Chapter 3 Hope [EDITED]

1.7K 142 6
                                    

Menuju ke studio radio tempatnya rekaman, hari ini Riku berangkat sendiri. Beruntung ia mengingat beberapa tips untuk memesan taksi dan menentukan arah kemana ia pergi. Ya semua itu berkat kerja keras seseorang, jelas kehormatan ini di berikan sepenuhnya untuk Iori yang tak pernah absen untuk merecokinya menjelaskan banyak hal secara berulang kali. Meski biasanya Riku selalu mengutuknya karena porsi ceramah Iori yang semakin besar di hidupnya, setidaknya kali ini ia bisa mensyukurinya untuk hari ini.

"Konnichiwa minna-san," sapa Riku tersenyum lebar begitu memasuki ruangan. Melihat satu persatu raut wajah yang sudah tak asing lagi membuat Riku merasa nyaman bekerja sama disana.

Dengan wajah yang lebih cerah, para staff membalas senyumnya seolah seluruh rasa lelah mereka hilang seketika, "Ah konichiwa Riku-kun," balas staff disana

"Hari ini mohon kerja samanya juga," ucap Riku membungkukkan badannnya. Hingga beberapa saat matanya sedikit menyendu merasa ada yang kurang dari dirinya.

"Ehm mari kita bekerja keras," balas salah seorang staff tersenyum lebar.

"Ha'i," Riku tersenyum lebar, ia cukup gugup sebenarnya karena petama kalinya menemui staff sendirian. 'Tidak, tidak boleh berpikiran seperti itu. Iori pasti akan datang,' dalam hatinya ia kembali menyakinkan dirinya dan menggelengkan kepalanya pelan untuk mengenyahkan kekhawatirannya.

"Etto kau hari ini sendirian Rii-chan?" tanya staff perempuan disana, sangat jarang melihat keduanya datang secara terpisah.

"Eh, Rii-chan?" Riku yang tersadar merasa wajahnya seketika memanas, terkejut dengan nama panggilannya hingga semburat malu tak bisa ia tutupi lagi karena wajahnya sudah terlanjur merah.

"Apa tidak boleh? Kau sangat imut aku tidak tahan ehehehe," jawab staff itu terkekeh gemas, "Hah lain kali kau harus bisa mengendalikan dirimu," tegur kepala staff menegurnya dengan candaan. Suasana kerja yang cerah dan ringan seperti ini adalah hal yang ingin ia bangun, dan sepertinya baik staff dan talent sama-sama memiliki pemikiran yang sama.

"Eh tidak, tidak apa-apa, aku hanya merasa senang," ujar Riku menenangkan tertawa canggung, beruntung warna wajahnya sudah lebih baik.

"Horaa yappari Rii-chan wa kawai desu," ujar staff itu tersenyum gemas berusaha mati-matian agar tidak menerjangnya dan menarik kedua pipi tembemnya.

Riku tertawa gugup, "Ah soal Iori dia ada urusan sebentar maaf karena tidak datang di saatyang sama, dan manajer sedang menemani Yamato-san ditempat syuting," Riku menjelaskan situasinya kembali meluruskan topik pembicaraan mereka.

"Tidak masalah, lagi pula masih ada waktu cukup lama," balas staff itu, hingga terdengar suara mengintrupsi mereka diiringi pintu yang berderit terbuka,

"Konnichiwa minna-san, maaf atas keterlambatannya. Hari ini mohon kerjasamanya," ucap orang itu yang tak lain adalah Iori sambil membungkukkan badannya 90º.

"Iori-kun tak apa masih ada waktu, kalau begitu mari kita mulai."

"Iori ...." Riku tersenyum lembut merasa tenang seketika melihat kedatangannya, menyadari tatapan Riku tertuju padanya, Iori ikut tersenyum dan mengangguk memberikan jawaban tersirat bahwa semuanya baik-baik saja.

Proses rekaman berjalan mulus, topik obrolan ringan yang telah di rancang berhasil mereka berdua sampaikan dengan baik kepada para pendengar, bahkan komentar serta kiriman permintaan yang masuk juga cukup banyak hingga mereka harus memilahnya untuk menerima beberapa saja mengingat durasi yang terbatas.

Melihat para staff yang telah membenahi beberapa peralatan yang ada membuat ia hampir kehilangan jejak partnernya sebelum suara pintu tertutup menyadarkannya segera. "Ah sial, aku lupa," ujarnya merutuki diri sendiri. Dengan cepat ia menyambar tasnya, tak lupa berpamitan seadanya dengan para staff yang ada.

ID7 Fanfic - The Way of Song [MAJOR EDITING] ✅Where stories live. Discover now