Audrey langsung memasukkan belanjaannya begitu sampai apartemen. Gadis itu bersenandung riang sembari berpikir menu apa yang akan dia masak untuk makan malam.

Saat Alvaro melintas di dekatnya, Audrey langsung bertanya, "Mau makan apa, Kak?"

"Nasi goreng, saya nggak suka pedes." Laki-laki itu lantas berlalu untuk segera mandi, karena badannya sudah terasa lengket sekali.
Audrey mengangguk kemudian merenggangkan otot, pertanda siap memulai kegiatan masaknya.

"Mari masak ...," gumam Audrey riang.

Dengan gesit, gadis itu menyiapkan bumbu nasi goreng kemudian menumisnya. Terbiasa membantu sang Bunda, membuat Audrey tidak kaku saat berada di dapur. Dia bahkan sudah menguasai beberapa resep masakan.

Audrey mematikan kompor saat aroma nasi goreng menyeruak dalam indra penciumannya. Gadis itu langsung menuang nasi goreng tersebut ke dalam dua piring, kemudian menghiasnya dengan sayuran segar.

Mencium aroma nasi goreng seafood yang ada di genggamannya, membuat cacing-cacing di perut Audrey mulai bernyanyi dan minta diisi.

Audrey meletakkan dua piring nasi goreng seafood itu di meja makan. Di sana, sudah ada Alvaro yang duduk dan siap menyantap masakannya.

"Makan, Kak, nasi goreng seafood-nya udah jadi," ucap Audrey seraya meletakkan sendok dan garpu di pinggiran piring nasi goreng tersebut.

Tanpa sepatah kata pun, Alvaro mulai melahap nasi goreng buatan sang istri. Dia sempat tertegun karena masakan yang dibuat oleh Audrey sangat enak dan pas di lidah. Dengan lahap, laki-laki itu menghabiskan nasi goreng seafood-nya sampai ludas.

Diam-diam sudut bibir Audrey berkedut kala melihat Alvaro menyantap dengan lahap nasi goreng buatannya.

Kebahagiaan Audrey lenyap saat Alvaro tiba-tiba bangkit dan berjalan ke kamar tanpa membawa piring kotor ke dapur. Sambil menggerutu, gadis itu membawa piring-piring kotor untuk dia cuci.

Setelah urusan di dapur selesai, Audrey segera memasuki kamar. Di sana, dia mendapati Alvaro sedang berkutat dengan laptop dan berkas-berkas kantor. Menyadari kedatangan Audrey, laki-laki itu lantas menoleh.

"Besok berangkat ke sekolah, saya yang antar," kata Alvaro tanpa ekspresi. Audrey hanya mengangguk kemudian langsung berbaring. Entah kenapa dia merasa lelah dan ingin cepat-cepat tidur.

***

TBC

jangan lupa untuk vote dan komen. follow juga Instagram @aniintnputri_ dan @wattpadaniintnptr_

MY POSSESSIVE HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang