CHAPTER 20

147K 9K 303
                                    

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Alvaro saat ini sudah rapi dengan jas kantornya, menatap lurus jalanan yang dipadati beberapa kendaraan dan fokus pada kemudinya. Sedangkan di sampingnya, Audrey dengan seragam putih abu-abu tampak melihat ke arah luar jendela.

Hari ini Alvaro memang harus berangkat ke kantor lebih pagi dari biasanya karena ada jadwal meeting dengan Aditama Company, salah satu perusahaan yang menjalin kerja sama dengan Wijaya Corp.

Audrey sedari tadi melirik ke arah Alvaro yang fokus menyetir. Niatnya dia ingin meminta izin tentang kegiatan camping yang akan diadakan sekolah, tapi Audrey ragu karena takut jika Alvaro tidak mengizinkannya.

Tidak terasa mobil Alvaro telah berhenti di depan gerbang sekolah. Audrey yang telah melepas sabuk pengaman, dengan ragu-ragu menatap Alvaro.

Alvaro sebenarnya peka jika Audrey sedari tadi ingin menyampaikan sesuatu, tapi dia memilih diam.

"Kak, apa Audrey boleh ikut camping?" tanya Audrey menatap Alvaro penuh harap.

Alvaro langsung menatap wajah Audrey dalam dan intens, sehingga membuat Audrey sedikit risih.

Alvaro mengangguk. "Boleh, tapi ada syaratnya."

"Syaratnya apa, Kak?" Jujur, Audrey sedikit takut jika Alvaro membuat syarat yang tidak-tidak.

"Jangan pernah berdekatan dengan lelaki mana pun jika saya tidak ada. Bila kamu melanggar, kamu saya hukum," ucap Alvaro begitu tegas. Audrey yang mendengarnya pun mengangguk patuh.

"Makasih, Kak." Sebelum turun dari mobil, Audrey mencium tangan Alvaro. "Hati-hati di jalan," pesannya.

Setelah mobil Alvaro melaju, Audrey melangkahkan kakinya memasuki sekolah yang mulai dipadati sejumlah siswa.

Pada saat Audrey melintasi koridor lantai satu, tiba-tiba Bagas datang menghampirinya.

"Hai Drey," sapa Bagas diakhiri dengan senyuman manisnya.

"Hai," balas Audrey seadanya.

"Berangkat dianter siapa?" tanya Bagas penasaran. Tadi saat melewati gerbang sekolah, Bagas tidak sengaja melihat Audrey turun dari mobil Mercedes Benz S-Class Maybach. Dia tahu bahwa mobil tersebut sangatlah mahal, harganya milliaran.

"Sopir," balas Audrey yang merasa risih karena Bagas terus memandangi wajahnya dengan tatapan memuja.

Tiba-tiba, seorang gadis berpenampilan urakan datang, lalu bergelayut manja di lengan Bagas.

"Bagas, ke kantin, yuk ...," ajak gadis itu dengan manja.

Bagas melepas tangan Clara lantaran dia merasa risih. "Apaan sih lo, Clara, pergi sana," usirnya.

Clara mengerucutkan bibirnya, kesal karena Bagas menolak ajakannya. "Kamu kok gitu, sih ...."

Namanya Clara, salah satu teman seangkatan Audrey dan Bagas yang berbeda jurusan. Gadis itu telah menaruh hati pada Bagas sejak kelas XI. Bukannya merespons baik perasaan Clara, Bagas justru merasa risih dengan Clara yang selalu menganggu hidupnya.

Malas dengan drama di hadapannya, Audrey lantas memilih untuk pergi ke kelas duluan. "Gue duluan, ya," pamitnya sambil tersenyum. Tanpa menunggu balasan Bagas dan Clara, Audrey melangkahkan kakinya menuju kelas.

Bagas menatap punggung Audrey sambil menghela napas kecewa. Sedetik kemudian, dia langsung menatap tajam ke arah Clara yang selalu saja mengganggunya.

"Jangan pernah deketin gue lagi!" desis Bagas dengan sorot mata tajam dan dingin.

MY POSSESSIVE HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang