CHAPTER 21

135K 8.5K 192
                                    

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Setelah pulang sekolah dan berganti pakaian yang lebih santai, dengan ragu, Audrey mengetuk pintu ruang kerja Alvaro beberapa kali. Hal itu langsung disahuti Alvaro yang menyuruhnya masuk.

Jantung Audrey berdegup kencang. Sebelum masuk, Audrey menghela nafas panjang. Dirasa cukup tenang, Audrey membuka pintu yang langsung memperlihatkan Alvaro yang sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya. Semenjak menikah, Alvaro memang memiliki ruang kerja di apartemen. Hal tersebut dia lakukan agar bisa memantau istri kecilnya.

Audrey menghampiri Alvaro. Dia begitu ragu ingin mengatakan sesuatu pada suaminya.

"Ada apa?" tanya Alvaro datar. Dia tau istrinya ingin mengatakan sesuatu tapi ragu.

"Audrey mau minta izin buat pergi," ucap Audrey dengan suara pelan namun masih dapat di dengar oleh Alvaro.

Alvaro yang tadinya menatap serius ke arah laptop, kini mengalihkan pandangannya pada Audrey.

"Kemana?"

"Mal, mau belanja persiapan buat camping besok."

"Sama siapa?"

"Temen Audrey, cewek semua, kok."

Setelah beberapa menit menunggu dengan jantung yang berdebar-debar, akhirnya Alvaro mengangguk. Dia mengizinkan Audrey pergi bersama teman-temannya.

***

Saat ini Audrey tengah memoleskan wajahnya dengan bedak bayi dan mengolesi bibirnya dengan lipbalm. Tiba-tiba ponselnya yang ada di atas meja bergetar. Tertera nama Felicia pada balon notifikasi. Usai dengan kegiatannya, Audrey meraih ponsel dan membuka notifikasi yang masuk.

Felicia
Masih lama, nggak?
Gue sama yang lain udah di lobi, cepet ke sini.

Audrey
Udah, kok. Tunggu, gue ke lobi sekarang.

Sembari memakai sling bag-nya, Audrey berjalan menuju ruang kerja Alvaro untuk berpamitan pada suaminya itu.

Audrey berdiri di ambang pintu yang sedikit terbuka, lantas berkata, "Kak, Audrey berangkat dulu, ya."

Alvaro tampak mendongak, lalu mengangguk. "Hati-hati," pesannya, yang diacungi jempol oleh Audrey.

Audrey segera berjalan ke lift menuju lobi. Dia berjalan tergesa-gesa, tidak ingin para sahabatnya menunggu terlalu lama. Saat lift terbuka, Audrey langsung keluar dan menghampiri teman-temannya yang sudah berada di sana.

Namun, langkah kakinya memelan saat dia melihat seorang laki-laki yang familier⸺berada di antara ketiga sahabatnya. Orang itu adalah Bagas. Dia tampak tersenyum manis ke arah Audrey.

"Lama banget sih lo, Drey," gerutu Felicia, begitu menyadari kehadiran Audrey.

Audrey tersenyum canggung. "Maaf, tadi gue izin ke Kak Alvaro dulu." Kemudian tatapannya mengarah pada Bagas.

"Bagas ... juga mau ikut?" tanyanya ragu-ragu.

"Iya, nih. Dia maksa ikut dari tadi. Ya udah gue izinin. Lumayan bisa jadi sopir plus bawain barang belanjaan," ceplos Felicia, mendahului Bagas yang hendak menjawab pertanyaan Audrey.

Kini, Bagas tampak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya terkekeh malu. Entah dia merasa menyesal atau tidak meminta ikut dengan mereka.

"Udah ayo berangkat sekarang," ajak Vera menginterupsi mereka.

***

Usai mematikan laptop dan merapikan beberapa berkas yang ada di atas meja kerjanya, Alvaro merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku. Akhirnya setelah beberapa jam berkutat pada pekerjaan yang menumpuk, dia dapat menyelesaikannya dengan cepat.

Alvaro meraih ponsel, ada beberapa notifikasi masuk, termasuk dari grup chat teman-temannya. Bima mengajak mereka hangout, yang telah disetujui oleh Surya dan Raka. Mereka tinggal menunggu persetujuan Alvaro saja. Maka dari itu, Bima mengirimkan serentetan pesan spam yang menanyakan apakah Alvaro mau ikut atau tidak.

Tanpa berpikir panjang, Alvaro langsung mengiyakan ajakan mereka. Sudah lama juga mereka tidak hangout ke luar bersama teman-temannya.


***

TBC

jangan lupa untuk vote dan komen. follow juga Instagram @aniintnputri_ dan @wattpadaniintnptr_

MY POSSESSIVE HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang