CHAPTER 15

154K 9.7K 637
                                    

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Karena luka tercipta dari seseorang yang kita anggap istimewa
-Audrey

Sepulang sekolah, Audrey dan para sahabatnya berkunjung ke mal untuk refreshing. Setelah puas berbelanja, mereka memutuskan untuk makan di restoran Sushi.

Satu persatu dari mereka mulai memesan makanan. Selagi menunggu pesanan datang, mereka mulai berbincang-bincang.

"Audrey?" panggil seorang laki-laki dengan suara beratnya membuat mereka menatap heran pada lelaki itu, kecuali Audrey yang kini mendadak diam mematung. Memori beberapa tahun yang lalu berputar membuat dada Audrey sesak.

Kenapa dia harus kembali?

"Eh, lo siapa?" tanya Felicia menatap laki-laki itu dengan penasaran.

"Kenalin, nama gue Arka, temen masa kecil Audrey dulu," jawab Arka seraya melirik ke arah Audrey. "Gimana kabar lo, Drey?"

"Baik," balas Audrey singkat tanpa mau menatap ke arah Arka.

Arka mengangguk. "Eh, gue duluan, ya, nyokap gue udah nunggu. Gue harap bisa ketemu lagi sama lo, Drey," pamit Arka dan pergi keluar dari restoran.

"Gue nggak yakin kalian cuman temenan doang," ujar Bella menatap Audrey meminta penjelasan. Dibalas anggukan setuju oleh Felicia dan juga Vera.

"Sebenernya, dulu gue pernah pacaran sama dia," ucap Audrey sendu.

***

Tiga tahun lalu...

Sepulang sekolah, Audrey dan Dinda pulang bersama karena jarak rumah Audrey dan Dinda tidak terlalu jauh. Keduanya telah bersahabat sejak kelas VII hingga sekarang kelas IX.

Tidak terasa hari semakin siang. Jarak rumah mereka masih jauh, tapi sinar matahari terasa membakar kulit keduanya.

"Drey, duduk di situ, yuk," ajak Dinda seraya menunjuk ke arah kursi yang ada di taman.

Audrey mengangguk. "Ayo deh, cape banget gue."

Keduanya lantas duduk di kursi. Audrey menyeka keringatnya dengan sebuah sapu tangan yang selalu dibawanya.

"Gimana hubungan lo sama Arka?" tanya Dinda.

"Arka akhir-akhir ini banyak berubah, dia jadi cuek," jawab Audrey sendu.

Anak Agung Arkana Putra Karang merupakan pacar Audrey. Keduanya telah menjalani hubungan selama kurang lebih delapan bulan. Tapi, entah karena apa, akhir-akhir ini Arka banyak berubah. Sangat cuek, tidak seperti awal mereka pacaran dulu.

"Mungkin dia lagi ada masalah, lo sabar aja," ucap Dinda seraya mengelus bahu Audrey, mencoba menenangkan sahabatnya.

Audrey mengangguk. Dia bersyukur memiliki sahabat seperti Dinda, begitu baik dan pengertian. Saat Audrey melihat sekeliling, mata Audrey berbinar saat ada sebuah kedai es krim yang sangat ramai oleh anak kecil. Mendadak, Audrey merasa tergiur ketika salah satu bocah terlihat senang memakan satu buah cup kecil es krim.

"Eh, gue mau beli es krim nih, lo mau nggak?" tawar Audrey.

Dinda menggelengkan kepalanya. "Lo aja, gue nggak terlalu suka es krim. Gue tunggu disini, ya."

"Yaudah." Audrey bergegas pergi ke kedai es krim. Dia harus mengantre terlebih dahulu sebelum membeli.

Setelah selesai mengantre dan mendapatkan es krim yang dia mau, Audrey berjalan menghampiri Dinda. Sesekali Audrey menjilati es krim yang ada di tangannya.

Sesak.

Dada Audrey benar-benar sesak saat melihat tangan Arka menggenggam tangan Dinda.

"Dinda sebenernya gue tuh cintanya sama lo. Gue pacaran sama Audrey cuma sebagai perantara agar gue kenal lo lebih jauh. Gue nggak pernah cinta sama Audrey, jadi lo mau jadi pacar gue?" ungkap Arka menatap Dinda dengan tatapan tulusnya.

Audrey tersenyum miris. Tidak terasa, setitik air mata membasahi pipinya. Arka benar-benar jahat. Dia hanya menjadikan Audrey sebagai perantara untuk lebih dekat dengan Dinda, sahabatnya.

"Gue juga suka sama lo," terang Dinda. "Tapi gimana sama Audrey?"

Audrey menggelengkan kepalanya, tidak menyangka bahwa Dinda juga menyukai Arka. Dia kira selama ini Dinda mendukung hubungannya dengan Arka, tapi sahabatnya itu malah mengkhianatinya dari belakang.

Arka tersenyum mendengarnya. "Lo nggak perlu mikirin Audrey, setelah kita jadian gue bakalan putusin Audrey. Lo mau jadi pacar gue, kan?"

Dinda mengangguk. "Iya, gue mau ... "

Arka dan Dinda saling berpelukan. Keduanya tidak menyadari bahwa sedari tadi Audrey telah berada di dekat mereka.

"Makasih atas semuanya, gue harap kalian berdua langgeng," ucap Audrey diiringi senyuman paksa.

Arka dan Dinda seketika menoleh ke arah Audrey. Keduanya begitu terkejut karena Audrey mendengar semua pembicaraan mereka.

"Drey, gue bisa jelasin," mohon Dinda sambil memegang pergelangan tangan Audrey.

Audrey menggelengkan kepalanya. Dia melepaskan tangan Dinda yang memegang pergelangan tangannya dengan paksa.

"Goodbye." Setelah mengucapkan itu Audrey pergi meninggalkan Arka dan Dinda yang diam mematung tanpa mau mendengar penjelasan keduanya.

***

TBC

jangan lupa untuk vote dan komen. follow juga Instagram @aniintnputri_ dan @wattpadaniintnptr_

MY POSSESSIVE HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang