CHAPTER 11

173K 11.3K 172
                                    

WAJIB SPAM KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA.

Alvaro baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah. Tiba-tiba, ponsel Alvaro berdering, panggilan telepon masuk dari sekretaris di kantornya.

"Ada apa?" tanya Alvaro datar.

"Satu jam lagi Bapak ada meeting dengan Pak Sadewo," ucap sekretarisnya di seberang sana.

Alvaro mengernyitkan dahinya. Seingatnya, tidak ada jadwal meeting apapun hari ini. "Kenapa mendadak?"

"Pak Sadewo yang mengajukan meeting ini, Pak. Beliau mengatakan, ada hal penting yang harus di diskusikan mengenai proyek yang telah disepakati."

"Saya ke sana." Alvaro langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Dengan cepat, Alvaro mengirim pesan pada Audrey.

Alvaro
Maaf, saya nggak bisa antar kamu pulang, ada urusan di kantor.

Audrey
Iya

Setelah membaca pesan singkat Audrey, Alvaro melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah. Dia harus segera sampai di kantor sebelum Sadewo datang terlebih dahulu di kantornya.

Saat Alvaro sampai di parkiran sekolah, dia melihat Audrey yang sedang mengobrol dengan laki-laki.

Alvaro mengamati perbincangan mereka dari jauh. Tidak lama kemudian, Audrey menaiki motor laki-laki itu dan motor tersebut melaju meninggalkan gerbang sekolah.

Mengapa Audrey pulang dengan laki-laki itu? Rasanya, Alvaro tidak suka bila Audrey berdekatan dengan laki-laki lain selain dirinya.

***

Ketika Alvaro tengah menandatangani berkas penting, sekretarisnya masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Meeting akan di mulai sepuluh menit lagi, Pak," ucap Freya.

"Ruang meeting sudah siap?" tanya Alvaro tanpa menatap ke arah Freya.

Freya mengangguk. "Sudah, Pak ... "

"Kalau begitu, siapkan berkas-berkasnya sekarang," ucap Alvaro datar. Dia menyudahi kegiatannya untuk menandatangani berkas-berkas penting.

Alvaro menghela nafas kasar, dia benar-benar ingin segera pulang dan menginterogasi Audrey.

***

Kala Audrey berjalan sendirian keluar gerbang, seseorang membuat Audrey kaget dengan suara klakson motor.

"Ehh, Eneng, sendirian aja," goda Bagas. Laki-laki itu tersenyum tipis saat melihat raut wajah Audrey yang kaget saat tadi di klakson olehnya.

"Lo ngagetin aja," gerutu Audrey menatap kesal ke arah Bagas.

"Pulang sendiri?" tanya Bagas.

"Mm ... iya."

"Mau pulang bareng?" tawar Bagas.

"Enggak mau!" Tanpa pikir panjang, Audrey langsung menolak ajakan Bagas.

"Ayo, gue anter. Gratis kok buat, Eneng," kekeh Bagas. Dalam hati, Bagas berharap agar Audrey menerima tawarannya.

Audrey ikut terkekeh. Setelah dipikir-pikir, Audrey menerima tawaran Bagas. Hal itu pun membuat Bagas senang.

"Ehh ... rumah lo di mana?" tanya Bagas yang baru melajukan motornya.

"Apartemen aja, di jalan Kencana," jawab Audrey.

"Kok, lo tinggalnya di Apartemen?" tanya Bagas penasaran. "Emang orang tua lo ke mana?"

Pertanyaan yang diucapkan oleh Bagas membuat Audrey sedikit gugup.

"Ada, kok. Gue tinggal di Apartemen nemenin sepupu gue," jawab Audrey tidak kehabisan akal.

Bagas manggut-manggut, percaya dengan jawaban yang diberikan oleh Audrey membuat si empunya bernafas lega.

Beberapa saat kemudian, Bagas dan Audrey telah sampai di apartemen yang dimaksud oleh Audrey.

"Makasih Bagas udah nganterin gue pulang," ucap Audrey setelah turun dari motor Bagas.

Bagas tersenyum manis pada Audrey, lalu mengangguk. "Sama-sama, cantik."

Audrey membalikkan tubuhnya, hendak memasuki apartemen tapi langsung di cegah oleh Bagas.

"Kenapa?" tanya Audrey.

"Mm ... gue boleh minta nomor ponsel lo?" tanya Bagas sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Boleh, mana ponsel lo?" Buru-buru Bagas menyerahkan ponselnya pada Audrey. Setelah Bagas menyerahkan ponselnya, Audrey langsung mengetik nomor ponselnya.

"Makasih, Drey." Audrey mengangguk, lalu berjalan memasuki apartemen.

"YES!" sorak Bagas setelah Audrey mulai menjauh. Bagas benar-benar merasa senang karena mendapatkan nomor ponsel Audrey dengan mudahnya.

Audrey memasuki password apartemen. Setelah pintu terbuka, Audrey menyimpan tas di atas meja belajar, lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

***

Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 7 malam. Hasil masakannya telah terhidang di atas meja makan. Sambil menunggu suaminya pulang, Audrey memutuskan untuk menonton televisi terlebih dahulu.

Ceklek

Audrey menoleh ke arah pintu. Alvaro menutup pintu apartemen, lalu berjalan menuju ke arahnya dan duduk di sofa, tepat disebelahnya.

Alvaro menatap tajam ke arah Audrey membuat si empunya bingung. Ada apa dengan suaminya? Merasa takut, Audrey memilih mengalihkan pandangannya ke arah televisi yang menayangkan film Titanic.

Audrey dibuat kaget saat dengan tiba-tiba Alvaro menarik pinggangnya agar lebih dekat dengan tubuh pria itu. Perlahan, Alvaro memajukan wajahnya dan refleks Audrey memejamkan matanya.

Hingga-Alvaro mencubit pipi Audrey sangking gemasnya. Seketika Audrey membuka matanya, lalu menatap Alvaro dengan pipi yang memerah seperti kepiting rebus.

"Kamu pikir, saya bakalan cium kamu?" tanya Alvaro

Audrey tidak menjawab, gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah lain tanpa mau menatap wajah Alvaro.

Alvaro terkekeh melihat Audrey yang malu-malu. Dia menjauhkan tangannya dari pinggang Audrey.

"Kamu tadi pulang sama siapa?" tanya Alvaro yang baru saja ingat ingin menanyakan hal ini sedari tadi.

"Oh, itu Bagas," jawab Audrey seakan tahu siapa yang dimaksud oleh Alvaro. "Dia temen Audrey di sekolah."

Alvaro manggut-manggut. Dia ingin bertanya lebih, tapi di urungkan niatnya lantaran gengsi. "Kamu masak?"

"Iya, Kak Alvaro mau makan?"

"Mau mandi dulu," balas Alvaro, lalu berjalan memasuki kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, Alvaro tidak mendapati sosok Audrey di kamar. Mungkin Audrey berada di ruang makan, pikirnya.

Mata Alvaro tidak sengaja melihat ke arah ponsel Audrey yang baru saja terdapat notifikasi pesan masuk. Merasa penasaran, Alvaro mengecek ponsel Audrey yang tidak dikunci.

+628xxxxxxxxx
Hai, Drey.
Gue Bagas.
Save back ya:)

Alvaro menatap tidak suka pesan yang baru saja di kirim oleh Bagas. Kenapa Audrey memberi nomor ponselnya ke dia?

Daripada memikirkan yang tidak-tidak, Alvaro memutuskan untuk keluar kamar, menghampiri Audrey untuk makan malam bersama.

***

TBC

jangan lupa untuk vote dan komen. follow juga Instagram @aniintnputri_ dan @wattpadaniintnptr_

MY POSSESSIVE HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang