CHAPTER 43

125K 7.4K 762
                                    

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

"Itu, Kak, geser kanan sedikit!" seru Felicia dengan heboh, membuatnya menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang.

"Sabar dong, Bocah!" Raka melirik kesal pada gadis cerewet di sampingnya.

Bagaimana tidak, Felicia meminta Raka untuk mendapatkan boneka besar yang ada di mesin pencapit. Butuh waktu yang lama dan ratusan ribu uang untuk Raka menuruti permintaan gadis itu. Dan akhirnya, setelah menempuh perjuangan dan memfokuskan konsentrasi, dia berhasil.

"Yeay dapet!" pekik Felicia sembari mengambil boneka yang didapatkan oleh Raka, lalu memeluknya erat.

Melihat hal itu, Audrey dan Bella saling berpandangan, lantas menggelengkan kepala. Keduanya sedang asyik memakan es krim, Vera izin ke toilet, sedangkan Bima sedari tadi sibuk menggoda seorang wanita untuk mendapatkan nomor ponsel wanita tersebut. Tapi sayang, rencananya tidak berhasil karena perempuan tersebut menampar Bima lalu meninggalkannya begitu saja. Surya entah ke mana, mungkin sedang berkeliling.

Mendadak, Vera kembali dengan raut wajah yang memerah, entah karena apa. Tak cukup sampai di situ, Vera terlihat aneh saat tiba-tiba dia merengek mengajak pulang.

"Pulang sekarang, yuk!" ajak Vera tampak gelisah.

Audrey sontak saja mengernyitkan dahi, tak biasanya gadis tersebut bersikap begini."Lo kenapa, Ver?"

"Pulang sekarang, ih!" rengek Vera, seperti anak kecil.

"Bentar, gue panggil mereka dulu," ucap Bella menunjuk ke arah Felicia dan Raka.

Bella pun menghampiri mereka. Bersamaan dengan itu, Surya datang dan berdiri tidak jauh dari Vera dengan raut wajah datarnya. Seketika Vera merasa gugup. Dengan kaku, dia menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Audrey. Saat Audrey hendak menanyakan apa yang terjadi pada Vera, suara Bima mengurungkan niatnya.

"Baru juga jam sembilan, gue belum dapet cewek nih," gerutu Bima yang datang bersama Felicia dan Raka.

"Siapa juga cewek yang mau sama lo," timpal Raka.

"Ayo pulang, ih!" Vera kembali merengek kesal, lalu menarik tangan Audrey. Sementara yang lainnya mengikuti dari belakang.

***

"SIALAN, SIAPA YANG BERANI CORET-CORET MOBIL GUE, BANGSAT!" pekik Felicia histeris saat melihat mobilnya penuh coretan.

Mobil mewah Felicia itu dipenuhi coretan pilox yang bertuliskan kata-kata kasar dan coretan abstrak. Entah siapa yang seberani itu untuk menodai mobil mewah gadis tersebut.

Dengan desisan-desisan kasar, Felicia mengambil ponsel dan menelpon sang daddy, meminta orang suruhan beliau untuk mengurus mobilnya yang satu ini. Dia mengatakan kepada daddy-nya bahwa saat ini dia diteror.

Tentu hal itu membuat daddy Felicia marah, beliau langsung menyuruh orang-orang suruhannya mencari siapa pelaku yang meneror putrinya.

"Terpaksa beli baru lagi!" keluh Felicia seraya memasukkan ponselnya.

"Orang kaya bebas!" celetuk Bima sambil menatap takjub ke arah Felicia.

MY POSSESSIVE HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang