CHAPTER 40

125K 7.5K 369
                                    

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Suara lonceng di pintu kafe berbunyi, sontak mengalihkan atensi Audrey. Gadis itu menoleh dan membulatkan mata saat melihat seorang laki-laki dan seorang perempuan berjalan bersisian. Audrey yang mengenali betul siapa laki-laki itu, mendadak merasakan sesak di dadanya.

Ya, itu adalah Alvaro.

Laki-laki itu duduk bersama seorang perempuan dan terlihat sangat asyik mengobrol bahkan sesekali tertawa. Bagas yang berada di sebelah Audrey tentu tahu apa yang membuat gadis itu terlihat sedih. Bagas mencoba mengalihkan perhatian Audrey dengan bertanya mengenai materi.

"Eh, Drey, ini maksudnya gimana, ya? Gue nggak ngerti, nih," ucap Bagas tiba-tiba, mengalihkan perhatian Audrey.

Audrey langsung menjelaskan materi yang ditanyakan Bagas dengan rinci. Selain mengalihkan perhatian Audrey, Bagas sebenarnya juga sekalian modus. Padahal, dia sudah memahami materi tersebut di luar kepala.

"Paham?" Bagas mengangguk paham.
Setelahnya, Audrey kembali menatap Alvaro yang masih asyik ngobrol dengan perempuan itu. Diam-diam dia merasa iri karena tidak bisa membuat Alvaro tertawa sedikit pun bila bersamanya. Bahkan untuk bicara dengan dia pun, laki-laki itu masih dingin dan cuek.

Alvaro yang merasa diperhatikan kontan menoleh ke kanan, dia tampak terkejut saat melihat Audrey yang menatap ke arahnya. Namun, dia berusaha cuek dan mengalihkan pandangan ke perempuan yang ada di depannya saat ini. Sakit rasanya melihat tatapan kecewa yang Audrey layangkan pada dirinya.

"Drey," panggil Bagas seraya menepuk bahu Audrey.

Audrey lantas menoleh ke arah Bagas. "Iya, kenapa?"

"Udah pada selesai nih, udah sore juga. Mau gue anter pulangnya?" Audrey pun mengangguk.

Mereka lantas mulai membereskan buku dan memasukkannya ke dalam tas. Sebelum melewati pintu kafe, Audrey sempat melirik ke arah Alvaro yang masih mengobrol dengan perempuan di hadapannya.

Audrey sadar diri bahwa dia dengan perempuan itu berbeda jauh. Perempuan itu sangat cantik dan mungkin sering skincare-an, tidak sepertinya yang hanya punya face wash dan bedak. Lagi, perempuan itu juga terlihat feminim dan anggun.

Audrey menghela napas berat seraya melanjutkan langkahnya mengikuti Bagas yang menariknya menuju parkiran.

Tanpa disadari, sedari tadi Alvaro memperhatikan interaksi Audrey dan Bagas. Ada rasa kesal di hati Alvaro melihat kedekatan Audrey dan Bagas. Dia merasa cemburu.

"Jadi gimana, Al?" tanya perempuan yang ada di depan Alvaro.

"Gue setuju," jawab Alvaro mantap.

***

"Makasih udah nganterin gue pulang," ucap Audrey seraya menyerahkan helm kepada Bagas.

"Sama-sama," balas Bagas seraya mengacak-acak rambut Audrey.

Dari kejauhan, seseorang tampak mengamati mereka dengan seringaian licik yang tampak menyeramkan.

"Lihat saja nanti." Orang itu menatap penuh kebencian pada Audrey.

Setelah memastikan Bagas hilang dari pandangannya, Audrey melangkahkan kaki memasuki gedung apartemen. Hari ini dia begitu lelah. Jadi dia memutuskan untuk mandi dan langsung tidur. Gadis itu tidak berniat memasak untuk makan malam karena mungkin Alvaro sudah makan. Percuma juga dia memasak bila makanan yang dia buat tidak disentuh sama sekali oleh Alvaro.

Mengingat kejadian di kafe tadi membuat dada Audrey sesak. dia memutuskan untuk berendam di bathtub sejenak. Mencoba menenangkan hati dan pikirannya.

***

TBC

jangan lupa untuk vote dan komen. follow juga Instagram @aniintnputri_ dan @wattpadaniintnptr_

MY POSSESSIVE HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang