CHAPTER 36

126K 7.6K 78
                                    

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Saat ini, keluarga Vernanda sedang makan siang bersama. Sesekali mereka berbincang disertai dengan lawakan garing dari Sean. Alvaro hanya menyimak dan makan dengan tenang, tanpa ingin mengeluarkan suara sedikitpun lantaran masih kesal dengan Audrey.

Sedangkan Audrey sesekali tampak mencuri pandang ke arah Alvaro. Mengingat kejadian tadi membuat pipinya memerah. Audrey bersyukur karena tadi sang bunda memintanya untuk turun.

Alvaro yang merasa diperhatikan menoleh ke kanan dan mendapati Audrey yang menatap dirinya. Audrey langsung mengalihkan pandangan ke arah makanannya yang belum habis.

"Audrey, bentar lagi kamu ujian, ya?" tanya ayah Audrey.

Audrey mengangguk, membenarkan. "Iya, minggu depan Audrey UN. Seminggu ini Audrey bakalan sibuk belajar."

"Kalau lo dapet nilai terbaik, gue kasih lo hadiah, deh!" timpal Sean.

"Kalo gitu, gue mau mobil sport merah lo, ya." Audrey mengerling jahil ke arah Sean yang hampir tersedak.

Sean melotot ke arah sepupunya itu. "Gila lo! Gue nabung dua tahun buat beli mobil itu, dan seenaknya lo minta."

"Gimana kalo kafe lo buat gue aja?" pinta Audrey seraya menaik-turunkan alisnya.

Sean memang memiliki kafe pemberian ayahnya. Selama dua tahun dia mengelola kafe tersebut. Hasilnya dia tabung untuk membeli mobil dan membiayai kuliahnya selama di Amerika. Sean ingin mandiri dan tidak membebani orang tuanya.

Karena kesal dengan ucapan Audrey, Sean menjitak kepala gadis itu, membuat si empunya meringis. Sean sangat gemas sekali pada Audrey, ingin rasanya dia buang ke laut sepupunya itu.

Kejadian itu tidak luput dari pandangan Alvaro. Dada laki-laki itu bergemuruh melihat interaksi Audrey dan Sean yang sangat dekat. Ia semakin cemburu, sekalipun sudah mengetahui fakta bahwa Sean adalah sepupu istrinya. Bagi Alvaro, Audrey hanya miliknya dan tidak boleh dekat dengan laki-laki mana pun, termasuk saudaranya sendiri.

"Sudah-sudah, makanannya dihabiskan," tegur Wisnu.

Usai makan siang, Audrey dan Alvaro memutuskan untuk segera pulang, karena Audrey ada kerja kelompok bersama teman-temannya.

"Audrey pamit dulu, Yah, Bun." Audrey mencium tangan kedua orang tuanya, diikuti oleh Alvaro

"Nggak pamit ke gue, nih?" tanya Sean seraya menatap Audrey yang kini tampak mengembungkan pipinya.

"Nggak!" jawab Audrey dengan ketus. Dia masih kesal pada Sean yang telah menjitaknya tadi.

"Kami pamit," ucap Alvaro seraya mencium tangan sang mertua.

"Hati-hati bawa mobilnya jangan ngebut," nasihat Amanda, yang diangguki Alvaro sebagai jawaban.

***

Audrey baru sampai di depan pintu apartemen saat ponsel di sling bag-nya berdering, menandakan adanya notifikasi yang masuk. Gadis itu langsung mengambil ponsel dan membuka aplikasi chat.

CECAN SOLEHAH

Vera
Kerpok-nya jadi di apartemen Audrey?

Felicia
Jadi, dong.

Bella
Mana, nih, Audrey-nya? Nggak nongol daritadi.

Audrey
Iya jadi, dateng aja.

Vera
Kayak biasa, jemput gue, ya @Felicia.

Felicia
Oke.

Dirasa sudah tidak ada pesan yang masuk, Audrey kembali menyimpan ponselnya dan memasuki apartemen. Audrey langsung merebahkan tubuh di sofa untuk melepas penat, sedangkan Alvaro membersihkan diri.

Setelah rasa penatnya mereda, Audrey berjalan ke arah dapur dan membuka kulkas, berniat mengambil camilan untuk teman-temannya nanti. Sambil menunggu mereka datang, Audrey memilih duduk di sofa menonton drakor berjudul 'The World of the Married'. Sesekali dia menggerutu lantaran merasa greget dengan pelakor yang ada di drama tersebut.

Suara bel mengalihkan atensi Audrey. Gadis itu menebak bahwa teman-temannya sudah datang. Namun, saat membuka pintu, dia justru mendapati tiga orang laki-laki yang mana merupakan teman-teman Alvaro; Raka, Bima, dan Surya.

Audrey yang sedikit tidak menyangka, hanya tersenyum canggung dalam menyambut mereka.

"Eh, Audrey, makin cantik aja!" goda Raka dengan senyum jenakanya. Lagi-lagi Audrey hanya tersenyum, tidak tahu harus bereaksi apa.

Sontak saja Bima menoyor kepala Raka. "Ketauan Alvaro, baru nyaho lo!"

Raka memegangi kepala sambil melirik sinis ke arah Bima. Sedangkan Surya tetap berada dalam mode diamnya, dia bahkan tidak berekspresi apa pun.

Tak berselang lama, Alvaro keluar dari kamar dengan rambut yang basah dan handuk yang bertengger di lehernya.

"Masuk." Alvaro meminta ketiga temannya untuk menunggu di ruang kerja. Sementara dia kembali ke kamar untuk mengeringkan rambut.
Audrey yang mengambil beberapa buku di kamar, hendak berlalu, akan tetapi tangannya dicekal oleh Alvaro.

Audrey menoleh dan mendapati suaminya itu mengulurkan handuk. Mengerti maksud dari hal tersebut, Audrey meraih handuk itu kemudian memulai kegiatan mengeringkan rambut Alvaro yang telah menjadi kebiasaannya akhir-akhir ini.

Usai mengeringkan rambut Alvaro, gadis itu mendengar suara bel dari arah pintu. Dia pun langsung membukakan pintu. Bella, Vera, dan Felicia datang dengan membawa tas berisikan buku.

"Ayo masuk, tunggu di ruang tamu," ucap Audrey mempersilakan.

Setelah memastikan teman-temannya duduk, Audrey berlalu ke dapur. Didapatinya Alvaro yang hendak membuat minuman.

"Biar aku aja, Kak," ujar Audrey seraya mengambil alih. Tidak membantah, Alvaro pun pergi meninggalkan dapur.

Audrey meletakkan minuman tersebut di atas nampan bersama beberapa jenis camilan. Gadis itu membawanya menuju ruang kerja Alvaro.

Di sana, Alvaro dan teman-temannya tampak duduk di sofa sambil membahas sesuatu.

Audrey masuk dengan sopan, lalu meletakkan nampan di meja. "Ini, Kak, minumannya."

"Audrey baik banget, sih, jadi sayang!" puji Raka yang langsung dihadiahi tatapan tajam Alvaro.

Dengan senyum tipisnya, Audrey segera pamit dari ruang kerja, lalu kembali ke dapur untuk mengambilkan minum serta camilan untuk teman-temannya yang berada di ruang tamu.

"Kok es jeruk, sih, Drey! Gue, kan, mau nya lemon tea!" protes Felicia saat Audrey meletakkan nampannya di atas meja.

"Nawar mulu lo! Biasa minum teajus juga!" seru Vera, membuat Felicia mengerucutkan bibirnya.

"Udah-udah, ayo mulai ngerjain tugasnya," lerai Bella. Mereka pun mulai mengerjakan tugas bersama-sama.

***

TBC

jangan lupa untuk vote dan komen. follow juga Instagram @aniintnputri_ dan @wattpadaniintnptr_

MY POSSESSIVE HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang