CHAPTER 50 [END]

91.4K 4.7K 293
                                    

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Suara pintu terbuka membuat Alvaro bangun dari tidurnya. Tampak seorang dokter dan suster yang memasuki ruangan. Dokter tersebut sedang memeriksa keadaan Audrey. Ternyata gadis itu sudah lebih dulu bangun daripada dirinya.

Sembari mengucek mata, Alvaro mencoba memposisikan duduknya yang benar. Lehernya terasa sakit akibat tertidur di sofa. Setelah merenggangkan otot-ototnya, laki-laki itu berjalan menghampiri Audrey yang masih diperiksa dokter.

Dokter berkata bahwa Audrey sudah diperbolehkan pulang hari ini. Beliau juga menyarankan agar Audrey banyak beristirahat dan mengurangi aktivitas berat. Setelahnya, dokter dan suster itu berlalu meninggalkan ruangan.

Mendadak atmosfer di ruangan itu terasa hening. Alvaro sedari tadi hanya diam menatap Audrey yang memilin selimut, mungkin gadis itu merasa canggung. Perlahan wajah Alvaro mendekat, membuat hidung mereka bersentuhan. Deru napas Alvaro membuat Audrey gugup. Audrey menelan saliva dan refleks menutup mata. Melihat itu, Alvaro tersenyum tipis.

"Jangan lupa nanti mandi, kamu bau," bisik Alvaro, membuat pipi Audrey memerah menahan malu.

Setelah mengucapkan hal itu, Alvaro masuk ke dalam kamar mandi. Sebenarnya, Audrey belum diperbolehkan untuk pulang oleh Dokter, tapi Alvaro memaksa Dokter agar Audrey dirawat dirumah saja. Tujuannya saat ini adalah ingin menjelaskan sesuatu pada Audrey, dia tidak ingin ada kesalahpahaman di antara mereka.

Beberapa menit berselang, Alvaro keluar dengan handuk yang bertengger di pundaknya. Dia berjalan menghampiri Audrey yang mengobrol dengan seorang suster. Ternyata suster tersebut sedang melepaskan infus pada tangan Audrey.

"Suster apa saya boleh mandi?" tanya Audrey.

"Maaf, Anda belum diperbolehkan untuk mandi terlebih dahulu. Saya sarankan Anda untuk membasuh kulit dengan handuk basah," jelas suster tersebut.

Audrey yang mendengar ucapan tersebut mengerucutkan bibirnya, kesal. Yang ada di pikirannya saat ini, dia tidak boleh berdekatan dengan Alvaro. Alasannya karena dia bau, seperti yang diucapkan Alvaro.

"Kamu tetep wangi, Sayang, walaupun nggak mandi." Alvaro menatap wajah Audrey intens.

Audrey tidak menjawab ucapan Alvaro. Dengan langkah pelan gadis itu berjalan ke arah kamar mandi, berniat ganti baju. Entahlah, ucapan Alvaro membuat jantung Audrey berdegup kencang. Tanpa sadar, Alvaro tersenyum tipis. Gadisnya itu, sangat menggemaskan.

***

Saat ini, Alvaro dan Audrey sedang berada di mobil. Audrey bernapas lega karena akhirnya diperbolehkan pulang. Dia tidak ingin berlama-lama di rumah sakit yang menurutnya sangat tidak nyaman.

Audrey mengernyit bingung saat Alvaro melajukan mobilnya bukan ke arah apartemen.

"Kita mau ke mana? Ini bukan jalan ke arah apartemen atau pun rumah orang tua kita." Audrey mengernyit bingung.

"Kamu bakalan tahu nanti," jawab Alvaro yang masih fokus menyetir. Audrey memilih diam. Dia tidak tahu Alvaro akan membawanya ke mana. Gadis itu lantas mengalihkan perhatian ke arah luar jendela, menatap bangunan-bangunan mewah yang mereka lewati.

***

Audrey kembali mengernyitkan dahi saat Alvaro memberhentikan mobilnya di depan sebuah mansion mewah. Tepat di pintu gerbang, berdiri seorang perempuan yang Audrey kenali. Dia adalah perempuan yang pernah bersama Alvaro di Starbucks dulu.

Buat apa dia di sini? pikir Audrey.

Alvaro keluar dari mobil, lalu berjalan mengelilingi mobil guna membukakan pintu mobil untuk Audrey. Laki-laki itu kemudian menggenggam tangan Audrey dan berjalan ke arah perempuan tersebut.

MY POSSESSIVE HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang